Loading

Kamis, 28 Juli 2016

Edukasi Kanker Dari Seorang Survivor

Edukasi Kanker Dari Seorang Survivor
Gambar koleksi Tri Wahyuni Zuhri

Saya sudah cukup lama mengenal sosok Tri Wahyuni Zuhri seorang survivor kanker yang selalu penuh semangat dan tidak pantang menyerah melawan kanker yang melekat dalam tubuhnya. Mba Yuni tidak pernah lelah berhenti memberikan inspirasi untuk teman-teman disekitarnya. Dengan berbagai pengobatan yang dijalaninya mba Yuni masih tetap bisa menulis bahkan meraih berbagai prestasi luar biasa. Sebagai seorang survivor kanker mba Yuni mencoba mengedukasi masyarakat untuk lebih memahami tentang kanker melalui berbagai tulisan di blognya www.yunirahmat.blogspot.co.id. Bahkan secara khusus mba Yuni membuat buku yang mengupas tentang kanker "Kanker Bukan Akhir Dunia". Buku yang wajib dibaca dan dimiliki oleh siapapun terutama untuk mereka yang ingin lebih mengetahui tentang kanker.

Menjadi survivor kanker tentu tidak mudah terutama untuk Mba Yuni. Saya teringat Ayahanda (alm) yang juga terdeteksi kanker prostat sudah dalam stadium 4. Entah apa yang dirasakan oleh mereka ketika dokter memvonisnya mengidap kanker. Yang saya tahu hati saya saat itu begitu hancur mendengar vonis tersebut untuk ayah. Berbagai perasaan campur aduk menjadi satu antara percaya dan tidak. Berbagai pertanyaan juga muncul dipikiran saya, kok bisa ya ayah terkena kanker ? padahal beliau termasuk orang yang sangat disiplin dalam makanan dan gaya hidup. Beliau tidak pernah merokok, jarang membeli makanan diluar dan tetap menjaga olah raga diusianya yang sudah memasuki kepala 7. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan pada dokterpun tidak pernah mendapat jawaban yang memuaskan. Tetapi ayah tetap semanngat menjalani berbagai macam pengobatan yang harus dilaluinya. 



Edukasi Kanker Dari Seorang Survivor
foto diambil disini

Seperti yang ditulis mba Yuni "Bagaimana pertama kali menghadapi vonis dokter ?" Kanker memang bukan penyakit yang ringan namun bukan berarti tidak bisa ditaklukkan dan sembh dari kanker. Betul sekali mba, vonis dokter bukan akhir dari segalanya karena yang menentukan garis hidup  hanyalah sang pemilik kehidupan, Allah SWT. Pertama kali ayah divonis kanker dokter mengatakan usia ayah tidak lebih dari enam bulan. Namun faktanya dengan semangat hidup dan berbagai pengobatan yang dijalani ayah bisa bertahan lebih dari 2 (dua) tahun. Semangat ayah untuk tetap bertahan hidup adalah melihat saya menikah dan menjadi walinya. Umur adalah rahasia Allah tetapi rupanya usia ayah hingga sampai saya menikah dan ada yang menggantikannya untuk menjaga putrinya setelah beliau tiada. 

Jika mba Yuni survivor kanker tiroid, ayah  terkena kanker prostat. Tidak ada gejala sama sekali saat itu yang dirasakan ayah hanya menurut cerita yang disampaikan pada ibu setiap habis buang air kecil disertai dengan keluarnya darah. Ayah sempat menolak untuk ke dokter saat itu karena menurutnya tidak ada rasa sakit sama sekali. Setelah dibujuk akhirnya ayah mau juga berobat. Pengobatan yang tentu saja tidak murah ya mba Yuni ? seperti halnya mba Yuni akui tapi masih ada tips yang bisa dilakukan untuk pengobatan kanker mba Yuni membagi tipsnya disini. Saat itupun selain pengobatan medis ayah masih dibantu dengan pengobatan tradisional, apakah ini yang memperpanjang usia ayah ? Wallahuallam bi sawab.

Berbicara tetntang kanker selalu membuat saya sedikit emosional terkenang kembali pada ayahanda (alm). Lebih dari 2 (dua) tahun saya mendampingi ayah menjalani berbagai macam pengobatan. Yang paling sering membuat saya tidak tega melihatnya sesudah ayah menjalani kemoterapi. Kulitnya gosong, rambut rontok, selera makan hilang, bibir penuh sariawan hingga pecah-pecah mengeluarkan darah. Saya bisa membayangkan dirimu mba Yuni tapi semangatmu luar biasa hebat. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki mba Yuni masih bisa meraih berbagai penghargaan diantaranya Finalis Kartini Next Generation 2015, 15 ibu Hebat 2015 versi The Asian Parents, Perempuan Terinspiratif 2014 versi IIDN dan berbagai perlombaan yang diikutinya. Disamping berbagai penghargaan yang diraihnya mba Yuni juga masih menulis beberapa buku. 

Mengedukasi masyarakat melalui tulisan adalah cara yang dipilih mba Yuni. Cara yang sangat tepat menurut saya karena setiap karya yang dihasilkan akan terus dibaca sepanjang masa. Teruslah berkarya  dan berprestasi mba Yuni untuk memberikan inspirasi dan motivasi tidak hanya kepada sesama survivor tetapi juga masyarakat luas. Big Hug mba Yuni.







  


7 komentar:

  1. terima kasih mba Tini telah menulis mengenai saya. Terima kasih juga sudah berbagi cerita dan pengalaman tentang almarhum ayahanda mba Tini. Saya baru tahu kalau ayah mba juga seorang survivor kanker. Sungguh sangat terharu saya membacanya.

    Apalagi saat saya baca mengenai vonis dokter yang awalnya 6 bulan, ternyata alm. ayah bisa bertahan lebih dari 2 tahun. Semua karena semangat dan memang Allah mengijinkannya.

    Cerita dan pengalaman ayaha mba ini jadi menginspirasi saya dan teman teman survivor kanker lainnya, agar tidak terus menyerah dan selalu smemangat. Biarkan Allah yang menentukan selanjutnya.

    Pelukkkk

    BalasHapus
  2. Aku belum menulis ttg mba Yuni nih ihihhihi *ketauan deh, tapi aku juga merasa dapat ilmu baru dari sharing - sharingnya mba Yuni. Perjuangan tiada akhir ya.

    Turut sedih dengan kepergian ayahanda ya mba, thanks for sharing. Semoga semangat beliau bisa terus dilanjutkan dan sehat - sehat untuk mba Tiz dan keluarga ya :* muahhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims Roos cantik.....salam juga untuk keluarga ya

      Hapus
  3. terimakasih atas tulisannya, ini membuka harapan baru bagi para pasien kanker

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingat waktu itu ada yang namanya dr warsito, ahli kanker yang dilarang buka praktek di Indonesia

      Hapus
  4. memang kanker penyakit yang mematikan tapi hita harus kuat. baik mental dan pisikologi serta dukungan dari keluarga, dan sahabat pasti kita dapat sembuh pasti kita lebih baik.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...