Loading

Senin, 29 April 2013

Bahaya Narkoba Disekitar Kita




Dalam salah satu sesi wawancara antara seorang gembong narkoba dengan seorang presenter televisi disalah satu stasiun televisi swasta terdapat beberapa pembicaraan sebagai berikut :

  • Presenter : Bagaimana awal mulanya anda terjun kedalam bisnis ini ?
  • Gembong : Mulainya saya seorang pemakai terus menjadi pengedar, kurir dan akhirnya jadi seperti sekarang ini
  • Presenter : Siapa saja yang menjadi pangsa pasar anda ?
  • Gembong : Pelajar, mahasiswa, aparat pemerintah, hakim dan sekarang sudah masuk kelingkungan istana
  • Presenter : Kapan terakhir kali anda melakukan transaksi ?
  • Gembong : 1 minggu yang lalu ( acara ini ditayangkan pada 1 Pebruari 2013 )
  • Presenter : Berapa nilai transaksinya ?
  • Gembong : Rp 10 triliun
  • Presenter : Berapa lama barang tersebut habis terjual ?
  • Gembong : 1 minggu
  • Presenter : Anda tidak menyesal dengan begitu banyaknya korban yang berjatuhan ?
  • Gembong : Tidak karena ini adalah bisnis
  • Presenter : Apakah anda tidak punya keinginan untuk berhenti ?
  • Gembong : Tidak karena ini bisnis yang begitu menjanjikan

Sebagai orang tua miris dan terhenyak menyimak setiap pembicaraan dalam sesi wawancara tersebut. Ingat anak-anak di rumah yang salah satunya sudah mulai menginjak remaja. Ingin rasanya menutup semua pintu dan membiarkan anak menjalankan semua kegiatannya didalam rumah, tapi itu juga tidak mungkin karena anak juga perlu belajar dan bersosialisasi. Sementara membiarkan anak keluar dengan tanpa pengawasan sama halnya membiarkan anak masuk dalam jeratan narkoba.

Para gembong itu sudah bebas bergerak kesemua lini bahkan kedalam lingkungan istana yang selama ini dianggap bersih sekalipun. Sekarang  mulai paham   mengapa presiden begitu mudahnya memberikan grasi untuk para gembong narkoba ini. Uang ! semuanya karena uang. Uanglah yang berbicara bukan lagi hukum karena hukum sendiri sudah dikuasai olehnya. Seperti halnya membiarkan salah seorang pengedar masuk dalam jeratan bui agar mudah mengendalikan bisnis dari dalam penjara. Membiarkan para penegak hukum masuk dalam lingkarannya benar-benar mengerikan. 

Tidak perduli berapa banyak korban yang berjatuhan, berapa banyak air mata dari para orang tua yang terpaksa harus kehilangan anak, dan harapan yang digantungkan pada anak demi masa tuanya. Cita-cita yang harus kandas ditengah jalan. Berapa banyak nyawa yang hilang sia-sia, juga berapa banyak uang yang dihabiskan untuk proses rehabilitasi para korban narkoba.  Tidak ada penyesalan sedikitpun karena bagi mereka ini adalah bisnis.

Bisnis haram ini telah banyak membius orang karena keuntungan berlipat yang diperolehnya,  juga perputaran yang begitu cepat dari sebuah bisnis. Coba bayangkan transaksi senilai Rp 10 triliun bisa habis dalam jangka waktu 1 minggu benar-benar bisnis yang luar biasa. Bandingkan dengan bisnis yang saya miliki untuk memperoleh omzet Rp 100 juta per tahun saja harus jungkir balik. Tidak bisa membayangkan omzet  Rp 10 triliun seumur hiduppun mungkin belum tentu bisa meraihnya.

Narkoba benar-benar sudah membius para penggunanya juga para pelaku dibisnis ini. Narkoba itu sendiri yang merupakan singkatan dari Narkotika dan obat/bahan berbahaya Istilah lain yang dipergunakan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Semua istilah ini mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obat untuk jenis tertentu. Namun kini pemakaiaannya disalahgunakan dengan dosis yang menyalahi aturan peruntukannya.

Penyalahgunaan Napza merupakan permasalahan sosial yang dampak negatifnya sangat luas. Selain terhadap diri pengguna, Napza juga membahayakan dan merugikan kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan. 

Akhir-akhir ini masalah tersebut menunjukkan kecenderungan peningkatan kuantitas korban, kualitas jenis zat yang disalahgunakan, dan luasnya wilayah penyebarannya. Masalah penyalahgunaan napza sekarang ini tidak lagi dibatasi oleh status sosial ekonomi tertentu. Sebagai orang tua tentu saja keadaan ini sangat mengkhawatirkan. Bagaimana cara mengenali anak yang telah menjadi korban narkoba ?

Ciri fisik yang bisa dikenali menurut A. Kassandra Putranto seorang psikolog, adalah sebagai berikut : 
  • Mata merah. Ini menjadi ciri fisik yang paling sering terjadi untuk semua jenis pemakaian narkoba.
  • Bau badan. Biasanya pemakai berkeringat dan memiliki bau badan yang khas atau menyengat. Mereka yang memakai putaw biasanya jarang mandi dan baju yang dipakai biasanya itu-itu saja. Selain itu rambut lebih terlihat berminyak dan mudah rontok.
  • Pernafasan lambat dan dangkal. Hal ini menyebabkan pemakai mengambil nafas cepat seperti sudah berolahraga.
Disamping beberapa ciri fisik diatas, ada beberapa prilaku yang bisa dikenali yang mengindikasikan seorang anak telah menjadi korban narkoba, diantaranya :
  • Aktifitas tidur terganggu. Pengguna narkoba biasanya sering tidur atau bermalas-malasan sepanjang hari, atau sebaliknya.
  • Perubahan perilaku makan dan minum . Mereka bisa menjadi seseorang yang tidak menyukai makanan atau makan secara berlebihan.
  • Menjadi pribadi emosional dan sensitif. Pemakai narkoba menjadi lebih cepat tersinggug. Kesalahan kecil dari orang lain dianggap masalah besar yang mengganggu kepentingannya.
  • Kekacauan cara berpikir. Bagi mereka yang rutin menggunakan narkoba biasanya sulit berkonsentrasi dan cara berpikirnya kacau.
  • Perubahan perilaku. Lingkungan pergaulan mereka lama kelamaan akan berubah drastis.
  • Kebutuhan uang bertambah. Pemakai narkoba biasanya mulai merongrong keluarga untuk menyediakan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Bagaimana mengatasi anak yang sudah terjerumus kedalam  kubangan narkoba :
Jika buah hati tercinta sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Orang tua tidak perlu bersikap tertutup . Sebaiknya segera mencari bantuan dan hubungi orang yang ahli dibidang penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Seperti dokter, konselor, dan praktisi narkoba. Selain itu detoksifikasi bisa dilakukan , untuk menghentikan kecanduan narkoba agar zat yang membahayakan tubuh bisa segera dibersihkan.

Meskipun demikian pepatah " lebih baik mencegah daripada mengobati ", sangat tepat diterapkan untuk mencegah anak terlibat lebih jauh dalam penyalahgunaan narkoba. Peran serta orang tua dirumah diharapkan menjadi fondasi utama membentuk kepribadian anak. Orang tua wajib memberikan pengarahan dan pengetahuan efek negatif dari penyalahgunaan narkoba sedini mungkin terhadap anak-anak. Sehingga tanpa larangan dan ancamanpun,  mereka akan dengan sendirinya mengetahui bahaya yang akan mengancam kehidupannya baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

4 komentar:

  1. Tak ada rasa bersalah dari para gembong itu. Padahal begitu banyak generasi yang di rusaknya.
    Katakan dia bisa lolos dr hukum dunia, tapi dia akan menanggungnya kelak di akhirat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Niken, hati nurani mereka sudah mati tertutup oleh kilau materi, padahal semua itu tdk akan dibawa mati. Trims sudah mampir mbak

      Hapus
  2. Tulisan yang sangat bermanfaat Teh Tini.Semoga kita bisa membentengi diri dan keluarga kita dari jeratan bahaya narkoba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..........terima kasih kunjungannya teh Devy

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...