“ Siapa laki-laki itu
Mak ? “ ketika dilihatnya Mak tengah berbincang dengan laki-laki yang tidak
pernah dikenalnya selama ini.
“ Dia Bapakmu ! “
“ Bapak ! “
Sebutan
itu begitu asing terdengar ditelinganya, selama ini yang diketahuinya hanya Mak
dan kedua orang adiknya. Tidak ada orang lain apalagi seorang laki-laki dengan sebutan “Bapak”.
Mak-nya banting tulang dan
bekerja keras untuk kehidupan mereka, Mak-nya dari subuh hingga petang hari
mencari nafkah untuk mereka berempat. Walaupun pekerjaan yang didapatnya hanya
sebagai asisten rumah tangga. Tapi dirinya tidak pernah malu dengan pekerjaan
yang dimiliki Mak baginya dia adalah super woman. Seorang wanita tangguh yang
tidak pernah berputus asa untuk bisa memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anaknya, sementara dia sendiri tidak pernah lulus sekolah dasar sama
sekali, tapi untuknya dan ketiga adiknya Mak berjuang agar mereka bertiga bisa terus bersekolah dan tidak bernasib sama dengan dirinya. Demikian alasan Mak agar dirinya dan kedua adiknya tidak putus
pendidikan ditengah jalan.
Pernah suatu hari dia bertanya
tentang bapak pada Maknya, ketika di sekolah seluruh teman-temannya bercerita
dengan bangga tentang bapak mereka, sementara dari kecil dia tidak pernah tahu
apakah dirinya memiliki bapak atau tidak. Bukan jawaban yang diterimanya hanya
lelehan air mata yang mengucur deras dipipinya yang sudah mulai keriput dan
kelihatan lebih tua dari umur sebenarnya, Ah ! dia tidak ingin menanyakan hal itu kembali
karena ternyata pertanyaannya telah membuat Maknya bersedih.
Rasa penasaran terus mengusik dan
menggelitik batinnya, kenapa laki-laki itu pergi meninggalkan mereka berempat ?
Dari Bi Ani adik Mak, akhirnya diperoleh jawaban “ Bapakmu pergi dengan wanita
lain disaat usahanya maju, dan meninggalkan kalian berempat begitu saja tanpa
status yang jelas buat Makmu “ Heh !
penyakit laki-laki tidak bertanggung jawab. Dia hanya datang menyemai benih
dirahim seorang perempuan setelah itu
pergi begitu saja tanpa ada rasa tanggung jawab sama sekali, dia lupa atau
pura-pura lupa ada empat orang yang
harus dirawat dan dijaganya dengan baik. Pada saatnya dia akan dimintai
pertanggungan jawabnya di akherat nanti.
“ Untuk apa laki-laki itu kembali
Mak ? “ dengan penuh rasa penasaran dia terus bertanya pada Maknya.
“
Bapakmu minta kembali pada kita, istrinya
pergi begitu saja setelah usaha mereka hancur “. Hukum karma ! , enak saja setelah semua penderitaan yang dia
berikan pada keluarganya sekarang dia minta
kembali meminta haknya sebagai bapak ! Dia tidak akan
membiarkan Mak menerima laki-laki itu kembali dalam kehidupan mereka. Laki-laki
itu harus menerima hukumannya untuk semua yang sudah dilakukan bagi anak-anak
dan istrinya dahulu.
Sudah cukup baginya airmata menetes dari Maknya, akibat kepedihan dan penderitaan yang dialaminya
dulu. Mengharapkan kehadiran seorang laki-laki yang bisa dipanggilnya
bapak, seperti teman-temannya yang lain. Kini dia sudah melupakan semua
keinginan itu, keinginan untuk bisa merasakan hangatnya dekapan seorang Bapak,
keinginan untuk bisa merasakan nyamannya berada disamping laki-laki dengan
sebutan bapak saat dia sebagai seorang
perempuan harus berjalan sendirian dimalam buta bersimbah air hujan. Dirinya tidak ingin
Maknya berbalik kembali pada laki-laki yang telah menghadirkan berbagai
penderitaan dalam kehidupan mereka. Sudah cukup hubungan mereka sampai disini.
Biarkan laki-laki itu merenungi semua kesalahan dan kekeliruannya dahulu.
Postingan ini untuk mengikuti kuisnya Mbak Nunu El-Fasa menulis Flash Fiction, dengan tema " Jodoh yang tidak bersambut "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar