Loading

Senin, 20 Mei 2013

Media Digital dan Improvisasi Pendidikan Indonesia

Mungkin dahulu kala sebagian orang tidak pernah membayangkan jika media digital penggunaannya bisa  jauh lebih berkembang dalam proses belajar dan mengajar tidak hanya terbatas sebagai alat bantu saja. Penggunaannya yang telah dirancang sedemikian rupa dan disesuaikan dengan tujuan dan kreativitas pemakainya. Tentu saja media seperti ini merupakan aset yang berharga bagi dunia pendidikan. Terutama karena tujuan dari pendidikan ini untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Menurut Razi Thalib, sang CEO dari Briges and Ballons Digital Agency, pendidikan adalah salah satu kunci untuk menghasilkan sebuah masyarakat yang memiliki standar tinggi dalam suatu pencapaian. " Masyarakat seperti itu akan membentuk kultur baru yang lebih Sophisticated . Sebuah kultur yang menghendaki kualitas terbaik dalam segala hal. Baik dalam bisnis, pemerintahan maupun penyediaan pelayanan masyarakat " ujarnya.

Razi Thalib yang lahir pada tahun 1980 ini mengatakan, bahwa media digital dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sarana untuk mempermudah manajemen sekolah. Misalnya sekolah dapat merancang sistem absensi guru dan murid secara online, kemudian digabung dengan sistem pengecekan agar orang tua bisa tahu apakah anaknya bolos atau tidak. Contoh yang lain, sekolah menyediakan akses yang memungkinkan orang tua dan siswa bisa mendapatkan catatan rapor dan aktivitas mereka setiap saat, tanpa perlu repot mendatangi sekolah dan  melalui prosedur yang cukup rumit. 

" Hal tersebut tentu saja selain akan menghemat waktu juga praktis dalam hal manajemennya. Juga memudahkan pihak sekolah dan juga orang tua mengambil tindakan yang diperlukan jika ditemukan prestasi siswa yang menurun, atau ada masalah lain yang mengganggu interaksi mereka di sekolah " ujar Razi Thalib, yang menjadikan utak atik media digital sebagai hal yang digemarinya.

Disamping itu sekolah juga dapat mengembangkan media digital sebagai sarana menumbuhkan sikap kritis serta memperluas akses informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswa. " sekarang ini dimana jaringan internet sudah bisa diakses dengan mudah dari  rumah menyebabkan setiap siswa boleh dibilang bisa menggunakan internet. Namun apakah hal tersebut sudah dibarengi dengan sikap kritis dan pengetahuan bagaimana mengolah informasi ? menurut Razi Thalib hal tersebut belum tentu sepenuhnya dilakukan kearah situ  oleh siswa.

Para guru, birokrat, dan orang tua perlu memberikan ruang yang cukup bagi siswa. Sebab selama ini ada kecenderungan para pengambil kebijakan dan para pelaksana masih berusaha mempertahankan status quo, dengan menghambat akses informasi atau mengangkat orang-orang yang kualifikasinya dipertanyakan. Juga masih lazim terjadi, mereka tidak memperkenankan adanya kritik yang muncul dari siswa dan menutup pintu dialog. Padahal justru kedua hal tersebut sangat penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

" Mau tidak mau, dengan berkembangnya dunia media digital serta kemudahan akses internet, siswa akan mendapatkan dengan mudah apapun yang mereka mau, termasuk jenis informasi yang destruktif. Jadi para siswa itu perlu mendapat input tentang itu baik dari pihak sekolah maupun orang tua. Bukalah kesempatan seluas-luasnya untuk bertanya, mencoba mengembangkan kemampuan nalarnya. Jelaskan dengan logika dan standar moral secara umum, serta hindari reaksi yang dogmatis, seperti melarang tanpa penjelasan tuntas. Gunakan media digital untuk mempermudah proses belajar-mengajar, dan membantu siswa mendapatkan informasi yang relevan serta melakukan riset untuk tugas sekolah mereka ", ujar Razi Thalib menutup uraiannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...