Loading

Jumat, 12 Februari 2016

Ayah dan bunda, cintai aku

Diskusi CBM dgn HWDI, Gerkatin, FKKAD, BILIC
Usai diskusi CBM dan ormas disabilitas
Minggu kemarin saya bertemu dengan  teman baik,  dia bercerita mengenai salah seorang putra sahabatnya yang berkebutuhan khusus. Sahabatnya  mengeluhkan suaminya yang seringkali tidak dapat menahan emosi dan menjadikan putranya  sebagai sasaran kemarahan . Dia kasihan melihat putranya yang selalu menjadi sasaran kemarahan ayahnya untuk alasan yang dia sendiripun tidak tahu, mengapa anaknya selalu dimarahi ayahnya ? “ Putraku itu memang beda dengan anak-anak seusianya,  sebagai ibunya aku tidak terima dia selalu dimarahi oleh ayahnya “ keluh sahabatnya.

Ayah dan bunda, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) acapkali menjadi sasaran kemarahan  atau bully dari masyarakat disekitarnya. Memprihatinkan acapkali mendengar dan melihat ABK diperlakukan tidak adil oleh lingkungan dan keluarga terdekatnya. Di bully, dimarahi, disembunyikan bahkan dibuang oleh keluarganya sendiri karena dianggap “aib atau memalukan”. 

Terbatasnya pengetahuan  masyarakat mengenai ABK membuat  ABK seringkali dianggap maaf “orang gila” atau “beban masyarakat “.  Ada juga  orang tua yang tidak siap menerima kehadiran ABK ditengah keluarganya, sehingga seringkali ABK menjadi sasaran emosi yang tidak terkendali dari orang tua.  Seperti cerita John H.G Soe yang dibuang orang tuanya karena disabilitas.


“ Ketika usiaku 4 bulan   aku ditinggalkan orang tua di rumah sakit. Pada usia sekitar 1 tahun , rumah sakit memindahkanku ke asrama karena rumah sakit tidak bisa mengasuh anak hingga dewasa. Selama aku disana tidak pernah sekalipun orang tua dan saudara-saudara menjengukku . Berbeda dengan teman-teman asrama lainnya mereka masih dijenguk keluarganya. Ketika asrama akan direnovasi aku dikembalikan pada orang tua dan keluarga tetapi mereka tidak ada yang mau menerima, sehingga aku dibawa kembali ke asrama. Syukur diusia 11 tahun aku diadopsi oleh warga negara Singapura keturunan Belanda. Orang tua yang mengadopsi membawaku ke Singapura untuk melakukan operasi  kedua kakiku  yang sudah polio sejak kecil.

Setelah itu kehidupanku berubah 180 derajat aku mendapatkan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua adopsiku . Kasih sayang yang tidak pernah kuperoleh dari orang tua kandung sebelumnya. Pelukan hangat yang tidak pernah kurasakan dari orang tua sebelumnya akhirnya bisa kudapatkan dari orang tua yang mengadopsiku. Itulah untuk pertama kalinya aku dapat meresakan hangatnya pelukan orang tua.   Aku juga mendapatkan pendidikan terbaik hingga bisa menyelesaikan pendidikan arsitek di Inggris.

Setelah aku dewasa dan berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi diluar negeri,  aku berusaha mencari orang tua dan saudara2 yang telah membuangku dulu, bukan untuk membalas dendam melainkan untuk berterima kasih, karena dahulu telah membuangku. Jika aku tidak dibuang oleh mereka mungkin aku tidak akan seperti sekarang, berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi hingga keluar negeri”.

Cerita diatas adalah kisah hidup dari John H.G. Soe seorang penyandang polio yang dibuang oleh orang tua dan keluarganya  kepada Andy F Noya diacara Kick Andy. Beliau sendiri tidak pernah tahu alasan orang tua dan keluarga membuangnya, karena ketika mereka bertemu kembali tidak sepatah katapun keluar dari mereka.

Ayah dan bunda, saya sendiri disabilitas kedua kaki saya polio sejak usia 2 tahun. Beruntung saya memiliki orang tua hebat. Mereka tidak pernah  lelah memberikan yang terbaik untuk saya. Mulai dari perawatan hingga mendapatkan pendidikan, orang tua memperlakukan saya sama dengan saudara-saudara yang lain. Padahal keluarga kami keluarga besar ( 13 bersaudara) bisa dibayangkan kerepotan orang tua mengurus anak sebanyak itu ditambah satu disabilitas.

Ayah dan bunda, kedua orang tua saya sudah almarhum dan kini saya telah menjadi orang tua dari dua orang anak yang beranjak remaja. Saya bisa merasakan kerepotan mengurus dua orang anak, sehingga saya salut sekali kepada mereka para orang tua yang memilki ABK. Kesabaran, keikhlasan dan kerjasama yang baik antara ayah dan bunda menghadapi ABK adalah kunci utama untuk kemajuan/kesuksesan ABK.


APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG TUA JIKA ANAK TERLAHIR DISABILITAS ATAU MENJADI DISABILITAS KARENA SESUATU SEBAB

  1. Berhenti untuk terus menerus bersedih, kesedihan yang tidak ada batasnya akan membuat  ABK semakin lama terabaikan
  2. Jangan pernah menyalahkan siapapun untuk semua keadaan yang terjadi. Apalagi menyalahkan Allah seolah kehadiran anak adalah kutukan atau karma untuk orang tua.
  3. Segeralah mencari pertolongan terbaik untuk ABK baik secara medis atau tradisional. Berusalahah terus dan jangan pernah berhenti berharap terjadi perubahan/kemajuan untuk ABK.
  4. Berhenti memarahi ABK, adakalanya kehadiran ABK membuat Ayah atau bunda acapkali bersitegang karena salah satu pihak tidak siap menerima keadaan. Tetapi jangan jadikan ABK sebagai sasaran amarah Ayah dan Bunda.
  5. Ikuti setiap terapi yang diberikan kepada ABK dengan baik. Terapy memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi Ayah dan Bunda bisa belajar dari para terapis pada saat mengantar ABK terapi atau belajar melalui buku2 yang banyak mengulas mengenai ABK sehingga Ayah dan Bunda masih bisa melakukan terapi sendiri di rumah.
  6. Jangan pernah membedakan ABK dengan saudara-saudara lainnya, perbedaan perlakuan akan membuat anak selain kurang percaya diri juga manja.
  7. Perkenalkan anak pada lingkungan sosial, sehingga anak terbiasa untuk berada diluar ruangan dan berada ditengah-tengah masyarakat. Kehadiran ABK ditengah mereka akan membuat masyarakat terbiasa menerima kehadiran ABK
  8. Bergabung dengan berbagai komunitas ABK, ayah dan bunda bisa saling share tentang berbagai hal mendapatkan informasi informasi lebih banyak tentang ABK
  9. Jangan putus sekolah untuk ABK yang mampu didik, karena pendidikan adalah salah satu cara yang memungkinkan untuk ABK bersaing ditengah masyarakat umum.
  10. Tingkatkan terus keterampilan untuk ABK yang mampu latih, dengan bertambahnya keterampilan membuat ABK lebih mandiri.
  11. Yang lebih penting selalu berdoa memohon kepada sang pencipta, sehingga Ayah dan bunda menjadi lebih kuat menghadapi ABK.

Diskusi kelompok ormas disabilitas dgn CBM
Diskusi  ormas disabilitas dgn CBM

Ayah dan bunda, anak adalah titipan yang paling berharga dari sang Maha Pencipta. Setiap anak memilki keunikan sendiri-sendiri tidak terkecuali dengan ABK. ABK juga perlu disayang, dicintai dan dikasihi. Mereka juga membutuhkan dukungan dan perhatian tidak hanya dari orang tua juga dari lingkungan terdekatnya sehingga mereka mampu untuk berdiri sendiri.

Menjadi orangtua dengan ABK tentu tidak mudah. Dulu……. ketika almarhum kedua orang tua saya masih hidup, kadangkala saya mencuri dengar pembicaraan mereka tentang kekhawatirannya jika mereka tiada siapa yang akan menjaga saya. Tetapi mereka telah membekali saya dengan banyak hal, sehingga ketika  dewasa saya sudah siap menghadapi kehidupan yang saya sendiri merasakan tidak mudah untuk seorang disabilitas.  

Ayah dan bunda, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bukanlah beban mereka juga tidak ingin menjadi beban siapapun. Mereka bukan orang sakit yang harus selalu dielus-elus. Mereka bukan orang aneh  yang harus disembunyikan keberadaannya. Mereka bukan  tidak berdaya sama sekali. Mereka hanya minta diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya. Mereka hanya minta diberi hak yang sama seperti yang lainnya.  Diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Diberi sedikit bantuan karena mereka punya keterbatasan. Keterbatasan yang dimilikinya bukan berarti mereka tidak mampu sama sekali. Mereka mampu, mereka bisa, mereka hebat jika kalian berikan kepercayaan. Jadi berikanlah bantuan  sebatas yang diperlukannya. Bukan bantuan yang akan membuatnya benar-benar tidak berdaya. Bukan bantuan yang menjadikannya lemah, bukan bantuan yang membuatnya manja.  

Ayah dan bunda cintailah mereka, peluklah mereka. Jangan abaikan mereka apalagi sampai membuangnya.  Bukankan keberadaan mereka juga karena cinta kasih kalian berdua ? Jangan pernah lelah untuk mencintai dan menyayangi mereka, sehingga suatu saat ayah dan bunda akan terkejut betapa beruntungnya ayah dan bunda memiliki ABK. Karena orangtua  dengan ABK adalah orang-orang pilihan yang telah dipilih Allah karena ayah dan bunda istimewa. 








6 komentar:

  1. Saya juga salut Mbak dengan para ortu yg anaknya penyandang disabilitas. Ada 2 saudara saya yg anaknya disabilitas. Yg satu kurang maksimal merawat si anak, anak cenderung disembunyikan, hingga akhirnya si anak meninggal. Lalu saudara yg satunya sangat perhatian pd anaknya, gak malu membawa anaknya ke mana2, disekolahkan di sekolah inklusi, hingga sekarang keadaannya semakin baik, teman2nya banyak dan sayang semua sama dia.
    Memang peran ortu sangat berpengaruh pd perkembangan ABK ya, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mba Diah tdk hanya ortu tapi perhatian dari lingkungan terdekat jg sangat dibutuhkan oleh ABK

      Hapus
  2. Postingan tizara ini sangat menginspirasi. Bunda salut.

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas artikel ini. Sedikit koreksi: pada usia 4 bulan saya ditinggal di rumah sakit, dan tentunya RS tidak bisa mengasuh seorang anak hingga dewasa, maka dengan demikian suster di RS memindahkan pengasuhan saya di asrama pada usia sekitar 1 tahun. Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih utk koreksinya pak John, saya salut dg anda.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...