Loading

Selasa, 18 November 2014

BBM naik (lagi), mengapa harus panik !

Foto diambil dari google
Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali naik untuk yang kesekian kalinya. Setiap kenaikan BBM selalu disertai dengan berbagai gejolak di masyarakat. Demonstrasi yang menolak kenaikan BBM terjadi dimana-mana, ada yang tertib namun tidak sedikit pula yang berujung anarkis. Dan mengganggu ketertiban umum. Bagi para ibu rumah tangga kenaikan BBM ini tentu saja merepotkan, karena sudah bisa ditebak harga kebutuhan pokok juga ikut melambung dengan alasan kenaikan BBM. Padahal tidak sedikit dari mereka para pedagang yang telah lebih dulu menaikkan harga sebelum harga BBM resmi diumumkan pemerintah. Sehingga  pada saat  harga BBM benar-benar naik mereka juga ikut-ikutan menaikkan harga kembali. Tentu saja dengan keuntungan yang berlipat.  Mengapa keserakahan manusia dengan mengambil keuntungan dari kesulitan dan keterjepitan orang lain tidak pernah berubah. Mungkin memang sudah dasar dari sifat manusia itu sendiri yang selalu tidak pernah  merasa puas dengan apa yang diperolehnya.

" Tidak usahlah menjadi panik setiap kali ada kenaikan BBM. Yang penting Allah Azza Wa Jalla masih memberi rejeki untuk kita bisa membelinya " demikian ujar suami setiap kali saya mengeluhkan kenaikan BBM. Suami selalu begitu memandang segala sesuatu dengan santai, segalanya tidak pernah dibuat ribet. " Rejeki itu sudah ada yang mengatur, yang penting kita masih mau berusaha dan yakin Allah akan membukakan pintu rejekiNYA " Tidak perlu juga kita ikut-ikutan antri seperti yang lain untuk memperoleh selisih harga. Coba bandingkan selisih harga  dengan waktu yang terbuang untuk antri, apakah cukup sepadan ? Toh keesokan hari dan seterusnya juga pasti membeli BBM dengan harga yang sudah naik.

Kebanyakan dari kita yang terbiasa hidup dengan berlimpah materi sering lupa bersyukur dan mengeluh dengan dikuranginya kenyamanan. Contohnya kenaikan BBM otomatis akan mengurangi jumlah kenikmatan yang diperoleh dengan nilai yang sama diwaktu lalu. Tapi tahukah jika didaerah pelosok yang jauh dari ibu kota seperti di pelosok kota Kupang orang cuci rambut, cuci baju, cuci piring sabunnya sama yaitu detergen. Mereka tidak terpengaruh dengan kenaikan BBM yang penting mereka dapat listrik dan masih bisa makan sehari-hari. Jadi mengapa kita harus panik apalagi sampai stres. Anggaplah kenaikan BBM ini sebagai ujian untuk menguji kita juga sebagai penghapus dosa atas keresahan yang dialami.

Yang penting patut kita yakini bahwa rejeki kita telah ditetapkan oleh Allah Azza Wa Jalla. Jatah rejeki yang telah Allah tetapkan tidak akan berkurang dan bertambah karena kenaikan BBM. Namun demikian kita harus tetap bekerja menjemput rejeki, karena tidak ada seorangpun yang mengetahui seberapa besar jatah rejeki kita yang sudah Allah tentukan. Tidak perlulah kenaikan BBM dimaknai sebagai kesempitan dan berkurangnya jatah rejeki. Tapi maknai kenaikan BBM ini untuk kita lebih bertakwa kepada Allah, seperti yang tertulis dalam  QS At Thalaq ayat 2 - 3 yang berbunyi : " Siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan berikan jalan keluar. Allah akan berikan rejeki dari jalur yang tidak mereka perhitungkan ".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...