Loading

Senin, 29 Februari 2016

Mengenal gejala dan mengobati skizofrenia

mengenal gejala penyakit jiwa skizofrenia
Gbr diambil disini :

Kasus pembunuhan yang belum lama terjadi di Kalimantan Barat mengejutkan banyak pihak. Karena selain membunuh pelaku juga memutilasi korbannya, kedua korbannya masih berusia sekolah. Lebih mengejutkan pelaku pembunuhan dan mutilasi adalah ayah kandung korban sendiri, yang notabene adalah seorang aparat kepolisian. Dugaan sementara pelaku mengalami stress berat  dipicu oleh permintaaan cerai sang istri. Disamping stress berat yang dialami pelaku, disinyalir pelaku juga mengidap skizofrenia.

Sebagian dari kita masih ingat  yang terjadi pada artis Marshanda. Marshanda juga seorang penderita skizofrenia sehingga terkadang perilakunya tidak terkendali karena sesuatu sebab. Beruntung Marshanda memiliki keluarga yang mendukungnya untuk bisa terbebas dari skizofrenia. Mungkin diluar sana masih banyak penderita skizofrenia yang tidak mendapat penanganan dengan baik sehingga menyebabkan banyak korban berjatuhan akibat perilaku yang tidak terkendali dari penderita dan kurangnya pengetahuan deteksi dini penderita skizofrenia.

Minggu, 28 Februari 2016

Kisah inspiratif penyandang disabilitas

Rasanya tersanjung ketika seorang teman penulis juga seorang blogger dan sahabat baik saya menuliskan artikel tentang perjalanan hidup saya di theAsianparent Indonesia. Menurutnya perjalanan hidup saya inspiratif sehingga cukup layak untuk dishare, dengan tujuan bisa menginspirasi orang lain. Terima kasih banyak Momy Liza P Arjanto , terharu deh membacanya. Inilah tulisannya di the Asianparent Indonesia

Jumat, 26 Februari 2016

Manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan
Tanggal 21 Ianuari 2016 bertempat di Kantor Disnaker Provinsi Jabar, telah dilakukan launching Kartu BPJS Ketenagakerjaan kerjasama antara HWDI ( Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia ) Provinsi Jabar dengan BPJS kantor cabang Suci, kota Bandung. Tujuan dari launching ini selain memberikan kartu sebagai  peserta BPJS Ketenagakerjaan juga sebagai ajang tanya jawab dari peserta kepada pihak BPJS mengenai hal-hal teknis yang mungkin masih belum dipahami oleh peserta tentang manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan latar belakang pendidikan bukan perkara mudah untuk penyandang disabilitas. Kesempatan yang diberikan untuk mereka baik swasta maupun pemerintah masih sangat sedikit, sehingga banyak diantara mereka akhirnya menjadi wirausahawan/wati dengan membuka lapangan pekerjaan sendiri. Membuka usaha sendiri juga memiliki resiko tidak sedikit salah satunya bila terjadi kecelakaan kerja.Tidak sedikit pula diantara mereka mendapatkan upah berbeda dengan non disabilitas.

Jumat, 12 Februari 2016

Ayah dan bunda, cintai aku

Diskusi CBM dgn HWDI, Gerkatin, FKKAD, BILIC
Usai diskusi CBM dan ormas disabilitas
Minggu kemarin saya bertemu dengan  teman baik,  dia bercerita mengenai salah seorang putra sahabatnya yang berkebutuhan khusus. Sahabatnya  mengeluhkan suaminya yang seringkali tidak dapat menahan emosi dan menjadikan putranya  sebagai sasaran kemarahan . Dia kasihan melihat putranya yang selalu menjadi sasaran kemarahan ayahnya untuk alasan yang dia sendiripun tidak tahu, mengapa anaknya selalu dimarahi ayahnya ? “ Putraku itu memang beda dengan anak-anak seusianya,  sebagai ibunya aku tidak terima dia selalu dimarahi oleh ayahnya “ keluh sahabatnya.

Ayah dan bunda, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) acapkali menjadi sasaran kemarahan  atau bully dari masyarakat disekitarnya. Memprihatinkan acapkali mendengar dan melihat ABK diperlakukan tidak adil oleh lingkungan dan keluarga terdekatnya. Di bully, dimarahi, disembunyikan bahkan dibuang oleh keluarganya sendiri karena dianggap “aib atau memalukan”. 

Terbatasnya pengetahuan  masyarakat mengenai ABK membuat  ABK seringkali dianggap maaf “orang gila” atau “beban masyarakat “.  Ada juga  orang tua yang tidak siap menerima kehadiran ABK ditengah keluarganya, sehingga seringkali ABK menjadi sasaran emosi yang tidak terkendali dari orang tua.  Seperti cerita John H.G Soe yang dibuang orang tuanya karena disabilitas.

Senin, 01 Februari 2016

Achmad Firmansam, difabel yang mendedikasikan separuh hidupnya untuk pendidikan dan membangun YPAC


difabel yang inspiratif
Dok : Pak Sam Sam dlm beberapa kegiatan
Bangga bisa mengenal Achmad Firmansam Bastaman ( 59 tahun ) yang saya kenal ketika masih sebagai volunteer di YPAC. Pak Sam Sam demikian saya memanggilnya adalah satu diantara dua orang difabel yang menjadi pengurus YPAC. Sementara pengurus lainnya kebanyakan orang-orang profesional dibidangnya masing-masing, dan tentu saja mereka semua normal secara fisik. Terbersit kekaguman pertama kali melihatnya “ Kok bisa ya menjadi bagian dari pengurus YPAC diantara orang-orang professional dengan gelar akademik cukup panjang, tidak ada rasa rendah diri sedikitpun diantara para profesional itu “ Pikir saya dalam hati kala itu. Ketika itu saya masih belum tahu jika Pak Sam Sam juga seorang akademisi. 

Setelah menyelesaikan S1 saya kesulitan mendapatkan pekerjaan formal yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, saya selalu gagal setelah interview. Setelah itu saya berpikir mungkin penyebabnya karena saya seorang difabel. Kemudian Ayahanda (alm) menganjurkan saya untuk belajar organisasi. Saya yang tidak punya pengalaman organisasi sama sekali akhirnya mengajukan diri untuk menjadi volunteer di YPAC. Almamater tempat pertama kali saya bersekolah hingga kelas 4 Sekolah Dasar ( SD ). Karena orangtua melihat saya memiliki kemampuan untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum, akhirnya kelas 5 – 6 saya dipindahkan ke sekolah umum. Demikian pula dengan Pak Sam Sam yang pernah mendapatkan pendidikan di YPAC satu tahun lamanya. dan menyelesaikan pendidikan dasarnya di sekolah umum. Walaupun kami sama-sama pernah bersekolah di YPAC tapi saya tidak mengenalnya sama sekali karena Pak Sam Sam adalah senior saya.