Loading

Rabu, 29 Mei 2013

Ketika Seorang Model Berganti Pakaian

Seorang laki-laki dengan postur tubuh proporsional, kulit putih, tinggi dan tentu saja ganteng telah berdiri dihadapan saya dengan hanya mengenakan pakaian dalam dan siap menanti sentuhan tangan untuk didandani. Dia adalah model yang akan memperagakan pakaian hasil rancangan saya, dalam rangka memenuhi ujian akhir di salah satu sekolah fashion design dimana saya sebagai salah satu muridnya.

Sebuah  kejadian yang sempat membuat terkejut, panik dan tidak tahu harus berbuat apa, kembali menari-nari di pelupuk mata ketika menyaksikan acara Jakarta Fashion Week beberapa waktu yang lalu. Dan Zahra sibungsu, sepulang sekolah membawa undangan meminta ijin untuk mengikuti audisi sebagai foto model disalah satu mall.
Kejadian yang adakalanya membuat tersenyum sendiri bila mengingat semua itu'

Kira-kira 20 tahun yang lalu, saya gemar sekali mengikuti berbagai macam kursus dan keterampilan. Aneka kursus keterampilan saya ikuti, salah satunya belajar fashion design di salah satu sekolah design yang berada di Utara kota Bandung. Pelajaran pertama yang didapatkan  adalah membuat lingkaran/bulatan, dan garis lengkung berulang-ulang di lembaran-lembaran kertas lebar. Saya sendiri lupa berapa lembar yang harus dikerjakan. Sempat ada rasa bosan juga tidak tahu apa tujuan dari membuat lingkaran dan lengkungan seperti yang biasa dilakukan oleh murid Taman Kanak-Kanak. Baru belakangan saya ketahui bahwa tujuan dari semua itu untuk membuat tangan menjadi lebih lentur saat menggambar.
Sebenarnya saya tidak pandai menggambar, dengan mengikuti sekolah fashion design otomatis dituntut untuk   bisa menggambar. Menuangkan ide rancangan kedalam bentuk gambar perlu latihan keras bagi saya., apalagi menggambar manusia yang biasanya dijadikan sebagai model, padahal selama di sekolah nilai menggambar tidak pernah lebih dari tujuh. Untungnya menggambar untuk sebuah rancangan baju tidak perlu terlalu sempurna bentuk kaki, tangan dan juga muka, yang penting adalah rancangan pakaian yang akan dibuat bisa dimengerti dan dibaca dengan mudah.


Setelah berbulan-bulan mendapatkan banyak teori akhirnya tibalah pada saat terakhir yaitu ujian. Untuk ujian ini setiap siswa diwajibkan  membuat empat rancangan pakaian, yang terdiri dari pakaian pesta pria dan wanita, pakaian kerja dan pakaian  casual. Semua rancangan ini akan diperagakan dalam salah satu pagelaran busana oleh peragawan dan peragawati profesional. Semua model telah disiapkan oleh pihak sekolah,  dan  masing-masing siswa hanya diberi ukuran tubuh model sebagai ukuran baju. Masing-masing model dibuat dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 orang. Dan siswa bebas memilih kelompok model mana yang akan dijadikan modelnya. Semua kebutuhan penunjang pakaian seperti aksesoris wajib disediakan oleh siswa. Tetapi untuk sepatu jika bukan sepatu khusus mereka para model itu akan membawa sepatu sendiri-sendiri. Kita hanya menentukan warna sepatu apa yang dibutuhkan untuk menunjang penampilan.  Untuk semua persiapan tersebut  kami hanya diberi waktu satu bulan kerja.

Akhirnya tibalah acara fashion show sebagai ujian akhir  yang diselenggarakan disebuah cafe, dengan dihadiri oleh para orang tua siswa dan beberapa desainer lokal sebagai penilai, yang akan menentukan kelulusan. Jadi yang menentukan kelulusan siswa bukan guru dari sekolah yang bersangkutan, melainkan para desainer yang memang sudah ahli dalam bidangnya.

Semua hasil rancangan para siswa sudah tergantung rapih di ruang ganti, para model juga sudah siap demikian juga seluruh undangan sudah hadir memenuhi ruangan. Sempat saya melihat sekeliling ruang ganti tidak ada sekat pemisah antara ruang ganti pria dan wanita, padahal bukankah ada model pria juga ? Melongok ruangan lainnya, ternyata memang cuma satu itu ruang gantinya. Bercampur jadi satu ruang ganti pria dan wanita. 

Setelah acara dimulai dan para model mulai sibuk mengenakan pakaian yang akan diperagakan dengan dibantu oleh perancangnya. Saya sempat terkejut dan sedikit shock melihat para model begitu turun dari panggung dan siap berganti dengan baju berikutnya. Mereka tanpa risih sedikitpun langsung membuka pakaian hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya dihadapan banyak orang. Tanpa ada rasa malu dan risih sedikitpun dibawah tatapan mata  semua yang hadir di ruangan itu. Heh ! kutarik nafas panjang dan mengelus dada.  Memang hanya ada sedikit waktu tersisa untuk para model itu berganti pakaian, sehingga mereka melakukan semua itu dengan cepat. Dan begitulah yang mereka lakukan setiap berganti pakaian, dari satu pakaian ke pakaian lainnya. Dari satu catwalk ke catwalk lainnya.

Seperti yang sudah diceritakan diatas tiba-tiba dihadapan sudah berdiri model pria yang siap mengenakan pakaian hasil rancangan saya. Sempat kaget dan tidak tahu harus berbuat apa, ini untuk pertama kalinya berdiri dihadapan saya seorang pria dengan hanya mengenakan pakaian dalam, dengan  jarak yang sangat dekat, siap menunggu sentuhan tangan untuk didandani. Saya cukup risih dengan keadaan tersebut karena saat itu status  masih single, dan kebanyakan saudara juga wanita sehingga situasi tersebut membuat sedikit rikuh.Walaupun pernah juga  melihat model pria dengan hanya mengenakan pakaian dalam disalah satu majalah, tetapi berhadapan langsung dengan seorang pria dalam jarak yang cukup dekat dengan hanya mengenakan pakaian dalam belum pernah saya alami. Tapi yang bersangkutan cuek saja karena mungkin itu  memang sudah menjadi pekerjaannya dan sudah biasa baginya sebagai seorang model. Sempat melirik teman yang  merancang pakaian muslim, dia lebih terlihat canggung. Apalagi yang bersangkutan sudah menutup auratnya dengan hijab.


Dunia fashion show memang masih baru untuk saya. Itulah satu-satunya fashion show yang saya ikuti, mengikuti acara fashion show sebagai salah satu syarat kelulusan. Alhamdulillah akhirnya mendapatkan nilai tertinggi dan mendapatkan penghargaan sebagai siswa terbaik. Dunia fashion show telah membuat saya sedikit terperangah dengan kebiasaan para model berganti pakaian,  tidak ada rasa risih sama sekali bagi mereka untuk membuka pakaian dihadapan banyak orang. Juga keharusan para perancang untuk mendandani para modelnya telah membuat saya terkejut dan terperangah. Pikiran nakal saya sempat muncul,  mungkinkah ini salah satu penyebab para desainer pria akhirnya memilih untuk tidak menikah, karena sudah terbiasa melihat bagian dalam tubuh wanita sebagai modelnya. Wallahuallam Bissawab.



Menutup aurat untuk wanita muslimah wajib hukumnya sehingga ketika Zahra sibungsu, meminta ijin untuk mengikuti audisi sebagai model cilik di salah satu mall saya keberatan. Masih terbayang bagaimana para model berganti pakaian, namun juga tidak ingin mematahkan rasa ingin tahu si bungsu. Akhirnya saya kembali membuka foto-foto lama ketika mengikuti ujian akhir di sekolah fashion design dan memberikan pengertian padanya tentang alasan ketidaksetujuan saya. Bercerita sesuai pemahamannya bagaimana para model itu berganti pakaian pada saat fashion show. Alhamdulillah akhirnya dia mengerti dengan penjelasan saya dan lebih memilih menari sebagai hobinya.





53 komentar:

  1. Iya Mbak say juga tahunya gitu . Pernah lihat top models asia nadia hutagalung itu loh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo inget itu jadi suka ngeri sendiri, wah.........neng Hana sdh bisa melihat body Nadya Hutagalung he.......

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Mba... aku sudah sering mendengar bagaimana model berganti baju dari perancangnya. Ternyata memang seperti itu dunianya. Kasihan ya designer laki-laki *hehee.

    Salam
    Astin

    BalasHapus
    Balasan
    1. he..........ya memang begitu mbak Astin, aku sempat shock tidak menyangka separah itu

      Hapus
  4. Aq pernah baca, kalau di luar negri, para desainer itu menganggap model2 itu layaknya kapstok aja, lho, Mak. Malah lebih gawatnya, krn diaggap kapstok itu, penutup tubuh bgn atas pun tdk boleh dikenakan. Ngeri bgt, ya. Herannya, masih banyak aja wanita yg bermimpi jd model. Entah bagaimana pula yg akan terlihat di backstage kontes2 kecantikan. Gitu jg kali, ya. Main buka aja di depan byk orang.
    Salam kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih heran lagi yg kepingin jadi model itu kebanyakan dari mereka dianugerahi bodi yg bagus mak, salam kenal kembali terima kasih sdh mampir

      Hapus
  5. Elegant banget sob! tapi kok gambarnya sedikit jadul ya? tapi keren lahhh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gambarnya memang jadul ini kan erita kurang lebih 20 thn yg lalu ketika saya msh unyu, he.......trims sudah mampir salam kenal

      Hapus
  6. saya masih ingat dulu waktu masih SD, ikut acara fashion show. waktu itu ganti baju di ruang yang sama dengan model perempuan. memang tidak di hadapan banyak orang., cuma satu atau dua orang di belakang panggung saja.
    waktu itu saya masih kecil., unyu2., lugu., tapi tetap saja., momen yang demikian tidak mudah terlupakan.
    ehehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. he........punya pengalaman jg jadi model mas ? trims sdh mampir

      Hapus
  7. wah., dunia fashion dekat dengan dosa ya berarti..?
    :-?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg menilai dosa atau tdk bkn saya mas tapi Allah

      Hapus
  8. Jujur saya baru tahu, Mbak. ketinggalan banget, ya? hehhee....
    naudzubillahi min dzalik. semoga keluarga dan anak keturunan saya ga ada yang ingin berprofesi sebagai model.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin........trims mak Diah sdh mampir

      Hapus
  9. masuk akal juga sih ya,, krn terburu-buru, lngsng deh buka2 baju tanpa risih..
    tpi ya gitu.. aurat tuh kq di lihatin kmn2 -_-
    aq sempet pngen jdi model, berhubung gak tinggi, jdi gk kesampain, tpi untung juga ya gak jdi model

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya memang hrs cepat dan sedikit terburu2, wah.......pasti mak Sari cantik nih, trims sdh mampir ya

      Hapus
  10. Gara-gara liat model berganti pakaian saya bersyukur punya bentuk badan non model. Ngeri liat bodi tulang berbalut kulit saja. Pantesan lebih bagus pake baju para model, kalo nggak wuih...tengkorak berjalan

    BalasHapus
  11. aku pernah jadi penari waktu SMA.Dalam satu kesempatan bisa dua-3kali perform, jadi harus ganti konstum juga. daan..,kejadiannya kurleb sama mbak, bercampur aduk satu ruang, malah biar cepet, penari2 cowok ikut bantu pakein konstum yg cewek. jadi rasanya perlu ditinjau ulang juga kalau anaknya mau jadi penari mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. trims mak Vera infonya putriku penari tradisional di sanggarnya gak ada penari cowok semuanya cewek

      Hapus
  12. Menurut saya sih yang kasihan modelnya. Mereka kan nyari uang karena butuh makan. Nah seharusnya pihak panitia dan agen modelling yang berinisiatif menyediakan ruang ganti yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Tapi sekali lagi model-modelan ini kan mengadaptasi gaya hidup barat, sedang di sana ngga ada batas laki-laki dan perempuan. jadi ya... gitu deh. Beruntung sekarang ada agensi model muslimah seperti milik Mbak Ratih Sang, insha Allah beliau memahami aturan ini dan membuat perbedaan. Semoga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.....Insha Allah ya Mak, saya jg bersyukur sekarang banyak mantan peragawati yg berhijab mdh2an ada sedikit perbaikan kedpnnya

      Hapus
  13. top model...takutnya pada saat ganti baju antara cewek sama perempuan sama...

    BalasHapus
  14. sekarang msh suka nge disain baju ngga mba? ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah lama enggak mak, paling desain bwt diri sendiri aja he..........

      Hapus
  15. Pengalaman berharga yah mb... :) nice story..

    BalasHapus
  16. Haduuuhh.... ngeriiii... ngeriiiii.... o_O
    Untungnya pas ujian akhir saya dulu modelnya ga pake saya dandani, mereka ganti baju sendiri. Tapi ya itu ga malu2 ngelepas bajunya.

    Untungnya juga, 2 anak gadis saya ga ada yg minat jadi model.. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. He......pernah belajar desain jg mak Ellys rupanya

      Hapus
  17. Apa ini artinya dunia modelling dekat dengan dosa?

    Salam kenal, ditunggu kunjungan baliknya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bkn kapasitas yg menilai dosa tidaknya, salam kenal kembali

      Hapus
  18. Berarti perjuangannya Mbk, sangan menginspiratif sekali ya.

    Saya juga suka menggambar, namun juga demikian tidak pernah dapat nilai tujuh.

    Jadi ya jadi penjaga warnet aja wes.

    Mau dong jadi modelnya.

    hik hik hik....

    Salam dari Jember

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kembali dari Bandung terima kasih kunjungannya

      Hapus
  19. ngelus dada..itu aja pengalaman 20 thn lalu..gmana sekarang ya mak..secara Indonesia sudah mulai ngikutin barat

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah mak, tanggung jawab ortu untuk melindungi anak2 semakin berat

      Hapus
  20. hahdehhh ngeri banget deh yaa emak , itu ajah udah lamaa banget kayak gitu, coba sekarang udah banyak yang pengin jadi model2 sampek ada audisinya, gimana coba ganti bajunya :D

    kalau model hijab masak seperti itu juga yaa emak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat itu ada temanku yang membuat busana muslim, ganti bajunya ya seperti itu juga, mereka kan memakai hijabnya hanya pada saat diatas catwalk saja

      Hapus
  21. Wewww....kalo yang saya liat di balik layar (nontonnya lewat tipi) emang kayak gitu, tapi engga nyangka juga kalo itu sudah tradisi dari 20 tahun lalu, ya, Mak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mungkin memang sudah begitu sejarahnya

      Hapus
  22. Jadi keinget temen saya waktu ikut fashion show, sebelum acara berlangsung tidak dikasih tau kalo nanti pas acaranya ada sesion pake bikini. nangis lah dia karena ditengah acara, pas harus ganti baju disodori dan harus dipakai itu bikini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. intinya sebelum menerima pekerjaan kita hrs tahu dulu apa yg akan dikerjakan, ya noestyle

      Hapus
  23. kalo gitu aku lebih milih jadi model buat usahaku sendiri aja deh :D
    salam kenal tantee...

    BalasHapus
  24. ya, dr dulu sy pernah denger crt ini. Ngeri, ya

    BalasHapus
  25. Weleh... begitu terkikisnya rasa malu ya kalau sudah masuk dunia fashion. Saya juga ga mau ah terjunin anak-anak dalam dunia itu, semoga tetap bisa amanah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin......aih.....senangnya dikunjungi mak Mira Sahid terima kasih mak sudah berkunjung

      Hapus
  26. Hidup itu harus memilih dan tidak harus terpaku menjadi sebuah menoton yang nantinya akan selalu ditonton. Hm.......

    Suka dengan photo jadulnya. He,,,x9

    Salam wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha.......terima kasih Mas, ini mesti bongkar-bongkar lemari nyari foto2 lama ini, untungnya ketemu

      Hapus
  27. teh Tini saya sampai deg degan bacanya,ahhh jadi kepikiran pengen jadi pengusaha modelling yang islami, kata saya mah tergantung panitianya sih ngatur waktu, segala sesuatu tidak ada yang impossible,bisa diatur supaya aurat engga kelihatan!
    jempol buat teh Tini, btw rancangin baju buat saya ya! saya juga hobbi menjahit pakaian sendiri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sok atuh teh Aisah diwujudkan cita2nya saya dukung, semoga lebih bisa Islami, Rancangin baju ? hi.......sdh lama tdk buat gambar jadi kaku lagi

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...