Loading

Selasa, 23 April 2013

Engkau yang menyempurnakanku

Kepada istriku
Aku ingin mencintaimu dengan indah
Seperti indahnya taman surga

Kepada istriku
Aku ingin mencintaimu dengan lembut
Selembut sutra dan tetesan air mata

Kepada istriku
Aku ingin melihatmu dengan tenang
Setenang mentari dan sinar pagi

Dan kepada istriku
Aku masih menyayangimu
Seperti sayangnya engkau kepadaku
(karya Tanzil Tanzania)

Sebuah puisi indah yang dihadiahkan suami walaupun bukan puisi hasil karyanya sendiri. Dia bukan penulis tapi dia tahu saya sangat menyukai puisi. Puisi yang penuh kelembutan seperti sifatnya yang memang lembut , halus,  penuh toleransi dan pengertian.

Toleransi yang diberikannya diawal pernikahan,  memberikan  saya kesempatan untuk tetap merawat ayahanda yang saat itu dalam kondisi sakit cukup parah. Keikhlasannya menempuh perjalanan panjang setiap hendak mengunjungiku ketika kami  masih tinggal berlainan kota. Saya tetap bersama orang tua sementara dia juga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya dikota yang berbeda pula. Alasan yang dikemukannya saat itu " Jangan sampai saya menyesal karena tidak punya cukup banyak waktu untuk merawat ayah dalam kondisi sakit parah , dan mungkin saja menjadi saat-saat terakhir dalam kehidupannya " Ayahanda akhirnya berpulang untuk selama-lamanya, setelah empat bulan pernikahan kami. Terima kasih untuk suami yang telah ikhlas dan ridho, mengijinkan saya  tetap merawat ayahanda disaat terakhir hidupnya.

Begitu banyak pengertian dan toleransi suami untuk saya, dengan segala keterbatasan fisik yang saya miliki. Tidak mudah bagi saya menyesuaikan diri baik sebagai istri dan terutama sebagai ibu , saat hamil dan melahirkan adalah proses yang cukup berat untuk saya. Dengan kondisi fisik yang tidak sempurna (polio kaki) , cukup membuat saya  ekstra hati-hati disaat hamil untuk tidak sering terjatuh. Otomatis sayapun tidak terlalu fokus untuk melayaninya. Tapi dia selalu berujar " Mama tidak perlu repot-repot, apa yang bisa saya kerjakan sendiri akan saya kerjakan " Demikian juga setelah bayi lahir kekhawatiran bagaimana mengurus bayi sempat membuat saya berkecil hati. Namun suami sudah paham dan betul-betul mengerti apa yang harus dilakukannya,  tanpa  diminta dia akan mengerjakan apa yang tidak bisa saya kerjakan. Misalnya memandikan dan menggendong bayi, dengan trampil dia akan  memandikan dan menggendongnya untuk membuat bayi  tenang.

Allah itu maha adil, dahulu saya tidak berani berharap terlalu banyak dan bermimpi akan diberikan seorang pendamping hidup yang benar-benar mengerti segala kekurangan dan keterbatasan fisik istrinya . Apalagi memiliki keturunan , ah ! rasanya belum apa-apa sudah merasa tidak mungkin bisa. Saya lupa satu hal bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, itu mungkin bagi Allah karena DIA Kunfayakun .  Keyakinan itu diperkuat dengan hadirnya seorang suami yang selalu setia, ikhlas, betul-betul memahami keterbatasan fisik istrinya  ,   menjadi bagian penting dalam hidupku. Dia  terus meyakinkanku bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena sesungguhnya Allah sudah menakar kemampuan saya.

Lahirnya  dua orang anak  melengkapi kebahagiaan perkawinan kami,  menunjukkan bahwa Allah itu percaya  saya bisa menjadi seorang ibu bagi mereka. Demikian ucapnya ketika saya mulai meragukan kemampuan diri sendiri mengurus dan membesarkan anak-anak. Kini anak-anak telah beranjak remaja . Mereka anak-anak yang manis dan tahu betul kekurangan ibunya. Seringkali sibungsu berucap " Ma, nanti neng keringkan dulu lantainya supaya mama tidak terjatuh " dia tahu Mamanya selalu kesulitan berjalan dilantai yang licin.  Atau ketika  sisulung berujar " Aku senang jika  pergi menemani mama karena mama selalu jadi pusat perhatian, otomatis akupun akan jadi pusat perhatian pula ". Segala kekhawatiran saya  hilang manakala anak-anak tetap bangga pada Mamanya yang disable. Nikmat manalagi yang kudustakan jika begitu banyak kenikmatan yang kuperoleh dari orang-orang terkasih.

Tahun ini perkawinan kami memasuki usia delapan belas tahun. Ya ! delapan belas tahun yang telah kami lewati bersama. Si sulung laki-laki enam belas tahun mulai bisa menjaga adiknya yang berselisih usia delapan tahun dengannya. Kelahiran si bungsu ini sungguh diluar rencana, karena dia produk gagal KB, he........Semuanya kuasa Allah, DIA mengabulkan doa suami yang begitu menginginkan kehadiran anak perempuan sebagai teman kakaknya. Seorang anak perempuan yang dengan sabar dinantikan kehadirannya,  karena saya sempat mengalami traumatis setelah melahirkan putra pertama yang sedikit bermasalah.  Lengkap sudah kebahagiaan saya, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan  dengan  keterbatasan fisik . Saya percaya Allah telah mengatur segalanya dengan sempurna. Sesempurnanya dia dimataku dan aku dimatanya.

Putri bungsu kami yang memiliki hobby menari









Si Sulung yang selalu siap menemani jika papanya tidak bisa menemani


Postingan ini diikut sertakan dalam Give away ajari aku cinta karena engkau sempurna untukku ,  Happy Wedding Anniversary ke-8 Naqiyyah Syam : cinta tidak memandang siapa dan bagaimana orang yang dicintai, tapi cinta dibuktikan dengan tindakan dan ketulusan hati, semoga pernikahan anda berdua selalu dipenuhi ketulusan dan keikhlasan untuk saling berbagi cinta dan melengkapi cinta, Aamiin.........





21 komentar:

  1. waaaaaaaaaah, 18 tahun, semoga langgeng hingga Syurga ya, mak. subhanallah haru banget bacanya, makasih ya mak:)

    BalasHapus
  2. Aamiin.........terima kasih mak Naqiyyah

    BalasHapus
  3. Cakep..cakep..cakep.....
    puisi da artikelya cakep, penuh makna
    Wheiiii...si suluung ganteng dan tinggi banget.
    Si cantik pintar menari...pupuk dan kembangkan terus.

    Hayooo..ikut PRoyek Menerbitkan Buku bersama kami jeng.

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pakde.........

      Siap pakde ditunggu proyekannya

      Hapus
  4. Terharu banget bacanya mbak, meskipun memiliki keterbatasan fisik, tapi mbak memiliki keluarga yang sangat perhatian dan menyayangi mbak.

    Kakak keponakan saya juga sama kayak mbak, saat ini juga sedang hamil setelah pernikahannya berusia 3 tahunan. Apapun bisa terjadi kalau ALLAH menghendaki ya mbak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Tarry, ya mbak ! Allah sudah merencanakan semuanya dengan sempurna, Salam bwt kakak keponakannya ya.............

      Hapus
  5. Subhanallah, indahnya saling pengertian dan saling memahami dlm keluarga. Turut bahagia membaca kisah ini. Semoga Allah selalu melindungi keluarga mbak Tizara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..........terima kasih Mbak Niken sdh mampir

      Hapus
  6. kisahnya sungguh membuat haru membacanya, dan menginspirasi sy smg bs mjd suami yg baik sprt suami Mba.... :)
    semoga kebagiaan itu awet utk selamanya utk keluarga Mba.... Aamiin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin........pasti bisa Mas, salam kenal kembali

      Hapus
  7. salam kenal Mba Tizara :)

    smg menang kontesnya,.... aamiin :)

    BalasHapus
  8. beruntung sekali mbak, mendapatkan pendamping yang memahami dan perhatian..barakallahu fiik..

    semoga menang kontesnya mba dan salam kenal..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah

      Aamiin..........salam kenal kembali

      Hapus
  9. 18 tahun bukanlah usia pernikahan yang singkat, semoga tetap happy bersama suami dan keluraga tercinta,
    btw-selamat berlomba...salam sukses selalu :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Hariyanto, salam sukses kembali

      Hapus
  10. Alhamdulillah ya mbak dikarunia dua putra putri yang LUAR BIASA. Semoga menang ya mbaaak, menyentuh banget deh.

    BalasHapus
  11. selamat ya bi..... :)
    tetep semangat terus, dan menjadi inspirasi para ibu2 dan keluarga lainnya....... 4 jempol bibiku...

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah ya Mbak, yakinlah Allah pasang-pasangkan hambaNya sesuai kriteriaNya. Mendapat suami yang baik, karena Mbaknya juga pasti lah sosok yang luar biasa. semoga langgeng dan samara terus ya :)

    BalasHapus
  13. Aamiin.........terima kasih sudah mampir

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...