Dalam salah satu sesi wawancara antara seorang gembong narkoba dengan seorang presenter televisi disalah satu stasiun televisi swasta terdapat beberapa pembicaraan sebagai berikut :
- Presenter : Bagaimana awal mulanya anda terjun kedalam bisnis ini ?
- Gembong : Mulainya saya seorang pemakai terus menjadi pengedar, kurir dan akhirnya jadi seperti sekarang ini
- Presenter : Siapa saja yang menjadi pangsa pasar anda ?
- Gembong : Pelajar, mahasiswa, aparat pemerintah, hakim dan sekarang sudah masuk kelingkungan istana
- Presenter : Kapan terakhir kali anda melakukan transaksi ?
- Gembong : 1 minggu yang lalu ( acara ini ditayangkan pada 1 Pebruari 2013 )
- Presenter : Berapa nilai transaksinya ?
- Gembong : Rp 10 triliun
- Presenter : Berapa lama barang tersebut habis terjual ?
- Gembong : 1 minggu
- Presenter : Anda tidak menyesal dengan begitu banyaknya korban yang berjatuhan ?
- Gembong : Tidak karena ini adalah bisnis
- Presenter : Apakah anda tidak punya keinginan untuk berhenti ?
- Gembong : Tidak karena ini bisnis yang begitu menjanjikan
Sebagai
orang tua miris dan terhenyak menyimak setiap pembicaraan dalam sesi wawancara
tersebut. Ingat anak-anak di rumah yang salah satunya sudah mulai
menginjak remaja. Ingin rasanya menutup semua pintu dan membiarkan anak
menjalankan semua kegiatannya didalam rumah, tapi itu juga tidak mungkin
karena anak juga perlu belajar dan bersosialisasi. Sementara membiarkan
anak keluar dengan tanpa pengawasan sama halnya membiarkan anak masuk
dalam jeratan narkoba.
Para
gembong itu sudah bebas bergerak kesemua lini bahkan kedalam lingkungan
istana yang selama ini dianggap bersih sekalipun. Sekarang mulai
paham mengapa presiden begitu mudahnya memberikan grasi untuk para
gembong narkoba ini. Uang ! semuanya karena uang. Uanglah yang berbicara
bukan lagi hukum karena hukum sendiri sudah dikuasai olehnya. Seperti
halnya membiarkan salah seorang pengedar masuk dalam jeratan bui agar
mudah mengendalikan bisnis dari dalam penjara. Membiarkan para penegak
hukum masuk dalam lingkarannya benar-benar mengerikan.
Tidak
perduli berapa banyak korban yang berjatuhan, berapa banyak air mata
dari para orang tua yang terpaksa harus kehilangan anak, dan harapan
yang digantungkan pada anak demi masa tuanya. Cita-cita yang harus
kandas ditengah jalan. Berapa banyak nyawa yang hilang sia-sia, juga
berapa banyak uang yang dihabiskan untuk proses rehabilitasi para korban
narkoba. Tidak ada penyesalan sedikitpun karena bagi mereka ini adalah
bisnis.
Bisnis
haram ini telah banyak membius orang karena keuntungan berlipat yang
diperolehnya, juga perputaran yang begitu cepat dari sebuah bisnis.
Coba bayangkan transaksi senilai Rp 10 triliun bisa habis dalam jangka
waktu 1 minggu benar-benar bisnis yang luar biasa. Bandingkan dengan
bisnis yang saya miliki untuk memperoleh omzet Rp 100
juta per tahun saja harus jungkir balik. Tidak bisa membayangkan omzet Rp 10 triliun seumur hiduppun mungkin belum tentu bisa meraihnya.
Narkoba
benar-benar sudah membius para penggunanya juga para pelaku dibisnis
ini. Narkoba itu sendiri yang merupakan singkatan dari Narkotika
dan obat/bahan berbahaya Istilah lain yang dipergunakan khususnya
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki
risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba
sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obat untuk jenis
tertentu. Namun kini pemakaiaannya disalahgunakan dengan dosis yang
menyalahi aturan peruntukannya.
Penyalahgunaan Napza merupakan permasalahan sosial yang dampak negatifnya sangat luas. Selain terhadap diri pengguna, Napza juga membahayakan dan merugikan kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan.
Akhir-akhir ini masalah tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan kuantitas korban, kualitas jenis zat yang disalahgunakan, dan luasnya wilayah penyebarannya. Masalah penyalahgunaan napza sekarang ini tidak lagi dibatasi oleh status sosial ekonomi tertentu. Sebagai orang tua tentu saja keadaan ini sangat mengkhawatirkan. Bagaimana cara mengenali anak yang telah menjadi korban narkoba ?
Ciri fisik yang bisa dikenali menurut A. Kassandra Putranto seorang psikolog, adalah sebagai berikut :
Penyalahgunaan Napza merupakan permasalahan sosial yang dampak negatifnya sangat luas. Selain terhadap diri pengguna, Napza juga membahayakan dan merugikan kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan.
Akhir-akhir ini masalah tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan kuantitas korban, kualitas jenis zat yang disalahgunakan, dan luasnya wilayah penyebarannya. Masalah penyalahgunaan napza sekarang ini tidak lagi dibatasi oleh status sosial ekonomi tertentu. Sebagai orang tua tentu saja keadaan ini sangat mengkhawatirkan. Bagaimana cara mengenali anak yang telah menjadi korban narkoba ?
Ciri fisik yang bisa dikenali menurut A. Kassandra Putranto seorang psikolog, adalah sebagai berikut :
- Mata merah. Ini menjadi ciri fisik yang paling sering terjadi untuk semua jenis pemakaian narkoba.
- Bau badan. Biasanya pemakai berkeringat dan memiliki bau badan yang khas atau menyengat. Mereka yang memakai putaw biasanya jarang mandi dan baju yang dipakai biasanya itu-itu saja. Selain itu rambut lebih terlihat berminyak dan mudah rontok.
- Pernafasan lambat dan dangkal. Hal ini menyebabkan pemakai mengambil nafas cepat seperti sudah berolahraga.
- Aktifitas tidur terganggu. Pengguna narkoba biasanya sering tidur atau bermalas-malasan sepanjang hari, atau sebaliknya.
- Perubahan perilaku makan dan minum . Mereka bisa menjadi seseorang yang tidak menyukai makanan atau makan secara berlebihan.
- Menjadi pribadi emosional dan sensitif. Pemakai narkoba menjadi lebih cepat tersinggug. Kesalahan kecil dari orang lain dianggap masalah besar yang mengganggu kepentingannya.
- Kekacauan cara berpikir. Bagi mereka yang rutin menggunakan narkoba biasanya sulit berkonsentrasi dan cara berpikirnya kacau.
- Perubahan perilaku. Lingkungan pergaulan mereka lama kelamaan akan berubah drastis.
- Kebutuhan uang bertambah. Pemakai narkoba biasanya mulai merongrong keluarga untuk menyediakan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Jika buah hati tercinta sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Orang tua tidak perlu bersikap tertutup . Sebaiknya segera mencari bantuan dan hubungi orang yang ahli dibidang penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Seperti dokter, konselor, dan praktisi narkoba. Selain itu detoksifikasi bisa dilakukan , untuk menghentikan kecanduan narkoba agar zat yang membahayakan tubuh bisa segera dibersihkan.
Meskipun demikian pepatah " lebih baik mencegah daripada mengobati ", sangat tepat diterapkan untuk mencegah anak terlibat lebih jauh dalam penyalahgunaan narkoba. Peran serta orang tua dirumah diharapkan menjadi fondasi utama membentuk kepribadian anak. Orang tua wajib memberikan pengarahan dan pengetahuan efek negatif dari penyalahgunaan narkoba sedini mungkin terhadap anak-anak. Sehingga tanpa larangan dan ancamanpun, mereka akan dengan sendirinya mengetahui bahaya yang akan mengancam kehidupannya baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Tak ada rasa bersalah dari para gembong itu. Padahal begitu banyak generasi yang di rusaknya.
BalasHapusKatakan dia bisa lolos dr hukum dunia, tapi dia akan menanggungnya kelak di akhirat.
Betul mbak Niken, hati nurani mereka sudah mati tertutup oleh kilau materi, padahal semua itu tdk akan dibawa mati. Trims sudah mampir mbak
HapusTulisan yang sangat bermanfaat Teh Tini.Semoga kita bisa membentengi diri dan keluarga kita dari jeratan bahaya narkoba.
BalasHapusAamiin..........terima kasih kunjungannya teh Devy
Hapus