Diantara
deretan buku terbaru disebuah toko buku terkenal kulihat sebuah buku dengan judul Gifted, tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Gifted lembar demi lembar kulahap isi
buku yang menceritakan suka duka
pengalaman seorang ibu dalam mengungkap jati diri anaknya yang cerdas istimewa.
Dilembar-lembar pertama
tenggorokanku serasa tercekat ketika membaca tulisan “ mengapa keberadaanku di
muka bumi ini selalu menjadi masalah bagi orang lain, padahal aku tidak berniat
seperti itu. Bukankah aku tidak menganiaya orang lain, tidak mencuri, dan tidak melakukan kejahatan lainnya. Sekali lagi mengapa aku selalu dilecehkan ? Aku
memahami bagaimana rasanya dilecehkan karena dianggap “ berbeda “ oleh sebagian
masyarakat.
Anak-anak yang menunjukan suatu bakat istimewa lazim disebut sebagai Gifted children alias anak Gifted. Anak-anak Gifted adalah anak-anak yang memiliki tiga komponen utama yaitu IQ diatas rata-rata ( very superior : skala Wechler > 130 dan Binet < 140 ), memiliki kreatifitas yang tinggi serta motivasi dan komitmen tugas yang tinggi.
Setelah kubaca isi keseluruhan dari
buku ini ingatanku melayang kebeberapa tahun silam. Saat melihat dua orang anak
tetangga yang kuanggap sedikit berbeda dengan anak-anak seusianya. Bisa
dibilang kedua anak ini dianggap sebagai trouble
maker dimanapun keberadaannya ,
tetapi diapun bisa bersikap sangat manis jika merasa nyaman, anak-anak itupun
begitu sangat aktif bergerak seolah
energinya tidak ada habisnya, mereka juga sulit berkonsentrasi disekolahnya. Malah kudengar
keluhan dari orang tuanya seringkali si anak tidak pernah membuat catatan,
bukunya selalu kosong, nilai-nilai ulangannya selalu berada dibawah rata-rata , prestasinya
jauh berada dibawah rata-rata teman sekelasnya sehingga seringkali dianggap
bodoh baik oleh guru maupun teman-temannya. Dan yang lebih mengherankan
tenaganya kuat sekali kalau sudah marah pintu saja bisa hancur dengan satu kali
tendangan.
Naluriku sebagai orang tua mengatakan
anak-anak ini perlu mendapat perhatian khusus dari kedua orang tuanya ,
sehingga sempat kusarankan pada mereka untuk membawa anak-anaknya ke psikiater,
karena menurutku anak-anak ini tidaklah bodoh atau nakal seperti yang selama
ini dikatakan pada mereka saya melihatnya mereka itu berbeda. Tapi rupanya
saranku disalah artikan berbeda, orang tua mereka menganggap dengan mendatangi
psikiater berarti anak-anak mereka itu dianggap gila. Sedih rasanya melihat
anak-anak itu sekarang, walau bagaimanapun saya hanyalah bagian luar dari mereka
sehingga tidak mungkin terlalu jauh untuk ikut campur dalam pola pengasuhan dan
pendidikan mereka.
Pada dasarnya orang tua jangan pernah menyamaratakan antara satu anak
dengan anak yang lainnya. Misalnya sikakak mengalami keterlambatan dalam
berbicara, maka ketika siadikpun mengalami hal yang sama seperti kakaknya
dianggap suatu kewajaran oleh orang tuanya. Padahal tiap anak itu mempunyai
sifat dan karakter yang berbeda walaupun mereka lahir dari satu rahim yang
sama. Sehingga jika terjadi sesuatu yang memerlukan penanganan khusus
seringkali sudah terlambat. Jika memang anak mengalami keterlambatan
perkembangan tetaplah memberi toleransi yang wajar. Misalnya anak usia 12 bulan
seharusnya sudah mulai bisa berjalan , tetapi hingga usia 15 bulan anak masih
belum bisa berjalan orang tua tetap memberikan batas maksimal toleransi sampai
usia 24 bulan jika dalam usia tersebut masih belum ada perubahan ada baiknya segera
mencari pertolongan.
Pesan
dari penulis Gifted
untuk para orang tua adalah :
- Sambutlah potensi seorang anak meski hanya berupa percikan yang nyaris tak terlihat, dan dukunglah hingga percikan itu menjadi energy yang berkobar
- Kemilau mutiara tak akan terlihat bila tidak dikeluarkan dari cangkangnya, karena itu bantulah anak-anak mengembangkan potensinya.
- Mengabaikan sinyal-sinyal keterbakatan seorang anak dan menuntutnya untuk tampak normal, sama dengan membunuh jati diri anak
- Terimalah keunikan seorang anak sebagai karunia dari Allah SWT, jangan menuntutnya untuk menjadi orang lain.
- Hindari pemberian label negatif pada anak berikanlah pujian dan julukan yang baik niscaya akan menjadi cambuk bagi perkembangan potensi anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar