Gbr diambil disini : |
Kasus pembunuhan yang
belum lama terjadi di Kalimantan Barat mengejutkan banyak pihak. Karena selain
membunuh pelaku juga memutilasi korbannya, kedua korbannya masih berusia sekolah. Lebih
mengejutkan pelaku pembunuhan dan mutilasi adalah ayah kandung korban sendiri, yang
notabene adalah seorang aparat
kepolisian. Dugaan sementara pelaku mengalami stress berat dipicu oleh permintaaan cerai sang istri.
Disamping stress berat yang dialami pelaku, disinyalir pelaku juga mengidap
skizofrenia.
Sebagian dari kita
masih ingat yang terjadi pada artis
Marshanda. Marshanda juga seorang penderita skizofrenia sehingga terkadang perilakunya tidak terkendali karena sesuatu sebab. Beruntung Marshanda memiliki
keluarga yang mendukungnya untuk bisa terbebas dari skizofrenia. Mungkin diluar
sana masih banyak penderita skizofrenia yang tidak mendapat penanganan dengan
baik sehingga menyebabkan banyak korban berjatuhan akibat perilaku yang tidak terkendali
dari penderita dan kurangnya pengetahuan deteksi dini penderita skizofrenia.
Skizofrenia merupakan
penyakit gangguan jiwa berat namun
sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan jika didiagnosis sejak dini, dan
penderitanya bisa kembali hidup normal.
Untuk mencegah terulang
kembali peristiwa seperti yang terjadi di Kalimantan Barat, ada baiknya kita
mengenali gejala skizofrenia. Gejala skizofrenia terbagi dua, yaitu gejala
positif dan gejala negatif.
GEJALA POSITIF
- Halusinasi. Terjadi pada saat panca indera seseorang terangsang oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Fenomena halusinasi terasa sangat nyata bagi si penderita.
- Delusi. Yaitu kepercayaan kuat yang tidak didasari logika atau kenyataan yang sebenarnya.
- Pikiran kacau dan perubahan perilaku. Penderita sulit berkonsentrasi dan pikirannya seperti melayang-layang tidak tentu arah sehingga kata-kata mereka menjadi membingungkan. Penderita juga bisa merasa kehilangan kendali atas pikirannya sendiri. Perilaku penderita skizofrenia juga menjadi tidak terduga dan bahkan di luar norma. Misalnya, mereka menjadi sangat gelisah atau mulai berteriak dan memaki tanpa alasan.
GEJALA
NEGATIF
Gejala negatif skizofrenia
biasanya sudah muncul beberapa tahun sebelum penderitanya mengalami episode
akut pertama dari kondisi tersebut. Gejala negatif berkembang secara bertahap
atau perlahan-lahan, hingga akhirnya menjadi semakin memburuk.
Gejala negatif bisa berupa:
- Rasa enggan untuk bersosialisasi dan tidak nyaman berada dekat dengan orang lain sehingga lebih memilih untuk berdiam di rumah.
- Kehilangan konsentrasi.
- Pola tidur yang berubah.
- Kehilangan minat dan motivasi baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain maupun dalam hidup secara keseluruhan.
- Ketika penderita sedang mengalami gejala negatif, dia akan terlihat apatis dan datar secara emosi. Karena tidak sadar atau tidak tahu mengenai gejala negatif skizofrenia ini, kadang-kadang orang lain bisa menyalahartikan sebagai sikap malas atau tidak sopan. Mereka juga menjadi tidak peduli terhadap penampilan dan kebersihan diri mereka serta semakin menarik diri dari sosial. Karena itu gejala negatif skizofrenia bisa menjadi pemicu rusaknya hubungan penderita dengan keluarga dan teman-temannya.
Penting untuk mengenali gejala-gejala skizofrenia seperti diatas. Semakin dini skizofrenia ditangani peluang sembuhnya akan makin besar. Pada dasarnya penyebab pasti skizofrenia belum diketahui, namun sejumlah ahli meyakini bahwa perkembangan kondisi ini tidak lepas dari peran kombinasi antara faktor genetika dan lingkungan.
PENGOBATAN UNTUK PENDERITA SKIZOFRENIA
Skizofrenia ditangani
dengan kombinasi obat-obatan dan terapi (pengobatan psikologis). Selama periode
gejala akut, rawat inap di rumah sakit jiwa mungkin diperlukan untuk menjamin
nutrisi, kebersihan, dan istirahat penderita, serta menjamin keamanan diri
penderita dan orang-orang di sekitarnya.
Obat-obatan
Obat-obatan merupakan
penanganan awal skizofrenia, dan obat yang diresepkan oleh dokter adalah
antipsikotik. Antipsikotik memengaruhi kinerja dopamin dan serotonin pada otak.
Obat ini mampu mencegah, menurunkan, bahkan menghilangkan halusinasi, delusi,
agitasi, serta kecemasan yang dialami penderita skizofrenia
Penanganan psikologis
Setelah gejala skizofrenia
reda, disamping harus tetap melanjutkan konsumsi obat, penderita juga
membutuhkan pengobatan psikologis.
Beberapa hal yang
termasuk didalam penanganan psikologis .
- Terapi individual. Pada terapi ini penderita diajarkan cara mengatasi stres dan mengendalikan skizofrenia melalui identifikasi tanda-tanda kambuh secara dini. Terapi ini juga berguna untuk memulihkan kepercayaan diri mereka. Terapi individual juga bermanfaat untuk kembali mengembangkan kemampuan mereka untuk bekerja dalam mengisi rutinitas kehidupannya. Selain itu, dalam terapi individu, penderita skizofrenia juga akan diajarkan cara-cara untuk mengendalikan perasaan dan pola pikirnya. Tujuannya adalah untuk menggantikan pikiran negatif dengan hal-hal yang positif.
- Terapi kemampuan bersosialisasi. Dalam hal ini penderita diajarkan bagaimana meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
- Penyuluhan yang diperuntukkan bagi keluarga penderita. Guna penyuluhan ini adalah untuk memberikan pendidikan serta wawasan pada keluarga penderita skizofrenia, baik mengenai cara mengatasi masalah yang timbul akibat gejalanya, maupun cara memberikan dukungan bagi penderita skizofrenia.
Skizofrenia sebaiknya
didiagnosis sedini mungkin. Makin cepat masalah kejiwaan ini tertangani,
semakin besar kemungkinan penderita untuk sembuh . Mengenal gejala dan mencari pengobatan
skizofrenia lebih dini akan banyak membantu penderita skizofrenia untuk bisa sembuh dan kembali hidup
normal ditengah masyarakat.
makin aneh penyakit sekarang
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSerem juga ya mba, pas tau beritanya di tipi Ya Allah kasian bangettt.. baik pelaku maupun korbannya, pelaku juga korban sebenernya karena dia sakit. semoga tidak ada lagi ya
BalasHapusAamiin........
HapusDi sini banyak bangeet kasus seperti ini mbaaa.. Memang harus dikenali dengan baik ya
BalasHapusOh ya ? betul mba supaya dpt penanganan lbh baik
Hapus