Loading

Kamis, 04 Desember 2014

Materi yang dianggap "Nyampah" di Media Sosial


Media sosial seperti facebook, twitter, path, instagram seolah sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi para penggunanya. Melalui medsos mereka bebas berekspresi apa saja disana. Melakukan kritik, curhat, berselfi ria bahkan  melakukan sumpah serapah kepada orang yang tidak disukai bisa saja dilakukan di media sosial. Pengguna media sosial  tidak terbatas usia. Tua, muda bisa memiliki akun di media sosial. Bahkan ada sebagian orang yang menganggap kurang gaul jika tidak memiliki akun di medsos.

Walaupun para pemilik akun tersebut bebas menggunakan medsos dengan akun masing-masing, tapi apakah mereka tahu jika yang diposting atau  diunggah mungkin saja dianggap sampah oleh pengguna media sosial yang lainnya. Misalnya :
  1. Curhat di media sosial, sebagian pengguna medsos ada yang menggunakan medsos tempatnya untuk melakukan curhat/berkeluh kesah. Sebetulnya sah-sah saja yang bersangkutan melakukan yang demikian. Tetapi apakah sudah dipikirkan lebih jauh tentang efek yang ditimbulkan dengan berkeluh kesah/curhat di medsos. Apalagi jika melakukan curhat/keluh kesah dengan tujuan menumpahkan kekesalan pada pasangan hidup seperti suami/istri, atau kesal pada pacar. Alih-alih mendapat simpati mungkin sebagian pengguna medsos malah menganggapnya sebagai hal yang kurang simpatik. Dan menganggapnya sebagai "nyampah" di wall-nya sendiri. Kurang bijak rasanya jika seorang istri menumpahkan kekesalan pada pasangan hidupnya dengan menuliskannya di media sosial demikian juga sebaliknya. Bukankah " Istri itu ibarat pakaian suami dan suami itu ibarat pakaian istri yang harus saling menutupi " . Menumpahkan kekesalan pada pacar dengan membuat kalimat yang mungkin saja menyinggung keluarga dari yang bersangkutan, apakah itu tidak akan menimbulkan masalah di  kemudian hari ?
  2. Mengajak/mengirimi seseorang untuk melakukan permainan atau game untuk ikut bersamanya dalam satu permainan game. Seringkali seorang maniak game tidak menyadari jika kebiasaannya mengirimi permintaan untuk ikut bermain game bersamanya seringkali membuat kesal yang diundangnya. Karena undangan yang berulang-ulang hanya akan memenuhi wall orang lain. Contohnya saya sendiri tidak suka dan tidak pernah melakukan permainan game. Tatkala ada seorang teman yang terus menerus mengajak untuk ikut bermain game bersamanya saya agak kesal juga karena wall  menjadi penuh dengan ajakan bermain game. Akhirnya yang bersangkutan saya kirimi inbox  dengan  mengatakan : " Terima kasih atas ajakan permainan gamenya tetapi maaf saya tidak pernah dan tidak suka bermain game. Saya hanya suka membaca dan menulis. Kemudian saya tawari yang bersangkutan buku antologi saya " . Sejak itu dia tidak pernah mengirimi permintaan untuk bermain game.
  3. Melakukan kritik terus menerus. Contohnya  ketika masa-masa capres tengah hangat-hangatnya banyak sekali yang menjadi komentator dadakan dan ahli-ahli politikus di media sosial. Sebetulnya sah-sah saja seseorang untuk melakukan kiritik, apalagi jika kriktik tersebut bersifat positif dan membangun. Tetapi jika kritik yang terus-menerus  dan menyudutkan seseorang seolah tidak ada sisi baik dari orang yang dikritiknya . Akhirnya jadi berpikir belum tentu pengeritik itu lebih baik dan lebih pandai dari orang yang dikritiknya. Bagi saya kritik yang seperti ini sama saja dengan "nyampah" apalagi jika nama saya ikut di mention atau di tag. 
  4. Mereka yang menjadikan akun di medsosnya sebagai ajang promosi dari suatu produk. Banyak dari pemilik akun menjadikan akun di medsosnya sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk. Namun seringkali mereka lupa untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik akun yang hendak "disinggahi" untuk dijadikan tempatnya melakukan promosi. Ibaratnya akun yang dimiliki itu adalah sebuah rumah jadi paling tidak tetap harus ada sopan santun sebelum memasuki rumah orang lain. 
Bagaimanapun juga kita menggunakan medsos tetap harus memperhatikan kaidah-kaidah kesopanan jangan sampai  apa yang diposting dianggap sebagai "sampah" bagi pemilik akun yang lainnya. Ini hanya pendapat saya, entahlah dengan pendapat yang lainnya. Semua  tergantung pada para pengguna media sosial itu sendiri dari arah mana mereka memandangnya.  Marilah untuk tetap berada dalam koridor yang baik dengan memperhatikan etika dan kesopanan. Tidak merugikan orang lain dan yang lebih penting tetap bijak jangan sampai tersandung dengan UU ITE.


6 komentar:

  1. Yang paling nyampah kalo ada tautan dari ask.fm muncul tiba-tiba di Twitter atau Facebook. Rasanya pengin makan martabak sambil goyang karawang aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha........ langsung sodorin martabak pengen lht goyang karawangnya

      Hapus
  2. Balasan
    1. link blog utk promo jg ya mak biar tambah banyak pengunjung he........, trims sdh mampir

      Hapus
  3. Medsos tertutup seperti plurk masih mending ya..tp kalau sdh fb atau twitter ampun deh...blogwalking salam kenal..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul.........terima kasih sdh mampir, salam kenal kembali

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...