Loading

Rabu, 27 Februari 2013

Buku Catatan Harian Ayahku


Saat  tengah membereskan lemari tua yang menjadi tempat penyimpanan berkas-berkas milik Ayahanda (Alm). Dari dalam laci lemarinya kutemukan sebuah buku  tulis yang sudah kumal dan usang. Kertasnya sudah berubah warna kuning kecoklatan, tulisannya yang ditulis dengan huruf  tegak bersambung menjadi ciri khas tulisan yang dibuat oleh orang tua jaman dulu, disamping menggunakan ejaan yang belum disempurnakan ditulis dalam bahasa Sunda , tulisannyapun   sudah sulit untuk dibaca.   berisi tentang berbagai kejadian-kejadian penting  dalam kehidupan kami. Berisi cerita tentang berbagai hal mulai dari perkawinan, kelahiran putra/putri juga banyak tulisan  berisi pantun dan nasihat yang ditulis dalam bahasa Sunda, sayang saya kesulitan untuk membaca karena tintanya sudah mulai memudar. Apakah ini buku catatan harian milik Ayahanda ?

Buku catatan harian atau Diary adalah buku catatan yang memuat berbagai kejadian-kejadian penting yang dialami oleh penulisnya. Baik itu kejadian yang membahagiakan ataupun juga cerita kesedihan, moment-moment /kejadian penting seringkali menjadi bahan yang sering ditulis oleh penulisnya. Buku catatan harian juga bisa menjadi tempat curahan hati . Alice D Nomar mengatakan menulis dibuku catatan harian adalah sebuah langkah untuk mengungkap sebuah emosi dan perasaan penulis dan bisa membantu penulis untuk merawat pikirannya. Dengan berkembangnya teknologi,  catatan harian tidak hanya ditulis dalam sebuah buku tapi bisa ditulis di note book atau di sebuah blog internet ( sumber : Wikipedia )
Dengan penuh rasa penasaran yang  mulai menelisik untuk mengetahui milik siapakah buku dan tulisan ini ? Saya mulai mengenali bentuk huruf dan  tulisannya , ini adalah tulisan tangan dari Ayahku (Alm) tulisan beliau begitu rapih dan indah , buku yang berisi catatan penting dan moment-moment penting dalam kehidupan keluarga kami.  Dihalaman pertama bisa kubaca satu peristiwa penting dalam kehidupan kedua orang tua yaitu perkawinan, beliau menulis : 

" Perkawinan :  Wardi - Nji Kartini, Poe Senen tg 25 Rewah 1366 ( 14 Djoeli 1947 ) djam 9 isoek2. Maskawin 10 Sen ( ORI ) kontan di Kaoem Tjimalaka Smd ( Sumedang ) "

Itu adalah peristiwa penting pertama yang ditulis Ayahanda ( Alm ) . Menurut cerita yang pernah kudengar dari mereka, Ayahanda yang saat itu ikut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan Belanda terpaksa harus mengungsi dari Bandung ke Sumedang dengan seluruh anggota keluarganya. Disanalah mereka bertemu dimana saat itu ibunda bekerja sebagai buruh pabrik tenun. Perkawian sederhana ditengah kondisi negara yang belum kondusif tapi tetap berlangsung dengan cukup meriah dengan dihadiri oleh sebagian besar anggota keluarga kedua belah pihak. 

Satu tahun setelah perkawinan lahirlah kakak sulungku, Ayahanda menulis :

" Dilahirkeun : Nji. Moeljati, Malem Salasa Pahing, tg 24 Djoem. Ahir 1307 ( 3 Mei 1948 ) djam 9 peuting " , dua tahun kemudian lahir kembali seorang bayi, " Nji Roslija, Malem Minggoe, wage tg 2 Poeasa 1369 ( 18 Djuni 1950 ) djam 4 soeboeh "  

Demikian seterusnya hampir 2 tahun sekali Ibunda melahirkan, sampai anak ke sembilan  yang kesemuanya adalah perempuan. Baru pada anak kesepuluh lahirlah  seorang bayi laki-laki " Kusmana, Malem Senen Wage 22 Radjab 1383 ( 9 desember 1963 ) djam 20,15 peuting ". Anak kesebelas perempuan yaitu saya, kedua belas laki-laki dan ketiga belas perempuan kembali .

Saat itu program Keluarga Berencana ( KB ) belum segencar sekarang, baru setelah kelahiran yang ke tiga belas (yang akhirnya menjadi bungsu ) Ibunda mengikuti program KB, entahlah jika tidak mengikuti KB mungkin bisa sampai 15 atau bisa lebih. Menurut cerita Ibunda setiap habis melahirkan untuk mempercepat proses pemulihan dan menjaga kondisi fisiknya, beliau selalu minum jamu godogan. Tapi setelah minum jamu justru semakin membuatnya bertambah subur sehingga jarak kelahiran semakin pendek bahkan ada yang jaraknya hanya 9 bulan.

Ibunda yang hampir tiap tahun melahirkan , begitu hebat menjaga kondisi fisiknya inilah kelebihan wanita jaman dulu, bisa menjaga kondisi fisiknya tetap prima, padahal setiap kelahiran hanya dibantu oleh seorang dukun beranak (paraji) dan tempatnya juga di rumah bukan di rumah sakit, seperti kebanyakan wanita sekarang saat melahirkan yaitu di rumah sakit.  Ibunda pertama kali melahirkan disaat usianya 20 tahun dan dalam rentang  20 tahun  Ibunda  telah melahirkan sebanyak 13 kali. Adik bungsu saya lahir pada " poe Djoemaah ( 9 Pebruari 1968 ) diberi nama Kartina ".

Satu waktu salah seorang teman  Ayahanda dari Jepang datang berkunjung ,  kami semua diperkenalkan padanya, begitu herannya beliau pada kami semua  sehingga terlontar pertanyaan darinya " Apakah semua anakmu lahir dari satu orang istri ? " , Ayahanda tertawa " tentu saja mereka semua lahir dari satu orang istri "  jawabnya. Sambil menggeleng-gelengkan  kepala si Jepang berkata " luar biasa istrimu "

Setiap kelahiran tentu akan ditandai dengan pemberian nama, suatu hari kami  sempat menanyakan pada orang tua mengenai nama-nama kami  yang menurut kami   tidak indah didengar. Orang tua mengatakan bahwa karena terlalu sering dan banyaknya anak yang dilahirkan sehingga kadang-kadang merekapun bingung untuk memberi nama, sampai pada akhirnya ada beberapa nama yang merupakan pemberian dari dukun beranak (paraji). Tentu saja jawaban orang tua membuat kami semua tergelak...........

Menemukan sebuah buku catatan harian yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan  berisi peristiwa-peristiwa penting yang ditulis sendiri oleh Ayahanda , merupakan peninggalan yang sangat berharga bagi saya.  Kini saya bisa mengenang kembali masa-masa kecil dulu dan mencoba membayangkan kerepotan yang mereka alami untuk membesarkan dan merawat kami semua . Tidak terbayangkan bagaimana repotnya mereka dengan 13 orang anak dengan jarak usia 1 - 2 tahun, sedangkan saya sendiri yang " cuma " dititipi 2 orang anak saja seringkali masih merasa  kerepotan dan  sulit untuk membagi waktu. 

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu dan inilah kami sekarang berkumpul dan berfoto bersama  dalam satu kesempatan setahun yang lalu,  saat menghadiri perkawinan salah seorang cucu/keponakan saya,  bersama-sama dengan Ibunda yang tahun ini memasuki usia 85 tahun dan Alhamdulillah masih segar bugar.



Sementara Ayahanda sudah meninggalkan kami semua sejak 17 tahun yang lalu, setelah hampir 2 tahun berjuang melawan kanker prostat stadium 4.  Sampai  akhirnya menyerah untuk menghadap sang Khalik dengan membawa sebuah senyum ketenangan setelah menyelesaikan  semua tanggung jawabnya,  membesarkan, memberikan pendidikan yang cukup juga menjadi wali nikah kami semua , dan saya menjadi yang terakhir yang dinikahkannya. " We always miss you so much Dad, you will always be in our heart "


Mimpi itu selalu hadir membawa senyummu
Mimpi yang selalu membuatku tak mampu menyembunyikan derasnya air mata
Rinduku padamu semakin membuncah
Rindu untuk bisa berbaring dipangkuanmu
Disaat lelah menggerogoti jiwaku

Ayah, bisa kulihat indahnya senyummu
Senyum yang membuatku bahagia
Karena Allah telah menyiapkan sebuah istana yang indah di surgaNYA untukmu


Untuk bisa berkumpul dan mendokumentasikan kebersamaan menjadi satu hal yang sangat sulit untuk dilaksanakan saat ini, menyatukan 26 orang anak dan menantu, 39 orang cucu dan 13 orang cicit bukanlah pekerjaan yang mudah apalagi diantara kami sudah tinggal berlainan kota, sehingga disetiap kesempatan kami selalu berusaha mengabadikan moment-moment indah tersebut, ini adalah sebagian dari moment kebersamaan kami yang sempat terekam dalam kamera


Galeri dari Generasi ke Generasi :


Generasi ke dua dan tiga















Generasi keempat






 

Senin, 25 Februari 2013

Haruskah memberi pada peminta-minta !


Ketika saya dan suami sedang menunggu kedatangan kereta di stasiun Balapan Solo, kami didatangi seorang peminta-minta tuna netra , entah apakah dia betul-betul  buta atau berpura-pura buta karena sekarang banyak cara yang dilakukan oleh peminta-minta utuk menarik belas kasihan. Kalau diamati , penampilannya cukup bersih dan rapih. Saya sudah siap mengeluarkan dompet dari dalam tas ketika tiba-tiba saja terdengar suara musik dari telpon genggam, sejenak kami sempat berpandangan dan hapal dengan pasti kalau itu bukan suara dari telpon genggam milik kami berdua. Dengan penuh rasa takjub  kami memandangi peminta-minta itu yang tiba-tiba saja mengeluarkan telpon genggam dari dalam saku bajunya dan mulai menjawab telpon , dengan refleks pula saya mulai melepaskan kembali dompet yang sudah mulai terpegang antara ragu untuk memberi dan tidak memberi.


Pengalaman yang lainnya adalah ketika saya sedang mengunjungi keponakan-keponakan di Mataram, gaya peminta-minta disini lain lagi, mereka membuka pintu pagar kemudian memencet bel rumah datang dengan bergerombol antara 3 - 5 orang masing-masing membawa anak kecil, disini juga saya tidak tahu  apakah itu anak-anak mereka sendiri atau hanya anak sewaan?  Mereka bilang “Minta berkah dan keikhlasannya bu” tapi anehnya diberi masing-masing Rp 1.000 mereka tidak mau, mereka minta Rp 2.000. Hah ! rupanya sudah ada tarif minimal yang mereka buat sendiri  bukankah mereka sendiri yang meminta keikhlasan saya tapi diberi Rp 1.000 tidak mau!

Jika anak-anak kecil yang mereka bawa adalah anaknya sendiri , saya rasa sebagai seorang ibu tidak akan tega membiarkan seorang anak yang masih usia bulanan dibiarkan kena panas matahari dan juga debu yang berterbangan , dan masih tidak habis pikir juga ada seorang ibu yang tega  membiarkan anaknya disewa oleh peminta-minta untuk diajak mengemis, bukankah  secara tidak langsung itu sudah mengajarkan mental mengemis juga pada sang anak !

Yang tak kalah mirisnya adalah setiap pagi saya melihat seorang ibu kira-kira usia 50 tahunan dengan kaki amputee (patah kaki) diturunkan dari kendaraan umum, didudukan di trotoar  depan super market dibekali dengan mangkuk plastik  kosong mungkin sebagai tempat uang, dari pagi hingga sore hari duduk disitu , pada sore harinya dia akan dijemput kembali oleh dua orang yang sama. Seringkali timbul pertanyaan siapakah ibu dan kedua orang yang mengantar jemputnya? apakah mereka adalah orang tua dan anaknya? Begitu tegakah seorang anak memperlakukan ibunya seperti itu kalau dia memang anaknya? ataukah ibu itu hanya dimanfaatkan oleh para pemalas yang tidak bertanggung jawab.

Dari kejadian-kejadian diatas seringkali membuat saya ragu untuk memberi, bukankah Allah juga menganjurkan agar mencintai fakir miskin? Tapi bagaimana dengan mereka yang menjadikan mengemis itu sebagai mata pencaharian karena sifat dasar mereka yang pemalas? atau mereka yang berpura-pura cacat untuk menarik belas kasihan orang lain.

Dengan meminta-minta secara ekonomi mereka mungkin mengalami kemajuan, tetapi secara martabat dan harga diri mereka mengalami kemunduran. Bagi saya pribadi lebih terhormat mereka yang mengais rejeki dari sampah sebagai pemulung dibandingkan mereka yang meminta-minta, bukankah lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah?

Lalu bagaimana seharusnya bersikap pada peminta-minta? semuanya tergantung pada hati nurani dan keikhlasan, apakah peminta-minta itu cukup pantas untuk diberi  atau tidak dan Lillahi Ta’alla semoga Allah menunjukkan jalan yang lebih baik dan mulia baginya. 

Bagi saya pribadi lebih suka memberi ke panti-panti sosial ( panti jompo atau panti asuhan ) yang sudah jelas keberadaannya . Dan pantang bagi saya jika ada orang yang datang kerumah meminta sumbangan dengan mengatasnamakan kelompok penyandang disabilitas karena sebagai orang yang pernah terlibat diorganisasi penyandang disabilitas tidak dibenarkan mencari sumbangan dengan cara dor to dor, keberadaan organisasi penyandang disabilitas sudah diatur oleh pemerintah , sehingga tidak dibenarkan bagi organisasi tersebut meminta sumbangan langsung pada masyarakat. 


Hadist-hadist tentang celaan terhadap peminta-minta

Orang yang suka meminta-minta diantara kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan wajah tak berdaging ( HR. Bukhari dan Muslim )

Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah ( HR. Bukhari dan Muslim )

Orang yang suka meminta kepada orang lain karena ingin banyak harta, sebenarnya ia sedang meminta bara api. Jadi silakan kurangi atau perbanyak dalam  meminta (HR. Bukhari dan Muslim )  

Orang yang cukup dengan anugerah-Ku dan tidak meimnta-minta kepada manusia, AKU akan mencukupinya dengan surga. ( HR. Abu Dawud ) 

Kamis, 21 Februari 2013

Jika anak dianggap " berbeda ", apa yang harus dilakukan orang tua ?




Diantara deretan buku terbaru disebuah toko buku terkenal kulihat sebuah buku dengan judul Gifted, tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Gifted  lembar demi lembar kulahap isi buku yang menceritakan  suka duka pengalaman seorang ibu dalam mengungkap jati diri anaknya yang cerdas istimewa.


Dilembar-lembar pertama tenggorokanku serasa tercekat ketika membaca tulisan “ mengapa keberadaanku di muka bumi ini selalu menjadi masalah bagi orang lain, padahal aku tidak berniat seperti itu. Bukankah aku tidak menganiaya orang lain, tidak mencuri, dan tidak melakukan kejahatan lainnya. Sekali lagi mengapa aku selalu dilecehkan ? Aku memahami bagaimana rasanya dilecehkan karena dianggap “ berbeda “ oleh sebagian masyarakat.

Anak-anak yang menunjukan suatu bakat  istimewa lazim disebut sebagai Gifted children alias anak Gifted. Anak-anak Gifted adalah anak-anak yang memiliki tiga komponen utama yaitu IQ diatas rata-rata ( very superior : skala Wechler > 130 dan Binet < 140 ), memiliki kreatifitas yang tinggi serta motivasi dan komitmen tugas yang tinggi. 
 

Setelah kubaca isi keseluruhan dari buku ini ingatanku melayang kebeberapa tahun silam. Saat melihat dua orang anak tetangga yang kuanggap sedikit berbeda dengan anak-anak seusianya. Bisa dibilang kedua anak ini dianggap sebagai   trouble maker  dimanapun keberadaannya , tetapi diapun bisa bersikap sangat manis jika merasa nyaman, anak-anak itupun begitu sangat aktif  bergerak seolah energinya tidak ada habisnya, mereka juga sulit berkonsentrasi disekolahnya. Malah kudengar keluhan dari orang tuanya seringkali si anak tidak pernah membuat catatan,  bukunya selalu kosong, nilai-nilai ulangannya selalu berada dibawah rata-rata , prestasinya jauh berada dibawah rata-rata teman sekelasnya sehingga seringkali dianggap bodoh baik oleh guru maupun teman-temannya. Dan yang lebih mengherankan tenaganya kuat sekali kalau sudah marah pintu saja bisa hancur dengan satu kali tendangan. 


Naluriku  sebagai orang tua mengatakan  anak-anak ini perlu mendapat perhatian khusus dari kedua orang tuanya , sehingga sempat kusarankan pada mereka untuk membawa anak-anaknya ke psikiater, karena menurutku anak-anak ini tidaklah bodoh atau nakal seperti yang selama ini dikatakan pada mereka saya  melihatnya mereka itu berbeda. Tapi rupanya saranku disalah artikan berbeda, orang tua mereka menganggap dengan mendatangi psikiater berarti anak-anak mereka itu dianggap gila. Sedih rasanya melihat anak-anak itu sekarang, walau bagaimanapun saya  hanyalah bagian luar dari mereka sehingga tidak mungkin terlalu jauh untuk ikut campur dalam pola pengasuhan dan pendidikan mereka.


Pada dasarnya  orang tua  jangan pernah menyamaratakan antara satu anak dengan anak yang lainnya. Misalnya sikakak mengalami keterlambatan dalam berbicara, maka ketika siadikpun mengalami hal yang sama seperti kakaknya dianggap suatu kewajaran oleh orang tuanya. Padahal tiap anak itu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda walaupun mereka lahir dari satu rahim yang sama. Sehingga jika terjadi sesuatu yang memerlukan penanganan khusus seringkali sudah terlambat. Jika memang anak mengalami keterlambatan perkembangan tetaplah memberi toleransi yang wajar. Misalnya anak usia 12 bulan seharusnya sudah mulai bisa berjalan , tetapi hingga usia 15 bulan anak masih belum bisa berjalan orang tua tetap memberikan batas maksimal toleransi sampai usia 24 bulan jika dalam usia tersebut masih belum ada perubahan ada baiknya segera mencari pertolongan.

Anak  adalah titipan Allah yang paling berharga, mereka adalah harta yang tidak ternilai harganya, anak juga adalah investasi yang tidak ternilai harganya bagi orang tua, anak-anak terlahir bagai kertas putih yang belum ternoda tinggal bagaimana orang tua membentuk karakter , dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing –masing anak.

Pesan dari penulis Gifted untuk para orang tua adalah :
  1. Sambutlah potensi seorang anak meski hanya berupa percikan yang nyaris tak terlihat, dan dukunglah hingga percikan itu menjadi energy yang berkobar
  2. Kemilau mutiara tak akan terlihat bila tidak dikeluarkan dari cangkangnya, karena itu bantulah anak-anak mengembangkan potensinya. 
  3. Mengabaikan sinyal-sinyal keterbakatan seorang anak dan menuntutnya untuk tampak normal, sama dengan membunuh jati diri anak
  4. Terimalah keunikan seorang anak sebagai karunia dari Allah SWT, jangan menuntutnya untuk menjadi orang lain.
  5. Hindari pemberian label negatif pada anak berikanlah pujian dan julukan yang baik niscaya akan menjadi cambuk bagi perkembangan potensi anak

Selasa, 19 Februari 2013

Menghilangkan Stres dengan Meditasi

Hidup ibarat roda yang berputar adakalanya diatas, adakalanya juga dibawah. Ibarat air yang terlihat tenang diluar,  ternyata menyimpan riak-riak didalamnya, ibarat jalan yang lurus ternyata ditengah terdapat lubang yang menganga. Begitu juga kehidupan yang saya alami tidak selamanya mulus adakalanya mengalami satu peristiwa yang sulit untuk dihindari, penyebabnya bisa dari dalam diri sendiri atau juga dari  luar.

Satu ketika saya mengalami peristiwa yang sungguh membuat seluruh energi saya tersedot habis tanpa saya sadari hanya menyisakan sedikit tenaga yang tersimpan. Justru teman-teman yang melihat seluruh perubahan dalam diri saya , mulai dari sikap yang lebih pendiam dan pemurung, terkadang mereka juga melihat saya seperti tanpa ekspresi ditengah-tengah keramaian,  emosi yang tiba-tiba meledak , yang lebih mencolok lagi bobot tubuh  terus merosot tanpa saya sadari. 

Permasalahan yang timbul dari kecerobohan sendiri yang berakibat fatal dan dirasakan tidak hanya oleh saya tapi juga orang-orang terdekat dilingkungan saya sendiri. Menoleh pada kedua anak  yang membutuhkan perhatian dan juga kasih sayang, mulailah saya menata diri untuk bangkit dari keterpurukan mencari cara untuk bisa memulihkan semua stres dalam diri saya. 

Mulai mengingat kembali bagaimana dahulu saya membiasakan diri untuk melatih diri  dan konsentrasi dengan Meditasi .  Kegiatan Meditasi yang biasa dilakukan pada pagi dan malam hari sudah lama saya tinggalkan. Ditengah rasa stres yang menggelombang saya mulai mengingat-ingat kembali kebiasaan yang sedikit mulai terlupakan.


Apa itu Meditasi ?

Meditasi bukanlah sekadar aktivitas satu jam bersila yang diagendakan setiap hari di jam yang sama. Meditasi bisa disisipkan dalam segala aktivitas , asal dilakukan dengan fokus dan sadar. Jika  makan, lakukanlah dengan kesadaran bahwa  sedang makan, maka makanan akan terasa benar-benar enak. Jika berjalan, sadarlah bahwa sedang berjalan dan fokuslah pada tujuan jalan . Prinsipnya, ketika pikiran  tenang dan fokus, Anda akan lebih mudah menikmati hidup dan apapun yang terjadi di dalamnya.

Jon Kabat-Zinn, Profesor dari MIT (Massachussetts Institute of Technology) yang juga pakar meditasi, mengatakan, “Wherever You Go, There You Are“. Meditasi akan membimbing Anda menuju jalan terbaik yang harus dituju dan memberikan pengaruh positif pada keadaan di masa yang akan datang. Tidak peduli bagaimana masa lalu Anda, seberapa terluka hati Anda, dan sekuat apa masalah dalam hidup Anda, meditasi membuat Anda begitu percaya bahwa masa depan Anda akan berkilau seperti sebuah berlian. Kehidupan yang terus berkembang, berbagai persoalan dan pencapaian, tidak akan memberikan pengaruh besar pada sikap kita. Meditasi membantu si sukses untuk tetap memandang ke bawah dan si gagal untuk tetap tegap melangkah.

Secara praktis, meditasi adalah proses untuk mengendalikan arus pikiran . Benak manusia yang selalu aktif memikirkan banyak hal, rencana, atau ambisi dalam hidup kerapkali membuat merasa selalu sibuk, terburu-buru, dan tertekan. Meditasi membantu  untuk berpikir dan bertindak lebih tenang.

Ketenangan itu dapat dicapai dengan melakukan teknik pernapasan. Ya, bernapas. Aktifitas yang kadang tak kita sadari, ternyata memberi pengaruh besar dalam kinerja otak. Saat kita berfokus dalam aktivitas bernapas, akan ada koneksi kuat antara tubuh dan pikiran . Dengan bernapas teratur, lembut, dan perlahan, maka  juga tengah menenangkan tubuh dan pikiran. Gelombang otak pada saat meditasi (kondisi Delta) akan terlihat jauh lebih tenang dibanding dengan kondisi ketika raga terbangun (kondisi Beta).

Meditasi sebagai gaya hidup itulah yang sudah dilakukan oleh seorang Adjie Silarus. Masa lalunya yang pernah membuat Adjie mengalami stres berat hingga kesehatan fisiknya melemah, ternyata tidak mampu membuat Adjie kalah. Adjie bangkit dan terus menguat. Dia mencapai titik puncak ketika menggunakan meditasi sebagai TERAPI  dan menjadikannya sebuah gaya hidup sehat. Kini, Adjie Silarus semakin prima sebagai meditator yang mencapai kondisi delta

Melakukan Meditasi seperti yang ajarkan oleh seorang Adjie Silarus  sebagai cara untuk menghilangkan stres. Diperkenalkan oleh Indscript Creative lewat Personal  Branding Agency Mari kita mulai mengikuti langkah Adjie Silarus, dengan menjadikan meditasi sebagai bagian dari gaya hidup. Katupkan mata, atur pernapasan, dan Anda akan mendapat kendali penuh atas diri dan hidup Anda. 
Kini setelah mulai melakukan Meditasi kembali secara rutin, saya mulai merasakan hasil positifnya , hidup menjadi jauh lebih tenang dan terarah tidak ada lagi stres berlebihan . Semua kembali normal tanpa beban yang berarti , jadi marilah kita membiasakan Meditasi seperti yang diajarkan oleh seorang Adjie Silarus untuk hidup lebih baik.

Tulisan untuk : Personal Branding Agency

Senin, 18 Februari 2013

Tehnik memasak untuk Pasien Penyakit Jantung


Saat ibu saya mengalami pembengkakan jantung sehingga beliau terpaksa harus menjalani perawatan di Rumah Sakit selama 2 minggu. Dokter menyarankan supaya beliau melakukan diet dan menjaga pola makan.
Mulailah saya mencari berbagai referensi bagaimana mengolah makanan yang tepat untuk pasien keluhan jantung dengan tidak mengurangi kandungan gizi didalamnya 

Ada berbagai cara yang dianjurkan oleh para ahli gizi diantaranya :

Gridding
Yaitu memasak dalam wajan grill sampai berwarna coklat dengan menambah sedikit lemak dan cairan dari dalam bahan itu sendiri, seperti daging, ikan dan ayam. Biasanya sesaat akan disantap

Grilling
Membakar sampai berwarna  coklat secara cepat sambil dibalik dan dikuas dengan bumbu atau sedikit minyak supaya tidak kering

Poaching
Memasak dalam air mendidih lalu api dikecilkan

Sauteing
Memasak makanan dalam potongan kecil menggunakan wajan bergagang, dimasak setelah minyak panas tapi tidak sampai berasap. Irisan Sauteing adalah metode memasak yang baik untuk ikan, hati, irisan kecil atau potongan kecil daging yang juga dapat dicampur sayuran

Steaming
Cara memasak tanpa lemak melalui uap air atau mengukus. Mengukus dengan kukusan atau double boiler tidak lama jika bahan yang dimasak berupa sayuran kecuali mengukus daging

Boiling
Merebus tanpa menambah lemak baik untuk sayuran atau hidangan berkuah lainnya. Merebus bahan berlemak nantinya akan melarutkan bahan dan lemak terapung diatas permukaan air sehingga lemak dapat dibuang menggunakan sendok sayur. Atau rebusan tersebut didinginkan dulu sehingga lemak yang terapung dapat diangkat.

Baking
Memasak dalam oven, bahan yang telah diberi bumbu dan dipanggang dengan menambah sedikit polesan minyak agar tidak kering. Atau dapat juga bahan yang sudah diberi bumbu dibungkus dengan alumunium foil kemudian dipanggang dalam oven sampai masak.

Memang ada perbedaan yang ibunda rasakan setelah saya mencoba melakukan beberapa tehnik yang biasanya dilakukan dengan tehnik seperti yang dianjurkan diatas, adakalanya beliau protes dengan mengatakan " sudahlah makanan ibu tidak perlu diatur-atur begitu, ibu itu mau makan enak lagipula umur ibu itu tinggal berapa tahun lagi " . Kalau sudah begitu saya sedikit mengalah dengan membiarkan apapun  maunya beliau . Masalah umur sesungguhnya rahasia Allah semata , saya hanya  berusaha untuk meminimalisir setiap keluhan yang mungkin bisa saja terjadi akibat dari penyakitnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung , ada faktor resiko yang bisa dihindari tetapi ada juga faktor resiko penyakit jantung yang tidak bisa dihindari, diantaranya :

Usia
Penyakit jantung umumnya berkaitan dengan bertambahnya usia. Biasanya seseorang yang berusia lanjut lebih mudah terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang usianya lebih muda. Ibunda mengalami  penyakit jantung disaat usianya 82 tahun dan diusianya sekarang menginjak 85 tahun, beliau Alhamdulillah masih segar bugar adakalanya sedikit mengalami keluhan didada , sesak nafas atau pusing setiap pulang bepergian jauh.

Jenis Kelamin
Wanita secara alami memproduksi hormon estrogen maka beresiko rendah terkena serangan jantung dibandingkan pria. Perbedaan ini akan hilang saat wanita mengalami menopause. Setelah menopause wanita beresiko terkena penyakit jantung yang sama dengan pria.

Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit jantung koroner menurun dalam keluarga. Selain faktor gen penyakit jantung koroner juga dipengaruhi gaya hidup seperti merokok, pola makan, kurang olah raga dan stres.
    
Jika ada faktor pemicu yang tidak bisa dihindari marilah belajar menghindari faktor pemicu yang bisa dihindari diantaranya : tingginya kadar kolesterol dalam darah, Hipertensi, Diabetes dan Merokok. Dengan melakukan olah raga dan pola hidup sehat.