Loading

Kamis, 20 Desember 2012

Ada tambahan biaya pada Kuitansi PDAM



 1355982302940422841



Pernahkah anda memeriksa kwitansi pembayaran PDAM   jika anda sebagai pelanggan setia PDAM ? Pada kwitansi akan terlihat bahwa selain membayar air bersih andapun harus membayar retribusi air kotor. Mengapa ada tagihan untuk retribusi air kotor padahal tujuan konsumen menjadi pelanggan PDAM adalah untuk mendapatkan air bersih bukan untuk mendapatkan air kotor !
Sebagai pelanggan PDAM  kota Bandung  awalnya saya tidak mengetahui tentang adanya  retribusi ini , dan ternyata masih banyak pelanggan lain yang juga  tidak mengetahui tentang  retribusi ini. 


Tujuan saya menjadi pelanggan PDAM adalah untuk mendapatkan air bersih  setelah kualitas air tanah yang selama ini dipakai tidak bagus lagi.  Selain airnya kekuning-kuningan juga tercium aroma bau besi yang sangat kuat terutama dipagi hari, akhirnya kami memutuskan untuk mendapatkan air bersih dengan  menjadi pelanggan PDAM. Meskipun demikian tidak sepenuhnya kebutuhan air keluarga kami  tergantung pada pasokan air PDAM. Air PDAM ini hanya di pakai untuk keperluan masak, minum dan mandi, sementara untuk kebutuhan cuci mencuci tetap mempergunakan air tanah tujuannya satu PENGHEMATAN.

Walaupun sudah diusahakan sehemat mungkin tapi tetap saja tagihan membengkak  bahkan akhir-akhir ini melewati batas pembayaran yang biasa dilakukan, selidik punya selidik ternyata sebagai pelanggan air bersih  konsumenpun masih dibebani biaya tambahan  yaitu biaya untuk  retribusi air kotor.

Direktur air limbah PDAM kota Bandung  Ir. Pian Sopian menyatakan retribusi itu merupakan biaya untuk perawatan atau pemeliharaan saluran air kotor. Besaran retribusi itu adalah 30% dari total penggunaan air bersih. Kegunaan  retribusi air kotor bagi pelanggan  adalah untuk  penyedotan septic tank. Apabila pelanggan PDAM memerlukan penyedotan septic tank maka tidak akan dikenakan biaya , sementara bagi masyarak non pelanggan akan dikenakan tarif sebesar Rp 75.000 untuk transportasi dan penyedotan Rp 10.000/m3 untuk penyedotan lumpurnya.

Sayang sekali banyak pelanggan yang tidak mengetahui adanya retribusi ini, karena PDAM  kota Bandung tidak pernah melakukan  sosialisasi   tentang retribusi air kotor ini pada konsumen dari pertama kali mereka mengajukan permohonan sebagai pelanggan PDAM. Pelanggan, baru mengetahui adanya retribusi air kotor setelah melakukan pembayaran retribusi air bersih. Padahal persentase yang dikenakan untuk retribusi air kotor ini cukup besar yaitu 30% dari total pemakaian air bersih.

Tips bagi anda pelanggan PDAM adalah catat baik-baik jumlah pemakaian air bersih, dan kemudian tulislah dipapan yang bisa terlihat dengan mudah oleh petugas pencatat PDAM, karena bila tidak petugas pencatat akan menulis sekenanya saja jumlah pemakaian air bersih anda dan itu tentu saja bisa merugikan anda sendiri sebagai pelanggan PDAM.  Dan bila tagihan air bersih anda tiba-tiba melonjak tidak seperti biasanya segeralah melakukan pengaduan dengan membawa kwitansi pembayaran bulan-bulan sebelumnya karena bisa jadi ada kesalahan pencatatan dari petugas, kesalahan pencatatan bisa fatal akibatnya bagi konsumen. Semoga bermanfaat

Senin, 10 Desember 2012

TV sebagai media Sosialisasi dan pembelajaran bagi anak




Tak berlebih kiranya bila dikatakan kalau kini televisi sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat. Lalu bagaimana sebaiknya cara kita sebagai orang tua menanggapi hal ini? Tentu tak mungkin kita seluas-luasnya memerdekakan anak menonton TV, apalagi ketika anak-anak sudah bersekolah dan pasti punya kewajiban belajar.

Orang tua jangan cepat-cepat mengecam siaran TV sebagai momok yang menakutkan yang dapat menghancurkan masa depan anak, jadi harus dimusuhi dan dibasmi. Justru siaran TV itu bisa dimanfaatkan anak sebagai alat komunikasi dan menjalin hubungan pertemanan dengan anak lain yang sebaya.
Misalnya film sponge bob atau dora the explorer dapat diambil sebagai bahan obrolan, tanpa terasa kontak sosial terjadi. Anakpun sudah belajar bersosialisasi. Kelak setelah remaja dan dewasa ia tak canggung berhubungan dengan orang lain.

Lalu bagaimana bila ada siaran yang dirasa kurang pas untuk anak seusia mereka? Jika kebetulan memergoki situasi semacam itu jangan segera mematikan TV, atau mengkuliahi anak apalagi memarahi anak, sebab hasilnya tidak akan menjadi lebih baik. Anak bukannya memahami pesan orang tua bahkan berbalik mencuri-curi kesempatan menonton.
Sebaiknya biarkan saja menonton tapi sebagai orang tua kita tetap mendampingi, kesempatan ini dipakai untuk membuka dialog dua arah antara anak dan orang tua. Caranya ajak mereka berbincang tentang film yang tengah ditayangkan dilayar kaca.
Misalnya jika sedang diputar film petualangan anak baik, pancing pendapat mereka relevan atau tidak penilaian yang ditujukan pada anak tersebut. Sementara itu coba perhatikan reaksi mereka  apakah anak bisa memahami perbuatan yang salah dan benar.
Selain itu, orang tua juga sebaiknya lebih berhati-hati terhadap film anak-anak yang cenderung menampilkan kekerasan fisik. Perkelahian, peperangan dan pergulatan fisik dalam kekerasan. Karena tak jarang orang tua dijadikan objek kekerasan, kesannya tidak enak. Anak bukannya diajarkan sikap cinta kasih tetapi lebih dipancing untuk berlaga, memamerkan kemampuan yang sebenarnya melecehkan hak orang lain.

Anak yang hanya mempunyai TV sebagai satu-satunya teman, pasti akan membatasi waktunya menonton, tanpa dipaksa anak akan merasa jenuh dengan sendirinya. Ibaratnya jika disodorkan makanan dalam jumlah banyak pasti nafsu makan tak terlalu besar, rasanya perut sudah kenyang duluan dengan melihatnya. Begitu juga halnya dengan kebiasaan anak menonton TV.
Tapi keputusan menyiasati masalah ini terserah pada kebijakan orang tua, jika perasaan was-was masih juga menghantui , anak bisa disibukan dengan kegiatan yang lain misalnya olah raga, musik atau kesenian lainnya diluar jam sekolahnya. Bisa juga sejak dini anak dilatih untuk gemar membaca.

Namun pada prinsipnya orang tua memang harus mengikuti perkembangan anak, termasuk mengenai impian, pemikiran dan sikap hidup mereka. Salah satu sumber yang bisa membuka wawasan berpikir anak adalah televisi, karena harus diakui juga televisi banyak memberi masukan pengetahuan dan perkembangan aktual di mancanegara.