Loading

Jumat, 30 Januari 2015

Berhaji Dengan Dua Ratus Ribu Rupiah

" Mohon maaf sebelumnya tidak ada niat untuk riya atau menyombongkan diri dengan menuliskan kisah ini. Pengalaman sedekah yang diceritakan disini adalah sebagai pengalaman berharga yang saya ambil untuk mengikuti giveaway dengan tema "Keajaiban Sedekah". Insya Allah melalui kisah ini pula bisa menjadi ibroh untuk para pembaca "

Ibadah haji ke tanah suci menjadi keinginan hampir semua umat muslim diseluruh dunia. Untuk bisa sampai kesana dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagian orang rela menyisihkan penghasilannya bertahun-tahun demi bisa melaksanakan  ibadah haji. Oleh karena itu, ibadah haji wajib hukumnya untuk mereka yang sudah mampu. Mampu dalam arti fisik dan finansial. Sebagai seorang pedagang dengan penghasilan tidak menentu,  keinginan untuk berhaji  sementara ditunda. Karena harus berbagi dengan kebutuhan anak-anak yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan usia mereka. Namun doa tidak pernah putus di panjatkan, suatu saat keinginan berhaji bisa terwujud.

Hingga tibalah pada sebuah mimpi yang memberi jalan terbukanya keinginan berhaji. Apa hubungan mimpi dengan ibadah haji ?  “ Mama  diminta untuk memberi uang besarnya dua ratus ribu rupiah kepada pengurus masjid. Katakan pada beliau jika uang itu untuk membangun masjid yang sudah direncanakan sejak lama “ ujar suami menyampaikan mimpinya. Sejenak saya tercenung bagaimana mungkin bisa membangun sebuah masjid dengan uang dua ratus ribu rupiah ?. “ Jika mama meyakini amanah itu sebuah kebaikan segera lakukan, namun jika masih ragu sebaiknya tidak usah melakukannya “ ujar suami lebih lanjut seperti bisa membaca keraguan saya. Setelah merenungkan amanah yang datang tersebut, apa salahnya memberi sedekah melalui masjid, bukankah itu suatu kebaikan ? 

Tanpa berpikir panjang lagi, segera saya menemui pak ustadz yang juga merangkap sebagai ketua DKM ( Dewan Keluarga Masjid ). Kebetulan rumah beliau jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Dengan uang dua ratus ribu rupiah, saya katakan padanya seperti yang dikatakan suami dalam mimpinya. “ Saya tidak tahu apa yang sedang ibu dan bapak inginkan, saya terima sedekahnya mudah-mudahan ini menjadi kunci pembuka dari rencana untuk membangun masjid “ ujar pak ustadz saat menerima uangnya.

Tidak jauh dari tempat tinggal kami ada tanah seluas kurang lebih delapan ratus meter persegi wakaf dari seorang warga. Beliau berpesan agar diatas tanah tersebut dibangun sebuah masjid yang lebih besar dari masjid sebelumnya yang sudah ada. Masjid yang sudah ada memang ukurannya kecil seringkali tidak cukup untuk menampung banyaknya jamaah. Untuk melaksanakan sholat jumat saja seringkali tidak cukup, apalagi untuk melaksanakan sholat Idul Fitri atau Idul Adha terpaksa sebagian jemaah sholat diluar masjid memenuhi jalanan. Keinginan untuk segera membangun masjid yang lebih besar terkendala oleh masalah dana. Hingga kurang lebih empat tahun lamanya tanah tersebut terbengkalai, sementara hanya dipakai sebagai tempat bermain anak-anak  dan berbagai acara tujuh belas agustusan.

Rencana Allah adalah misteri, saya tidak pernah tahu apa yang terjadi dibelakang setelah menyerahkan dua ratus ribu rupiah. Hingga suatu hari kurang lebih tiga minggu setelah menyerahkan uang tersebut, sebuah sms masuk melalui telpon genggam saya. Bunyinya “ Neng sudah transfer sebesar dua ratus juta rupiah, tolong titip untuk membangun masjid “ . Dada saya bergetar hebat, air mata tidak terasa menetes membasahi pipi setelah membaca sms tersebut. Apakah saya tidak salah membaca atau sedang bermimpi ? berulang kali sms tersebut dibaca dengan terus menggosok-gosok mata untuk meyakinkan diri. Subhanallah ! sms itu benar adanya tidak salah alamat setelah mengecek saldo. 

Tanpa menunggu waktu, saya serahkan uang dua ratus juta rupiah tersebut kepada pak ustadz. Beliau tidak kalah terkejut nya seperti saya, dari dua ratus ribu rupiah sekarang menjadi dua ratus juta rupiah. Uang inilah yang menjadi awal  dimulainya membangun masjid yang sudah bertahun-tahun direncanakan dan belum bisa terealisasi. Setelahnya selalu saja ada yang menitipkan sedekahnya melalui saya. Allah benar-benar menjaga saya untuk tidak tergoda dengan ratusan juta rupiah yang keluar masuk melalui rekening. Padahal saat itu kondisi keuangan keluarga sedang terpuruk akibat terperdaya oleh tawaran bisnis seseorang. Saya dan suami mengalami kerugian materi puluhan juta karenanya. 

Jika Allah sudah berkehendak tidak ada yang bisa menghalangi. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun masjid seluas empat ratus meter persegi sudah berdiri megah. Masjid yang bisa menampung lebih banyak jamaah sebagai pengganti masjid lama. Masjid yang kini menjadi kebanggaan masyarakat disekitar tempat tinggal saya. Ketika pertama kali melaksanakan sholat disana tanpa terasa air mata menetes, ada rasa haru dan bangga secara tidak langsung saya terlibat dalam mewujudkan masjid tersebut. Saat sholat  saya kuatkan niat agar suatu saat bisa melaksanakan sholat di tanah haram, Insya Allah.

Allah akan mendengarkan setiap permintaan hamba-NYA yang bersungguh-sungguh. Mungkin demikian adanya ketika suatu hari ada seseorang yang menawari saya dan suami untuk melaksanakan ibadah haji dengan ongkos naik haji beliau yang menanggung. Subhanallah ! hampir tidak percaya dengan apa yang kami alami. Allah memberikan hadiah untuk kami melalui umat yang dikehendaki-NYA setelah uang dua ratus ribu rupiah yang disedekahkan melalui masjid.

Insya Allah keinginan saya dan suami beribadah haji segera terlaksana semua berawal dari mimpi. Mimpi yang membantu mewujudkan niat dan keinginan kami berhaji semua berawal dari sedekah dua ratus ribu rupiah. Kami sudah mendaftarkan diri dan memperoleh nomor porsi sejak dua tahun yang lalu. “ Tidak usah memusingkan masalah waktu dan khawatir dengan umur. Waktu hanya milik Allah semata, kita serahkan kapan saat keberangkatan itu pada sang pemilik waktu “ demikian ujar suami menanggapi lamanya waktu tunggu untuk bisa berangkat ke tanah suci. " Maka nikmat Tuhan manakah  yang kau dustakan "








Dok. Pribadi


Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

18 komentar:

  1. Merinding dan terharu membacanya Mak. Hanya bisa bilang: Allahu Akbar :')
    Barakallah semoga niat naik haji kesampaian. Semoga Mak Tini dan suami selalu bugar dan rezekinya lancar. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.......Aamiin........Allahuma Aamiin.......terima kasih mak Niar

      Hapus
  2. Allahu Akbar...jika Allah sudah berkehendak...tinggal KUN FA YA KUN...apa saja bisa terjadi karena kehendakNya ....
    Saya sangat mengimaninya Mbak. Semoga kita tetap bisa istiqomah ya Mbak, aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.........terima kasih mak Ninik sudah berkunjung

      Hapus
  3. Subhanallah.....terima kasih sudah berbagi cerita inspiratifnya disini mak Tiini :)

    BalasHapus
  4. wah benar-benar suatu kebahagiaan ya mbak, kapan saya bisa begitu ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada yg tidak mungkin mas, jika Allah berkehendak. Terima kasih kunjungannya, salam kenal.

      Hapus
    2. Setuju mbak, semoga itu terjadi ama saya nantinay amiin

      Hapus
  5. Alhamdulillah...rahasia Allah yang manusia tidak tahu dan pernah sangka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali bunda, terima kasih kunjungannya.

      Hapus
  6. Maka nikmat mana yang kau dustakan.
    Subhanallah.

    BalasHapus
  7. keren mbak....
    *g tau kudu komen apa aku pengen juga kesana :") semoga

    BalasHapus
  8. merinding, keren, semoga kita semua bisa berhaji yaa

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...