Loading

Rabu, 10 September 2014

Kenangan Yang Terindah

" Seandainya saja masih bisa , aku ingin kembali kemasa sekolah dulu ketika di SMP. Bagiku saat itu adalah masa yang paling menyenangkan. Tidak banyak yang harus dipikirkan paling cuma mikirin  pelajaran, pekerjaan rumah,  selebihnya main. Beda banget dengan keadaan sekarang banyak yang harus dipikirkan " ujar Jane dalam satu kesempatan yang membuat saya ikut tergelak. Jane indo Belanda yang sekarang terlihat lebih anggun dengan jilbabnya.
Berawal dari percakapan dengan Jane, saya mulai memutar kembali dan mengumpulkan serpihan-serpihan kenangan yang sudah tersimpan lebih dari tiga puluh tahun. Memory saya berhenti pada sosok seorang ibu berusia sekitar lima puluh tahunan kala itu. Beliau adalah ibu Saodah guru Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sayang mata pelajaran ini sekarang sudah dihapus. Mengingat beliau selalu membuat saya tersenyum.
Suatu ketika ibu Saodah ini mengajak kami untuk praktek memasak. Masakan yang dibuat yaitu urap. Urap itu jenis masakan yang terdiri dari berbagai macam sayuran. Ada wortel, kacang panjang, labu siam, toge dan kol. Sayuran ini direbus untuk kemudian diberi kelapa parut yang sudah dibumbui aneka macam rempah. Seharusnya kelapa ini digongseng bersama bumbunya biar kering karena sayurannya sudah direbus sehingga mengandung banyak air. Tapi oleh beliau malah dikukus yang membuat bumbu yang harusnya kering menjadi benyek. 
Beliau tidak kehilangaan akal untuk mengurangi kadar air, maka diambillah lap bersih. Kemudian ditekan-tekan diatas urapnya otomatis air menyerap kedalam lap kemudian diperas untuk membuang airnya. Hal itu dilakukannya berulangkali hingga air berkurang. Kami ketika melihat apa yang dilakukan beliau saling berpandangan dan bergidik jijik. Sehingga pada saat urap itu dibagikan tidak ada seorangpun yang mau memakannya. Semuanya menjadi mubazir karena kejorokannya. Satu hal yang tidak patut dicontoh dari seorang guru . 
Ingatan saya tidak berhenti pada ibu Saodah, berputar pada guru fisika yang cukup ditakuti oleh kami semua yaitu Pak Edi. Entah mengapa kami semua sangat takut kepada beliau entah karena pelajarannya atau karena Pak Edi jarang sekali tersenyum saat berada dikelas.
Kisah pak Edy yang killer, ibu Saodah yang jorok atau ibu Evi kepala sekolah yang keibuan, kembali berputar ditengah percakapan dengan Jane. 
Jaman saya masih SMP, anak-anak remaja sedang gandrung-gabdrungnya dengan John Travolta. Roy salah seorang teman menjadi penggemar fanatik John Travolta. Sehingga si Roy ini akan berupaya meniru apapun yang dilakukan idolanya. Mulai dari gaya rambut, jaket kulit yang selalu dipakai John Travolta hingga gaya dansanya.Ah lucu deh kalau sudah lihat dia menirukan gaya dansanya John Travolta didepan kelas jika tidak ada guru.
Cerita seru anak SMP selalu tidak lepas dari kisah cinta monyet. Seperti kisah cinta salah seorang teman yang saling taksir dengan teman sekelas. Tapi kisah cinta anak dulu berbeda dengan anak-anak sekarang. Tidak salah jika Jane mengatakan masa SMP adalah masa yang paling indah karena hanya ada rasa suka tanpa banyak beban. Bandingkan dengan anak-anak sekolah sekarang yang sudah dibebani banyak tugas sekolah . Masih ditambah lagi kegiatan lain diluar jadwal sekolah seperti ekskul atau berbagai macam les tambahan. Banyak sekali beban tugas yang harus dipikul anak-anak sekarang. Berharap mereka tidak kehilangan keceriaan masa kanak-kanaknya.
Waktu memang tidak bisa diputar kembali kebelakang. Namun kita masih bisa menciptakan suasana kebersamaan seperti saat SMP dulu dengan tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi.
Ide dari Sandra untuk menyatukan kami kembali dalam satu pertemuan. Berjalandengan sukses penuh keakraban dan kehangatan. Kami seolah  menciptakan lorong waktu kembali kemasa lalu, namun dalam kondisi semua sudah bukan Anak Baru Gede lagi melainkan sebagai orang-orang menjelang tua. Usia semua boleh tua , tapi kalau sudah berkumpul bersama  lupalah semua akan umur.
Banyak yang sudah berubah dari kami misalnya Jane yang sekarang berjilbab. "Aku muallaf" ujarnya seperti menjawab keingintahuanku. "Alhamdulillah" jawabku dalam hati. Ada keharuan yang tiba-tiba menelusuk jauh kedalam relung hati. Itu pasti bukan sebuah keputusan yang mudah untuknya.Walaupun antara saya dan Jane tidak terlalu akrab saat itu, tapi dia tetap dengan mudah bisa mengingatku walaupun sudah lebih dari tiga puluh tahun kami tidak bertemu. Dan itu cukupmengharukan untukku, terima kasih Jane.....
Terima kasih teman-teman telah menjadi bagian dalam kisah kehidupanku. Mengisi lembaran-lembaran indah, dan mengisi bab-bab terpenting dari kisah hidupku yang tidak akan mudah hilang dan terhapus begitu saja.
Menjadi sebuah cerita yang bisa kuwariskan kepada anak-anakku. Insya Allah......


Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...