Loading

Rabu, 27 Maret 2013

In Memoriam My Father


Hari ini 27 Maret 2013 tepat tujuh belas tahun Ayahanda H. Said Wardi bin Arnapi berpulang ke Rahmatullah disaat usianya 75 tahun,  meninggalkan semua orang yang mencintainya Istri, anak, mantu, cucu dan cicit. Setelah hampir dua tahun berjuang mempertahankan hidupnya dari gerogotan kanker prostat stadium empat. Meninggalkan banyak kenangan berharga bagi kami semua yang mencintainya.

Tidak ada kecurigaan sedikitpun pada awalnya jika kanker tersebut sudah bersarang ditubuhnya dan berada pada stadium lanjut. Aktifitas yang dijalaninya sehari-hari tetap padat, dan tidak berkurang sedikitpun. Karena beliau seorang yang tidak pernah bisa diam , menurutnya jika tidak ada aktifitas justru membuatnya malah merasa sakit. Sementara kanker prostat itu sendiri adalah suatu keganasan yang menyerang kelenjar prostat. 



Sempat kutanyakan pada dokter bagaimana Ayahanda bisa terkena kanker padahal beliau seorang yang sangat disiplin dalam menjaga kesehatannya. Ayah bukan perokok, tidak suka minum kopi, tidak suka makan atau jajan sembarangan, beliau juga tetap aktif berolahraga dimasa tuanya. Dan menurut dokter, kanker adalah suatu penyakit yang hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.

Penyebab kanker prostat itu sendiri belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat, diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Jika melihat  salah satu faktor penyebab dari kanker itu sendiri adalah riwayat keluarga, setelah melihat kedalam keluarganya tidak ada satupun keluarga almarhum baik orang tua maupun saudara-saudaranya yang memiliki riwayat penyakit  kanker, kami cenderung bahwa apa yang dialami almarhum merupakan faktor usia. Ayahanda mulai terdeteksi memiliki kanker prostat pada saat usianya  73 tahun.

Kecurigaan almarhum mulai muncul  ketika dirasakan ada suatu keganjilan dimana setiap selesai  buang air kecil selalu  disertai dengan darah . Setelah melalui berbagai rangkaian pemeriksaan  dokter yang memeriksanya mendiagnosanya sebagai kanker prostat seperti gejala-gejala yang muncul pada para pasien kanker prostat, diantaranya :

  1.   Sering ingin buang air kecil terutama dimalam hari
  2.   Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni
  3.   Aliran air seni lemah atau terganggu
  4.   Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air seni
  5.   Adanya darah pada air seni atau air mani
  6.   Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
  7.  Sering nyeri atau kaku pada punggung bawah, pinggul, atau paha atas. ( dikutip dari : http://www.deherba.com/pengobatan-kanker-prostat.html )

Gejala yang pertama kali dirasakan oleh almarhum adalah seperti yang dituliskan pada nomor 5 yaitu adanya darah pada air seni. Sejak saat itu dimulailah berbagai macam pengobatan panjang, melelahkan dan menyakitkan untuknya memperoleh kesembuhan. Pengobatan yang pertama dijalaninya adalah Pembedahan, dan dilanjutkan dengan penyinaran.

Namun itu tidak berlangsung lama dan diteruskan dengan kemoterapi. Bolak balik kerumah sakit untuk menjalani berbagai pengobatan tidak pernah membuatnya mengeluh atau putus asa. Semangatnya untuk hidup tetap kuat walaupun setiap kali selesai satu tahap pengobatan disertai dengan berbagai macam rasa tidak enak. Mulai dari rambut rontok, kehilangan nafsu makan , kehilangan rasa dilidah, kulit menghitam, juga seluruh bagian mulut dan bibirnya dipenuhi sariawan  sampai berdarah-darah. Hal itu terjadi setiap kali selesai menjalani kemoterapi.

Ayah begitu kuat dan hebat walaupun lidahnya sudah tidak bisa merasakan berbagai macam  rasa manis, asin, asam, pahit, tapi apapun makanan yang disodorkan padanya tidak pernah sekalipun ditolaknya. Menurutnya makan adalah suatu kewajiban yang Insyaallah bisa membuatnya tetap kuat untuk menjalani semua pengobatan.

Kenangan terindah dan sangat berharga untukku adalah ketika Ayah tetap semangat mempersiapkan pernikahanku walaupun saat itu beliau sedang terbaring di rumah sakit. Ketika Ayah mulai sakit-sakitan tinggal saya satu-satunya putri yang belum dinikahkannya. Dua hari menjelang hari "H" pernikahanku Ayah diijinkan pulang  dokter untuk menjadi wali nikahku,  walaupun beliau sudah tidak mampu untuk berjalan sehingga harus menggunakan kursi roda. 




                Seusai menjalani kemoterapi  dua hari menjelang pernikahanku

Menikahkanku seolah menjadi terapi dan penambah semangat hidup ayah, secara luar biasa setelah itu beliau terlihat lebih sehat dan lebih segar. Jejak-jejak kesakitan seolah tidak terlihat lagi pada dirinya. Namun demikian saya diijinkan suami untuk tetap menjaga dan merawat beliau sampai benar-benar kuat. Hari-hariku diisi dengan rutinitas menjaga makanannya. Berbagai macam suplemen juga kutambahkan untuk menambah staminanya sehingga rambutnya yang dulu rontok mulai tumbuh kembali dan hebatnya malah lebih lebat dan hitam tidak memutih, kulitnya juga terlihat lebih segar dan berseri. Alhamdulillah beliaupun mulai aktif kembali dengan pekerjaan dan segala rutinitasnya.

Tapi rupanya Allah punya rencana dan kehendak yang lain disaat usia pernikahanku memasuki 6 bulan dan saat itu saya mulai mengandung 3 bulan. Kondisi fisik Ayah terlihat mulai menurun padahal kontrol ke dokter terus dilakukan, rupanya kanker sudah menyebar kemana-mana yang menyebabkan menurunnya sebagian besar organ tubuhnya. Hal yang paling kuingat saat sedang membersihkan tubuhnya, kulihat disela-sela jari kakinya banyak semut berkerumun tapi Ayah sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi saat itu. Segera kubersihkan kerumunan semut itu dan sesudahnya bisa kulihat dengan jelas darah mulai keluar dari pori-pori, rupanya pembuluh darahnya sudah mulai pecah.

Tiga hari setelah itu, sesudah maghrib seperti biasanya saya masih menyuapinya dan ayah masih menghabiskan makanannya tapi ternyata  itulah suapan saya yang terakhir. Setelah sholat Isya, serombongan bapak-bapak sepulang dari mesjid datang berkunjung untuk menengoknya, segera kami  keluar kamar untuk memberi ruang pada para tamu . Sejenak kemudian kami semua dikumpulkan dan berdoa untuk mengiringi  kepulangannya setelah itu beliau berpulang dengan penuh ketenangan. Innalillahi Wainnaillahi Rojiun.......... Ayah akhirnya berpulang untuk selama-lamanya meninggalkan kami semua yang begitu mencintainya.

Saya sangat terpukul saat pertama kali mengetahui beliau mengidap kanker prostat stadium lanjut,  seperti diketahui hanya sedikit yang bisa lolos dari penyakit tersebut. Bayang-bayang kematian sempat menghantuiku bagaimana dengan diriku setelah beliau tiada ? padahal selama ini hubungan kami sangat dekat. Beliaulah yang selalu memompa semangat saya untuk terus maju dan tidak perlu rendah diri, beliaulah yang selalu ada disamping saya disaat saya membutuhkan dukungan moral. Tapi rupanya Allah punya rencana yang lebih sempurna untuk saya satu tahun sebelum kepulangannya ketempat peristirahatan yang terakhir saya dipertemukan dengan seorang laki-laki yang kini menjadi suami, dialah pengganti ayahku sekarang. 

Terima kasih ayah engkau begitu sempurna bagi kami, engkau selalu menghadirkan rasa rindu yang mendalam bagi kami semua untuk semua kenangan indah yang berharga, beristirahatlah dengan tenang disisiNYA, terimalah doa-doa  yang kami kirimkan untukmu. Semoga surga yang Allah berikan ditempat peristirahatannmu yang terakhir, Aamiin.........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...