Loading

Jumat, 19 Desember 2014

Bukan Suami Romantis

" Papa ini orangnya enggak romantis banget deh. Sekali-kali bikin pesta kejutan atau berikan hadiah untuk Mama. Bisa makan malam berdua kek,  belikan kado  atau ajak  Mamanya jalan-jalan. Masa Mama dibiarkan di rumah saja kan bete " komentar si sulung pada Ayahnya yang membuat saya tersenyum. Setiap hari selalu ada saja yang jadi bahan pembicaraan Rangga, si sulung. Mulai dari dosen-dosennya di kampus, klub basketnya, teman-teman kuliahnya hingga percaturan politik yang lagi hangat saat ini. Anak ini dari kecil memang sudah ramai. Setiap pulang sekolah dia selalu pulang dengan membawa segudang cerita tentang kegiatannya di sekolah hari itu. Kali ini yang menjadi topik pembicaraan adalah sifat Ayahnya yang menurutnya " Kurang Romantis ".

Suami memang bukan tipe suami romantis yang selalu memberi kejutan untuk istrinya. Dulu diawal pernikahan kami, saya seringkali kesal karena dia selalu lupa dengan hari ulang tahun saya atau hari ulang tahun pernikahan kami. Jangankan memberi kado, diingatpun tidak. " Dalam keluarga saya hari ulang tahun bukan sesuatu yang istimewa. Jadi tidak pernah ada perayaan khusus, apalagi dengan membelikan kado " demikian pembelaannya saat saya melakukan protes. Berbeda dengan kebiasaan dalam keluarga besar saya. Ulang tahun atau hari penting lainnya kami jadikan sebagai hari berkumpul keluarga dan saling mengungkapkan kasih sayang. Ibu almarhum, setiap tahun selalu mengumpulkan anak, mantu, cucu dan cicitnya  pada setiap peringatan hari ulang tahunnya. Keluarga suami  tidak pernah melakukan hal serupa. Perbedaan kebiasaan ini  terbawa dalam kehidupan kami yang sekarang. Sehingga kami juga tidak pernah membuat acara khusus untuk hari ulang tahun anak-anak.

Kegiatan saya sekarang memang lebih banyak dilakukan didalam rumah mungkin itulah yang dilihat oleh Rangga. Sehingga terlontar protes untuk Ayahnya yang meminta Mamanya sekali-kali dibawa jalan-jalan makan malam berdua diluar. Dulu, sebelum menikah kegiatan saya memang lebih banyak dilakukan diluar rumah. Sebagai seorang pengurus  organisasi difabel membuat saya lebih banyak keluar rumah saat itu. Namun setelah menikah saya memutuskan untuk berhenti total dan lebih memilih untuk mengurus anak dan suami. Memang terkadang terbersit keinginan untuk aktif kembali seperti dulu. Apalagi sekarang anak-anak sudah besar, sudah mandiri dan tidak banyak bergantung pada orangtua. Ditambah suami juga mendorong untuk aktif kembali jika saya menghendaki. Pertemuan kami pun terjadi setelah saya menyelesaikan acara Musyawarah Nasional di salah satu kota. Sehingga dia tahu persis jika dulu  saya termasuk orang yang aktif dan tidak bisa  hanya berdiam diri di rumah. Tapi keinginan itu pupus karena tidak ingin kehilangan banyak waktu berkomunikasi dan bertemu dengan anak-anak dan suami. Lagipula mengabdi untuk sesama tidak  selalu  harus keluar rumah tapi bisa juga lewat tulisan yang akhir-akhir ini mulai saya tekuni. 

Hampir dua puluh tahun  saya mengabdikan hidup untuk anak dan suami. Perbedaan-perbedaan yang timbul antara saya dan suami mulai berkurang. Tapi bukan berarti hilang sama sekali. Seperti yang Rangga katakan Ayahnya kurang romantis karena jarang memberikan kado, membuatkan pesta kejutan, mengajak ibunya jalan-jalan bukan lagi suatu hal penting untuk saya. Secangkir teh hangat di pagi hari atau pijatan lembut disaat sedang cape itu sudah merupakan hal paling romantis untuk saya. Melihat suami dan anak-anak sehat dan bahagia itu juga sudah merupakan kado  paling istimewa. Makan malam berdua di sebuah restoran mahal atau perhiasan mewah sekalipun, tetap tidak ada artinya jika saya kehilangan banyak waktu berdua dengan suami untuk saling memberi dan mencurahkan kasih sayang. Keromantisan tidak bisa diukur dari benda mahal , pesta kejutan atau seringnya jalan-jalan keluar kota/negeri. Kasih sayang utuh yang diberikan oleh pasangan, saling menjaga dan memberikan perhatian ini  jauh lebih romantis. Hal seperti ini yang belum terlalu dipahami oleh anak seusia Rangga saat ini. Jika sudah mencapai umur kedewasaannya, Rangga akan mengerti bahwa romantis itu tidak identik dengan kado atau pesta kejutan.


2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...