Loading

Senin, 29 Februari 2016

Mengenal gejala dan mengobati skizofrenia

mengenal gejala penyakit jiwa skizofrenia
Gbr diambil disini :

Kasus pembunuhan yang belum lama terjadi di Kalimantan Barat mengejutkan banyak pihak. Karena selain membunuh pelaku juga memutilasi korbannya, kedua korbannya masih berusia sekolah. Lebih mengejutkan pelaku pembunuhan dan mutilasi adalah ayah kandung korban sendiri, yang notabene adalah seorang aparat kepolisian. Dugaan sementara pelaku mengalami stress berat  dipicu oleh permintaaan cerai sang istri. Disamping stress berat yang dialami pelaku, disinyalir pelaku juga mengidap skizofrenia.

Sebagian dari kita masih ingat  yang terjadi pada artis Marshanda. Marshanda juga seorang penderita skizofrenia sehingga terkadang perilakunya tidak terkendali karena sesuatu sebab. Beruntung Marshanda memiliki keluarga yang mendukungnya untuk bisa terbebas dari skizofrenia. Mungkin diluar sana masih banyak penderita skizofrenia yang tidak mendapat penanganan dengan baik sehingga menyebabkan banyak korban berjatuhan akibat perilaku yang tidak terkendali dari penderita dan kurangnya pengetahuan deteksi dini penderita skizofrenia.


Skizofrenia merupakan penyakit  gangguan jiwa berat namun sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan jika didiagnosis sejak dini, dan penderitanya bisa kembali hidup normal.
Untuk mencegah terulang kembali peristiwa seperti yang terjadi di Kalimantan Barat, ada baiknya kita mengenali gejala skizofrenia. Gejala skizofrenia terbagi dua, yaitu gejala positif dan gejala negatif.


GEJALA POSITIF

  • Halusinasi. Terjadi pada saat panca indera seseorang terangsang oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Fenomena halusinasi terasa sangat nyata bagi si penderita.
  • Delusi. Yaitu kepercayaan kuat yang tidak didasari logika atau kenyataan yang sebenarnya.
  • Pikiran kacau dan perubahan perilaku. Penderita sulit berkonsentrasi dan pikirannya seperti melayang-layang tidak tentu arah sehingga kata-kata mereka menjadi membingungkan. Penderita juga bisa merasa kehilangan kendali atas pikirannya sendiri. Perilaku penderita skizofrenia juga menjadi tidak terduga dan bahkan di luar norma. Misalnya, mereka menjadi sangat gelisah atau mulai berteriak dan memaki tanpa alasan.


GEJALA NEGATIF

Gejala negatif skizofrenia biasanya sudah muncul beberapa tahun sebelum penderitanya mengalami episode akut pertama dari kondisi tersebut. Gejala negatif berkembang secara bertahap atau perlahan-lahan, hingga akhirnya menjadi semakin memburuk.

Gejala negatif bisa berupa:
  • Rasa enggan untuk bersosialisasi dan tidak nyaman berada dekat dengan orang lain sehingga lebih memilih untuk berdiam di rumah.
  • Kehilangan konsentrasi.
  • Pola tidur yang berubah.
  • Kehilangan minat dan motivasi baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain maupun dalam hidup secara keseluruhan.
  • Ketika penderita sedang mengalami gejala negatif, dia akan terlihat apatis dan datar secara emosi. Karena tidak sadar atau tidak tahu mengenai gejala negatif skizofrenia ini, kadang-kadang orang lain bisa menyalahartikan  sebagai sikap malas atau tidak sopan. Mereka juga menjadi tidak peduli terhadap penampilan dan kebersihan diri mereka serta semakin menarik diri dari sosial. Karena itu gejala negatif skizofrenia bisa menjadi pemicu rusaknya hubungan penderita dengan keluarga dan teman-temannya.

Penting untuk mengenali gejala-gejala skizofrenia seperti diatas. Semakin dini skizofrenia ditangani peluang sembuhnya akan makin besar. Pada dasarnya penyebab pasti skizofrenia belum diketahui, namun sejumlah ahli meyakini bahwa perkembangan kondisi ini tidak lepas dari peran kombinasi antara faktor genetika dan lingkungan. 

Stres atau trauma diduga menjadi salah satu pemicu utama skizofrenia. Banyak hal yang dapat membuat seseorang mengalami stres. Diantaranya kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, pelecehan seksual, dan sebagainya. Seperti kasus Marshanda yang disinyalir sebagai dampak tekanan lingkungan teman-teman sekolahnya yang sering membully dirinya. Atau kasus polisi yang membunuh dan memutilasi korbannya karena pelaku stres akibat sang istri meminta bercerai.


PENGOBATAN UNTUK PENDERITA SKIZOFRENIA

Skizofrenia ditangani dengan kombinasi obat-obatan dan terapi (pengobatan psikologis). Selama periode gejala akut, rawat inap di rumah sakit jiwa mungkin diperlukan untuk menjamin nutrisi, kebersihan, dan istirahat penderita, serta menjamin keamanan diri penderita dan orang-orang di sekitarnya.
Obat-obatan
Obat-obatan merupakan penanganan awal skizofrenia, dan obat yang diresepkan oleh dokter adalah antipsikotik. Antipsikotik memengaruhi kinerja dopamin dan serotonin pada otak. Obat ini mampu mencegah, menurunkan, bahkan menghilangkan halusinasi, delusi, agitasi, serta kecemasan yang dialami penderita skizofrenia
Penanganan psikologis
Setelah gejala skizofrenia reda, disamping harus tetap melanjutkan konsumsi obat, penderita juga membutuhkan pengobatan psikologis.

Beberapa hal yang termasuk didalam penanganan psikologis .
  1. Terapi individual. Pada terapi ini penderita diajarkan cara mengatasi stres dan mengendalikan skizofrenia melalui identifikasi tanda-tanda kambuh secara dini. Terapi ini juga berguna untuk memulihkan kepercayaan diri mereka. Terapi individual juga bermanfaat untuk kembali mengembangkan kemampuan mereka untuk bekerja dalam mengisi rutinitas kehidupannya. Selain itu, dalam terapi individu, penderita skizofrenia juga akan diajarkan cara-cara untuk mengendalikan perasaan dan pola pikirnya. Tujuannya adalah untuk menggantikan pikiran negatif dengan hal-hal yang positif.
  2. Terapi kemampuan bersosialisasi. Dalam hal ini penderita diajarkan bagaimana meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
  3. Penyuluhan yang diperuntukkan bagi keluarga penderita. Guna penyuluhan ini adalah untuk memberikan pendidikan serta wawasan pada keluarga penderita skizofrenia, baik mengenai cara mengatasi masalah yang timbul akibat gejalanya, maupun cara memberikan dukungan bagi penderita skizofrenia.

Skizofrenia sebaiknya didiagnosis sedini mungkin. Makin cepat masalah kejiwaan ini tertangani, semakin besar kemungkinan penderita untuk sembuh .  Mengenal gejala dan mencari pengobatan skizofrenia lebih dini akan banyak membantu  penderita skizofrenia untuk bisa sembuh dan kembali hidup normal ditengah masyarakat. 





6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Serem juga ya mba, pas tau beritanya di tipi Ya Allah kasian bangettt.. baik pelaku maupun korbannya, pelaku juga korban sebenernya karena dia sakit. semoga tidak ada lagi ya

    BalasHapus
  3. Di sini banyak bangeet kasus seperti ini mbaaa.. Memang harus dikenali dengan baik ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya ? betul mba supaya dpt penanganan lbh baik

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...