Loading

Kamis, 06 Juni 2013

Post Polio Syndrom, Dampak dari Virus Polio

Post Polio Syndrom ( PPS ) adalah suatu kondisi setelah sembuh dari serangan akut awal dari virus polio.  Paling sering penderita polio mulai mengalami pelemahan baru dan bertahap pada otot yang sebelumnya terkena polio. Gejala yang paling umum terjadi adalah berupa pelemahan otot progresif lambat, kelelahan ( baik umum dan berotot ), dan penurunan bertahap dalam ukuran otot ( atrofi otot ). Nyeri dari degenerasi sendi dan meningkatkan kelainan bentuk tulang seperti skoliosis ( kelengkungan tulang belakang ) adalah yang biasa mendahului kelemahan dan atrofi otot. Adakalanya juga terjadi gangguan pernafasan.

Akhir-akhir ini saya sering merasa sakit dibagian punggung, mudah cape, lelah, kaki mudah pegal apalagi jika sudah bepergian atau berjalan cukup jauh., juga seringkali mengalami kesulitan tidur. Padahal dulu hal-hal yang sudah disebutkan tidak pernah saya rasakan. Saat hamil dan setelah melahirkan rasa sakit dipunggung semakin menjadi, adakalanya untuk merebahkan diri saja harus pelan-pelan , karena tidak tahan dengan rasa sakitnya.Saya mulai mencari-cari penyebabnya, mungkinkah telah terjadi kelengkungan pada tulang belakang  (Skoliosis) ? Apakah ini juga ada kaitannya dengan Polio saya  ?


Pada usia 2 tahun , virus Polio menghantam tubuh saya yang tidak sempat menerima imunisasi. Disini cerita saya saat virus itu datang menyerang. Didorong oleh rasa ingin tahu apa yang menyebabkan kondisi tubuh sekarang jadi mudah lelah dan cape, juga hal-hal lainnya yang dirasakan seperti nyeri punggung, nyeri pinggang jika terlalu lama duduk dan mudah sekali pegal terutama didaerah kaki . Saya mulai mencari-cari  tahu apakah ini dampak dari polio.  Melalui berbagai referensi diperoleh suatu jawaban dampak yang akan dirasakan oleh mereka yang mengalami disabilitas akibat dari virus polio, yaitu apa yang disebut dengan Post Polio Syndrom.

Siapa yang berisiko terkena PPS ?
  • Penderita polio adalah mereka yang dapat memiliki gangguan PPS
  • Tingkat keparahan, kelemahan, dan cacat setelah sembuh dari polio, cenderung merupakan risiko relatif berkembangnya PPS
  • Individu yang mengalami serangan polio ringan, mungkin mengalami gejala PPS yang ringan. Mereka yang lebih akut terkena virus polio dan yang mencapai pemulihan minimal , mungkin mengalami kasus PPS yang lebih parah dengan kerugian lebih besar dari fungsi otot dan kelelahan yang lebih hebat.
  • PPS mulai terjadi rata-rata setelah 30 - 35 tahun setelah serangan penyakit polio.
Apa yang Menyebabkan PPS ?

Penyebab PPS tidak diketahui secara pasti, tetapi para ahli mengatakan ada beberapa teori untuk menjelaskan fenomena mulai dari kelelahan sel saraf bekerja terlalu keras, kerusakan otak yang dimungkinkan dari inveksi virus dengan kombinasi mekanismenya.

Kelemahan baru PPS tampaknya berhubungan dengan degenerasi terminal saraf individu dalam unit motorik. Sebuah unit motor dibentuk oleh sel saraf ( motor neuron ) di sumsum tulang belakang atau batang otak dan serat otot akan mengaktifkannya.

Masa penggunaan yang berat akan menambah stres ke motor neuron, dimana dari waktu ke waktu akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan tuntutan kerja yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan kerusakan secara bertahap dari neuron, yang menyebabkan hilangnya kekuatan otot.

Pemulihan fungsi saraf dapat terjadi pula dibeberapa serat, tapi akhirnya kerusakan saraf terminal dan kelemahan permanen akan terjadi. Hipotesis ini menjelaskan mengapa PPS terjadi beberapa waktu kemudian dan memiliki periode lambat dan bertahap.

Setelah beberapa tahun penelitian, para ilmuwan di National Institute of Neurological Distruption and Stroke (NINDS), dan lembaga-lembaga lainnya telah menunjukkan bahwa PPS berlangsung sangat lambat. Hal ini ditandai dengan periode yang relatif stabil, diselingi dengan periode penurunan.


Apakah PPS bisa diobati ?
Saat ini tidak ada pengobatan farmasi yang efektif yang dapat menghentikan kerusakan atau membalikkan defisit yang disebabkan oleh PPS.

Namun sejumlah studi terkontrol telah menunjukkan bahwa latihan yang nonfatiguing, dapat meningkatkan kekuatan otot dan mengurangi kelelahan.

Para peneliti di National Institute of Health (NIH) telah mencoba mengobati mereka yang mengalami PPS dengan dosis tinggi prednison dan menunjukkan peningkatan ringan steroid, tetapi hasilnya tidak signifikan. Namun efek samping dari pengobatan melebihi manfaat yang diperolehnya.

Apakah Olah Raga Bisa Membantu Proses Pengobatan PPS ? 
Rasa Nyeri, kelemahan dan kelelahan bisa terjadi akibat terlalu sering menggunakan otot dan sendi. Gejala yang sama juga bisa terjadi akibat tidak digunakannya otot dan sendi.

Latihan aman dan efektif bisa dilakukan dengan hati-hati dan dipantau oleh para profesional yang berpengalaman.

Pelatihan Cardiopulmonary biasanya lebih efektif daripada latihan penguatan, terutama bila kegiatan yang memungkinkan lebih sering istirahat dan strategi tepat yang digunakan untuk menghemat energi.

Latihan resistif berat atau intens dan angkat berat menggunakan otot-otot polio yang terkena, mungkin menjadi kontraproduktif. Karena hal ini dapat melemahkan daripada memperkuat otot-otot ini.


Bisakah PPS Dicegah ?
Para dokter menyarankan agar penderita polio mendapatkan tidur malam yang baik, mempertahankan diet yang seimbang, menghindari kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok dan makan berlebihan dan mengikuti program latihan yang ditentukan. Perubahan gaya hidup, seperti mengontrol berat badan, penggunaan alat bantu dan memakai obat anti-inflamasi tertentu, dapat membantu mengurangi beberapa gejala PPS.


10 Hal Yang Dianjurkan untuk Penderita PPS

  1. Dengarkan Diri Sendiri. Langkah pertama dalam mengobati PPS adalah mendengarkan diri sendiri. Apa yang anda rasakan secara fisik dan emosional, dan mengapa gangguan terjadi. Alat yang paling kuat dalam mengobati PPS adalah catatan harian masing-masing, perhatikan kaitan antara aktifitas dengan gejala yang terjadi. " Jangan mendengarkan saran-saran penjual vitamin/herbal bahwa produknya bisa menyembuhkan PPS, atau mendengarkan pengaruh orang disekitar anda. Dengarkan tubuh anda sendiri bukan sibuk mempertimbangkan pendapat orang lain. Karena hanya anda sendiri yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tubuh anda".
  2. Kegiatan Bukan Latihan. Penderita polio sering percaya bahwa melakukan latihan berjalan jauh, bersepeda secara berat, atau naik turun tangga maka akan meningkatkan kekuatan ototnya. Padahal semakin sering menggunakan otot maka semakin anda kehilangan kekuatan. Otot yang terkena polio kehilangan setidaknya 60% dari neuron motor mereka, bahkan anggota badan yang anda pikir tidak terpengaruh oleh polio kehilangan sekitar 40% neuron motornya. Perlu diperhatikan bahwa penderita polio dengan kelemahan otot ringan, kehilangan rata-rata 7% dari neuron motor mereka per tahunnya. Sementara mereka yang mengalami polio cukup parah dapat kehilangan neuron motoriknya hingga 50% per tahun. Sehingga anda perlu mengganti atau melestarikan neuron motor. " Peregangan dapat membantu rasa sakit dan latihan yang tidak melelahkan untuk otot tertentu dapat mencegah kehilangan kekuatan setelah sebelumnya mendapatkan brace. Penderita Polio perlu bekerja lebih cerdas bukan lebih keras "
  3. Berhenti Bukan Hanya Beristirahat. Penelitian tindak lanjut menunjukkan bahwa melakukan aktifitas 15 menit dan istirahat dengan tidak melakukan apa-apa selama 15 menit, adalah salah satu pengobatan yang paling efektif untuk gejala PPS. Studi lain menunjukkan bahwa penderita polio yang melakukan pekerjaan mondar mandir dan kemudian beristirahat untuk jumlah waktu yang sama, bisa melakukan pekerjaan 240% lebih banyak daripada melakukannya secara terus menerus. Penderita yang mengambil istirahat dari kegiatan mondar mandir dan kemudian menyimpan energi yang sama dapat memiliki hingga 22% lebih sedikit rasa sakit, kelemahan dan kelelahan. Penderita polio yang menolak terapi memiliki 21% lebih lelah dan 76% lebih lemah. " Untuk penderita polio lambat dan mantap merupakan cara mengatasi permasalahan ".
  4. Kruk Bukan Hanya Tongkat., dan menggunakan Brace bukanlah tanda dari suatu kegagalan atau menyerah. Menggunakan Brace, berarti menggunakan tiga kali lebih sedikit energi dan berjalan yang nampak lebih baik. Jadi mengapa tidak menggunakan brace, tongkat, kruk, kursi roda atau skuter, jika semua alat tersebut dapat mengurangi gejala PPS.
  5. Katakan "Tidak" untuk Obat-obatan kecuali, lima studi yang dilakukan telah gagal untuk menemukan obat yang dapat mengobati PPS. Dan sampai sekarang belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa obat herbal atau magnet dapat mengurangi gejala. Penderita polio tidak boleh berpikir bahwa mereka dapat berjalan dengan sendirinya, dengan menerapkan magnet atau pop pil, dan berharap PPS akan hilang. " Nyeri, kelemahan dan kelelahan adalah pesan dari tubuh anda bahwa kerusakan telah terjadi ". Meski dengan magnet atau morfin, tidak akan menyembuhkan PPS. Dua penelitian terakhir telah menunjukkan bahwa penderita polio dua kali lebih sensitif terhadap rasa sakit, sehingga membutuhkan obat nyeri lebih banyak. Misalnya obat nyeri setelah operasi atau cedera.
  6. Sleep Nigth All Night, mayoritas penderita polio mengalami susah tidur karena sakit, kecemasan atau gangguan tidur. Seperti Sleep apnea (tidak bernafas) atau otot berkedut pada malam hari. Penderita polio biasanya tidak menyadari bahwa mereka berhenti bernafas atau kedutan. Dibutuhkan penelitian jika anda terbangun di malam hari dengan jantung berdebar, kecemasan, sesak nafas, tersedak, berkedut, atau terbangun di pagi hari dengan sakit kepala atau tidak merasa beristirahat. " Kelelahan Pasca Polio " mungkin disebabkan karena gangguan tidur. Gangguan tidur ini bisa diobati.
  7. Penderita Polio "Like it Hot". Penderita polio memiliki kaki dingin dan ungu, sebagai akibat saraf yang mengontrol ukuran pembuluh darah telah dibunuh oleh virus polio. Dingin penyebab kedua yang paling sering dilaporkan dari kelemahan otot, namun hal ini paling mudah untuk diatasi. Pakailah pakaian dalam berlapis dan memakai kaos kaki yang terbuat dari sutra seperti polyprolylene, serat plastik ( dipasaran dikenal sebagai Gortex atau Thinsulate) dapat mempertahankan panas tubuh anda.
  8. Sarapan Merupakan Makan Paling Penting. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa penderita polio dengan sarapan yang kurang protein menjadi penyebab lebih parahnya kelelahan dan kelemahan otot disiang hari. Penderita polio yang mengikuti diet hipoglikemia( memiliki 16 gram protein rendah lemak saat sarapan dan makan ringan non karbohidrat sepanjang hari), menurunkan secara luar biasa kelelahan ototnya.
  9. Lakukan Untuk Diri Sendiri sebagaimana Anda Lakukan Untuk Orang Lain. Banyak penderita polio melakukan banyak hal untuk orang lain, dan tidak meminta bantuan untuk diri sendiri karena merasa malu. Menerima bantuan tidak sama dengan tergantung pada orang lain. Memanfaatkan bantuan dapat membuat lebih mandiri. Enggan tampil sebagai disable, biasanya menghambat anda memanfaatkan berbagai fasilitas dan sarana yang dapat mengurangi gejala PPS. Ingat : " Jika anda tidak merasa bersalah atau cemas terhadap gejala yang ada, berarti anda tidak merawat diri sendiri maupun mengelola PPS anda ".
  10. Jadikan Dokter Memahami Anda Sebelum Anda Menjalani Operasi. Penderita polio lebih mudah dibius karena bagian otak yang membuat mereka terjaga rusak oleh virus polio. Penderita polio terbius lebih lama dan dapat mengalami kesulitan bernafas akibat anestesi.  Bahkan anestesi lokal pada blok saraf dapat menyebabkan masalah. Semua penderita polio harus memiliki tes fungsi paru-paru sebelum memiliki anestesi umum. Data lengkap terkait polio anda dan masalah baru dengan pernafasan , tidur dan menelan harus mendapat perhatian dokter bedah atau dokter gigi, dan terutama anestesi. Jauh sebelum anda menjalani operasi.
Tulisan ini diperuntukkan untuk semua korban polio banyak dari kami  tidak mengetahui dampak dari virus polio yang baru akan terasa akibatnya setelah berpuluh tahun kemudian. Seperti pengalaman  dua kali menjalani operasi cesar, saya membutuhkan waktu  lama untuk bisa siuman kembali. Keadaan tersebut tentu sangat menghawatirkan suami dan seluruh anggota keluarga. Kini saya faham mengapa dahulu saya membutuhkan waktu lama untuk bisa tersadar dan terjaga kembali setelah bius total.

Terima kasih yang tidak terhingga kepada bapak Ahmad Firmansyam untuk semua referensinya, semoga tulisan ini memberi banyak ilmu dan manfaat bagi banyak orang, terutama korban polio.


Alat Bantu untuk PPS

WhellChair



Scooter


Brace



Elbow



 Kruk

23 komentar:

  1. Wah bagus ya, kursi roda yang ada keranjangnya..

    YUk ah jaga kesehatan sejak dini

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mak bagus harganya juga bagus, he..........

      Hapus
  2. terima kasih informasinya mbak :) sungguh bermanfaat
    tetap semangat ya mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Alhamdulillah selalu semangat

      Hapus
  3. hebat mba Tini, tuisannya keren sangat informatif, pelukkk!!

    BalasHapus
  4. informasinya sangat menarik n informatif tentunya..

    BalasHapus
  5. luar biasa mbak, tante sy juga terkena polio ini. sayangnya beliau tidak seberuntung mbak. tidak ada terapi dan bahkan bersosialisasi. rinduuu sekali sy dengan tante. andai sy bisa membahagiakannya.
    terima kasih info dan pelajarannya mbak. *mewek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rinduu dengan tante ? segeralah tengok supaya rindunya terpuaskan. kuambil tisu untuk menghapus air matamu he.......terima kasih sudah mampir

      Hapus
  6. mb, klo brace itu hrgany brp,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. beda2 mba tergantung bahan yang dipakainya, utk yg terbuat dari bahan alumunium baja seperti yg dipakai utk rangka pesawat harganya satu (sebelah) sampai Rp 8 jt ( itu thn kemarin 2012) tapi utk yg ini bisa kuat hingga seumur hidup cuma mungkin sedikit perbaikan dikulitnya saja

      Hapus
  7. halo-halo mbak tizara, aku dpt dari gogling2 neh soal PPS sama kitaah, kereen ya scooternya ada keranjang belanjanya hihi salam kenal *Peluuk*

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeh keren enak kalau dipake bwt jalan2 di mall, he.........salam kenal dan peluk kembali

      Hapus
  8. Hallo salam kenal mbak Tizara..aku sekarang kayanya lg terkena PPS..pingin ngobrol sm mbak lebih jauh..bgmn caranya ya ?

    BalasHapus
  9. Btw mbak terima kasih banyak utk tulisannya yg sangat menolong utk aku yg lg kebingungan ini...klo mau beli wheelchair itu dimana mbak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali, wheelchair bisa dicari di toko yg menjual alat2 kesehatan. Mba silvana kirimkan no hp atau pin bb lewat email nanti kita bisa shaing ttg berbgi hal terutama mengenai PPS

      Hapus
  10. Hallo salam kenal mba. Aku lagi galau ni mba. Sedih baca artikel ini, sepertinya aku sudah harus lebih mempersiapkan diri menghadapi PPS. Sudah hampir 4 tahun aku pakai tongkat untuk tetap bisa beraktivitas. Setiap pulang kerja cape banget, kadang suka malu pekerjaaan rumah banyak yang dikerjakan suami. Begitupun di tempat kerja, gerak sekarang sangat terbatas, aku sering merasa malu karena tidak bisa mengikuti kegiatan yang menuntut kerja fisik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
    2. Kenal kembali , gak perlu malu dan merasa rendah diri mba hebat bisa punya pekerjaan tdk semua difabel seberuntung mba. Mengenai pekerjaan rmh saya jg berbagi tgs dg suami semuanya baik2 saja

      Hapus
  11. Saya punya teman SMA dulu yg kena, tapi orangnya cablak banget dan gak rendah diri. Semua org seneng main sama dia. Ortunya kali ya yg pinter yang ngarahin dia hrs gmn di masyarakat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Angkat jempol untuk temanmu mak, memang harusnya demikian adanya

      Hapus
  12. Assalamualaikum mbak.. Jadi banyak tau tentang sakit ini. Terimakasih mbak.. Infonya. :)
    Pengen tanya lebih banyak lagi, krn ibu saya sekarang juga sedang mengalami itu. Dan ceritanya persis dengan mbak, kata dokter harus di operasi,:(.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...