Loading

Selasa, 18 November 2014

Istri yang baik dalam pandangan anakku

" Mah, kalau aku sudah punya istri nanti istriku tidak boleh berkerja "
" Lho kenapa , ya tidak bisa begitu pula kan ?  Lagipula kalau istrimu itu punya pendidikan dan karir yang bagus sayang  kalau dia cuma dirumah saja terus ilmunya tidak dimanfaatkan "
" Kalau istriku bekerja terus nanti siapa yang menjaga anak-anak ? " ucapnya tidak mau kalah.
" Bukankah bisa dicarikan orang yang bisa menjaga anakmu "
" Tapi Mah, sekarang tidak mudah mencari orang yang bisa dipercaya untuk bisa menjaga anak. Lagipula aku gak mau nanti terus anakku jadi merepotkan neneknya. Mamah sudah ngurus anak-anak masa masih harus juga mengurus cucu seperti ibu anu. Ujarnya sambil menyebut nama seorang ibu. Kapan orang tua bisa beristirahat jika masih juga direpotkan dengan urusan cucu ". Ada benarnya juga apa yang sudah diucapkannya.
" Semua harus dibicarakan, Aa tidak bisa memutuskan sendiri seorang istri harus dirumah. Nanti mertuamu bisa tersinggung Lho. Mereka pikir enak saja anaknya sudah disekolahkan tinggi-tinggi akhirnya cuma jadi inem dirumah  ".
" Bisa juga kan seorang istri itu berkarir dari rumah, sehingga dia bisa tetap bekerja tapi masih bisa mengawasi keluarganya , atau mencarikan orang yang bisa menjaga anak-anak tapi tetap ada orang tua atau keluarga yang bisa mengawasi mereka".
" Aa, suami yang baik akan mendorong istrinya untuk maju, berkembang dan bertambah ilmunya. Demikian pula istri yang baik akan mendorong suaminya juga untuk maju dan berkembang".
"Aa ingat tidak dengan pepatah dibalik kesuksesan suami pasti ada istri yang hebat ".
" Istri yang mempunyai karir diluar rumah bukan berarti tidak baik, selama dia bisa menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai istri dengan baik maka tidak perlu takut jika suatu hari nanti punya anak lantas membuat  seorang istri harus kehilangan kesempatan untuk tetap berkarir "
" Komunikasi, itu kuncinya " ucapku yang membuatnya tersenyum. Entah apa yang ada dibalik senyumnya, semoga pemahaman dia bertambah mengenai sosok istri yang baik.

Sebagai orang tua saya harus bisa memberikan argumen yang mudah dipahami. Sehingga diapun bisa menerima penjelasannya tanpa merasa disalahkan. Obrolan pagi hari di meja makan saat sarapan itupun berakhir. Putra sulungku yang biasa dipanggil Aa segera pamit pergi kuliah setelah menyelesaikan sarapan paginya..

Si sulung saat ini baru memasuki usia delapan belas tahun. Di usianya yang sekarang dia sudah mulai memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Kami menganggap wajar ketika dia mulai menyukai teman perempuan di kelasnya waktu SMA, tetapi sebagai orang tua tetap mengingatkan bahwa dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Diapun faham betul sehingga tidak pernah ada acara malam mingguan dan sebagainya hanya sebatas suka.

Dengan dua orang anak yang sudah mulai memasuki usia remaja. Saya merasa masih belum menjadi orang tua dan istri yang baik. Namun demikian tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi mereka. Kami berusaha untuk menanamkan nilai-nilai baik pada anak-anak tanpa ada unsur paksaan. Karena pada dasarnya anak akan mencontoh nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga. Seperti pemikiran yang muncul tentang istri yang baik pada si sulung setelah dia kerap kali melihat seorang ibu yang setiap hari direpotkan dengan urusan memomong cucu, sementara kedua orang tuanya sibuk bekerja. Anakku itu memang pengamat yang baik, dia akan melontarkan berbagai pertanyaan dan argumen yang menurutnya tidak berkenan dihati.

Dalam pandangan anakku istri yang baik adalah yang tetap dirumah menjaga dan merawat anak-anak dengan baik tanpa harus merepotkan orang tua. Itu pemikirannya disaat usia remaja, apakah pemikirannya akan berubah sesuai dengan pertambahan usianya  ?  Saya sendiri tidak tahu, namun saya percaya dengan nilai dan norma yang kami terapkan pada mereka selama ini.  Insya Allah pilihannya kelak bisa mempunyai istri yang baik layaknya Khadijah istri baginda Rasullullah SAW.













   



m

3 komentar:

  1. Diskusi yang seruuuu. Aa udah punya pemikiran ke depan yah tentang pernikahan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mak setiap hari ada saja yg jadi bahan perbincangan, mulai dari dosen, teman kuliah sampai hal-hal yang sekarang sdg hangat diperbincangkan. Trims mak Oci sdh mampir

      Hapus
  2. Ibunya memberi jawaban yang baik. Kalau saya pribadi, tak ingin anak2 merepotkan saya dengan anak2 mereka karena saya merasakan mengurus sendiri mereka dan suka nelangsa melihat nenek2 yangmengejar cucu2nya ke sana ke mari. Tapi saya juga pengennya anak2 lelaki saya membebaskan istri2 mereka, selama kebebasan itu bertanggung jawab :)

    Makasih ya Mak sudah ikut GA kami.. mohon bersabar menunggu pengumumannya :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...