Loading

Minggu, 01 Februari 2015

Ngeuyeuk Seureuh ( Upacara Adat Sunda Untuk Hidup Bahagia )

Masyarakat Indonesia yang religius memandang pernikahan sebuah upacara yang sangat sakral, umumnya dilakukan dengan acara yang benar-benar berkesan. Dalam setiap upacara pernikahan tiap daerah memiliki tatacara adat yang berbeda-beda, yang pada hakekatnya merupakan simbol adat, intinya sih merupakan nasihat. Salah satunya upacara Ngeuyeuk Seureuh yang merupakan tatacara dalam upacara adat pernikahan Sunda.

Menurut terminologi bahasa ngeuyeuk seureuh artinya meramu sirih. Dalam upacara ini memang sirih menjadi salah satu perlengkapan yang dipergunakan. Sirih tidak hanya dipergunakan dalam tatacara pernikahan Sunda saja, konon di Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara daun sirih dipakai sebagai perlambang kehormatan dalam penyambutan.

Upacara ngeuyeuk seureuh biasanya diadakan di rumah mempelai wanita satu hari sebelum dilangsungkannya akad nikah. Upacara ngeuyeuk seureuh merupakan penggalan dari upacara adat perkawinan Sunda yang berisikan nasihat-nasihat untuk hidup bahagia dalam berumah tangga. Isi nasihatnya beraneka macam hingga ke hal-hal yang berhubungan suami istri agar saling membahagiakan, yang diungkapkan dengan canda dan kaya makna.  Pendek kata upacara ini juga merupakan sex education juga. Sehingga tidak mengherankan upacara ini biasanya berlangsung penuh dengan canda da tawa.

Perlengkapan yang tampak dalam upacara ini, sirih bertangkai, pinang bertangkai, padi dua ikat, bunga pinang, ramuan sirih untuk makan sirih lengkap. Bagian dari alat tenun tradisional seperti, papan tipis dan sepotong bambu tak beruas, kain poleng merah yang belum dijahit, lidi enau, benang tenun, lampu minyak kelapa bersumbu tujuh, kendi, tikar pandan, kain putih kafan, cobek dan ulekan, bokor dan tempat membakar kemenyan.

Perlengkapan lainnya, ayakan, nyiru/nampan dari anyaman, kayu bakar, seperangkat pakaian pengantin, kain batik panjang yang jumlahnya harus ganjil. serta parawanten yakni sesaji berupa beras, telur, ayam, pisang, gula aren, kue-kue, jarum dan benangnya serta rujakan. Setelah upacara selesai semua perlengkapan ini disimpan dikolong/bawah tempat tidur pengantin. Keesokan harinya diberikan pada pangeuyeuk, yaitu sesepuh yang memimpin upacara. Sebagai bukti bahwa mempelai sudah sukses melakukan hubungan suami istri.

Rangkaian acara adat penuh petuah, nasihat yang sangat berguna bagi kebahagiaan rumah tangga. Kerukunan rumah tangga senantiasa dinomorsatukan , sebagaimana tahapan acara yang banyak dilakukan berdua dengan kerjasama saling pengertian.

Di zaman sekarang upacara ngeuyeuk seureuh, sudah tidak banyak lagi dilakukan. Disamping berbiaya tinggi dengan banyaknya perlengkapan yang harus disediakan, juga sebagian masyarakat menganggap ada unsur mistisnya yaitu dalam bentuk sesaji. Hanya kalangan tertentu saja yang masih melaksanakan upacara adat ngeuyeuk seureuh. Upacara yang pada zaman dahulu dipakai sebagai sarana untuk lebih mendekatkan dan mengenalkan lebih dekat lagi calon suami istri. Hal ini tidak terlepas dari unsur perjodohan yang masih kuat saat itu.


5 komentar:

  1. sfa kamari nikah ge teu nganggo adat ieu teh.. boro2 jalanin adat begitu, rame2an juga ngga, mamahnya ga mau ribet. hhoho

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teteh jg enggak neng, yg penting mah doa restu ortu dan yg hadir neng

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Kayanya daunsirih jadi pelengkap penting untuk upacara pernikahan yaa, di aceh pas acara intat linto dan tueng dara baroe ada juga disajikan sirih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mak daun sirih banyak dipakai untuk berbagai upacara adat di beberapa daerah, Acehnya dmn mak ?

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...