Loading

Rabu, 22 Mei 2013

Hobiku Pembawa Rezekiku

Membuat kue sudah menjadi hobiku sejak SMP. Bermain-main dengan tepung terigu, gula tepung, telur, mentega, aneka macam essence, pernak-pernik penghias kue , juga cetakan kue dengan bentuk unik dan lucu membuatku sering lupa dengan waktu. Semua hobi itu berawal dari mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Murid-murid sekarang mungkin merasa asing dengan mata pelajaran yang satu ini, karena mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga sekarang sudah dihapus dari kurikulum sekolah.

Melalui pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga saya mendapatkan banyak ilmu memasak dan membuat kue. Sayang sekali mata pelajaran tersebut sudah dihapus dari kurikulum padahal manfaatnya cukup banyak bagi murid, salah satunya membuat murid untuk mau terjun ke dapur. Yaitu dengan cara mempraktekkan aneka macam resep masakan dan kue.

Setiap kali selesai praktek satu buah resep di sekolah, biasanya orang tua akan meminta untuk mengulang kembali resep tersebut di rumah. Walaupun adakalanya setelah itu kondisi dapur menjadi sangat berantakan, dan hampir sebagian besar perkakas keluar semua padahal cuma membuat satu macam resep, ha........kalau mengingat itu semua lucu sekali. Ingat semua kehebohan di dapur.
Semua hasil praktek di dapur biasanya hanya dikonsumsi oleh anggota keluarga. Karena sering mendapat pujian saya jadi tertarik untuk mencoba menawarkannya pada beberapa saudara, tetangga dan juga teman-teman sekolah. Ternyata hasilnya tidak mengecewakan dan senang sekali rasanya bisa punya uang saku dari hasil keringat sendiri. Apalagi jika menjelang hari raya yang biasanya menjadi masa panen. Tapi saat itu saya belum menggeluti usaha ini dengan serius karena masih harus menyelesaikan pendidikan formal. Jadi semua pekerjaan hanya dilakukan disaat libur sekolah, dengan dibantu oleh keponakan-keponakan yang tiap libur selalu berkumpul di rumah. Dan mereka juga senang ikut membantu karena mereka juga akan mendapat uang jajan sebagai upahnya.

Sampai akhirnya setelah menikah dan krisis ekonomi mulai melanda negara kita, banyak perusahaan yang akhirnya gulung tikar. Perusahaan tempat suami bekerja juga terkena imbasnya. Perusahaannya menerapkan sistem pengurangan jam kerja, tentu saja berdampak pada gaji karyawan yang adakalanya terlambat dibayarkan. Hal ini berpengaruh pada ekonomi keluarga kami. Padahal saat itu kami baru mulai membangun kehidupan baru dan  juga masih hidup terpisah. Saya dan suami hanya bisa bertemu pada akhir pekan, dengan bolak balik dari satu kota tempatnya bekerja, ke kota tempat saya dan keluarga tinggal  tentu membutuhkan ongkos tambahan. Dari sanalah saya mulai berpikir serius untuk memulai usaha yang dimulai dari hobi.

Mengapa akhirnya saya memilih usaha ini karena selain hobi, juga modal yang diperlukan tidak terlalu besar dan yang terpenting perputaran uangnya cepat. Misalnya pagi hari produksi sore hari hasilnya sudah bisa diterima. Karena permintaan kue kering tidak sebanyak menjelang hari-hari raya, saya berpikir untuk membuat kue-kue basah yang permintaan setiap harinya cukup tinggi. Kemudian dititipkan di beberapa toko kue dengan sistem konsinyasi.Ternyata tidak disangka pesanan terus mengalir termasuk pesanan kue dari beberapa kantor untuk snack rapat. Keuntungan lain usaha yang dimulai dari hobi adalah tidak mudah bosan.

Namun untuk terjun di bisnis makanan harus kreatif dan inovatif, karena konsumen biasanya cepat jenuh dengan satu jenis kue. Sehingga sebagai produsen harus pandai membaca pasar kira-kira jenis makanan apa yang sedang disukai oleh konsumen. Untuk menambah ilmu dan inovasi produk, saya peroleh dari beberapa kursus, demo dan juga resep dari beberapa majalah yang dulu sempat saya buat klipping. Resep tersebut diuji coba untuk mendapatkan hasil yang pas. Selain rajin menambah ilmu juga produk yang kita miliki sebaiknya memiliki ciri khas yang membedakan dengan produk sejenis. Untuk semua jenis produk saya tidak pernah memakai bahan pengawet juga bahan pengganti. Misalnya untuk gula saya selalu memakai gula asli tanpa dicampur dengan pemanis buatan, pewarna juga memakai pewarna khusus untuk makanan, dengan satu alasan anak-anak saya juga memakan kue-kue ini sehingga saya tidak ingin meracuni anak-anak dengan bahan yang tidak alami.

Untuk kue-kue kering saya cenderung membuat dengan ukuran kecil, walaupun proses pengerjaannya menjadi cukup lama tapi itu menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Karena selain bentuknya mungil juga isinya banyak dalam satu toples sehingga tidak cepat habis saat disajikan, begitu ungkap konsumen saya.Walaupun hasil produksi kue kering saya belum setenar  Ina Cookies dan J and C, juga hasil kue-kue basah saya hanya dikenal di kota Bandung tempat saya tinggal, dengan nama BIKINAKU  sudah cukup bagi saya untuk bisa membantu perekonomian keluarga.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ibu Saodah guru PKK ketika SMP yang telah mengenalkan saya untuk mencintai dapur dan mengenalkan beberapa resep untuk diuji cobakan. Dan akhirnya semua ilmu itu kelak di kemudian hari betul-betul sangat bermanfaat untuk menopang ekonomi keluarga. Bisnis rumahan yang dimulai dari hobi bisa dikerjakan oleh siapa saja, terutama bagi seorang wanita/Ibu yang ingin tetap berbisnis dengan tidak melepaskan kewajibannya sebagai istri dan juga ibu.

Postingan ini diikut sertakan dalam  Give Away : Perempuan dan Bisnis

Beberapa contoh kue hasil produksiku :

 Nastar
                                         
 Kupu-Kupu Coklat

 Choco Stick

Kaastengel

Kemasan Ekonomis




4 komentar:

  1. terima kasih sudah turut serta di Give Away : Perempuan dan Bisnis ya mba Tizara, good luck ;)

    kastengelnya koq gak ada mba, itu favoritku :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 mbak Uniek, Kaastengelnya lupa gak ke upload, he..........

      Hapus
  2. Kue-kuenya bagus-bagus banget Mba, pasti enak ya ?

    Sukses selalu
    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. He..........terima kasih, dijamin enak dan halal

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...