Loading

Senin, 12 Januari 2015

Seberapa Penting Pendidikan Seks Untuk Anak ?

Gambar diambil disini
Hari minggu kemarin mendapat undangan pernikahan dari tetangga, kebetulan di hari bersamaan juga ada arisan rutin bersama teman-teman sekolah dulu. Tadinya mau ke arisan terlebih dahulu setelah itu baru menghadiri undangan pernikahan. Alasannya karena acara pernikahan diadakan di rumah sang pengundang , kebetulan rumahnya juga tidak terlalu jauh dari rumah saya. Tetapi suami meminta saya untuk ke acara pernikahan terlebih dahulu sebelum arisan. Jadilah saya mendatangi rumah yang mempunyai hajat.

Saat tiba disana ternyata sang empunya rumah beserta keluarga  dan calon pengantin pria tengah bersiap hendak pergi. Saya agak bingung, bukankah mereka mengundang beberapa tetangga yang lain juga untuk menghadiri acara pernikahan , tetapi mengapa mereka malah pergi ? Untuk apa juga kami diundang jika tidak ada pengantin dan orang tua pengantin ? Sepertinya pernikahan anak-anak itu dipaksakan. Mengapa saya katakan dipaksakan karena kedua pengantin itu usianya masih sangat muda, keduanya masih berusia dibawah dua puluh tahun. Kalau tidak salah usia mereka satu tahun lebih tua dari sulung saya yang tahun ini memasuki usia sembilan belas tahun. Dan yang lebih mengejutkan alasan dari pernikahan itu karena mempelai wanita sudah terlanjur melahirkan seorang bayi laki-laki, sebelum ijab kabul. Masya Allah............!

Pergaulan remaja sekarang begitu memprihatinkan, seringkali  mereka hanya mengandalkan emosi dan tidak berpikir panjang. Mereka lebih mengedepankan nafsu sesaat dengan mengorbankan masa depannya sendiri. Mereka tidak berpikir dampak yang ditimbulkannya tidak hanya merusak dirinya sendiri, tetapi juga merusak kehormatan dan nama baik keluarga. Belum lagi dampak dari kelahiran dalam usia dini bagi seorang wanita yang masih dibawah umur tidak hanya berbahaya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi anak yang dilahirkannya.

Beberapa Risiko Ibu Hamil Di Usia Dini :

  • Dinding rahim atau endometrium belum kuat benar. Perubahan dinding rahim setiap periode menstruasi masih belum sempurna. Ini kurang kondusif bagi proses nidasi atau menempelnya embrio ke dinding rahim. Risiko yang mengintai adalah : janin mudah keguguran, kemungkinannya 3 keli lebih tinggi dibanding mereka hamil di usia 25 tahun. Risiko berikutnya adalah pertumbuhan janin kurang sehat atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
  • Sel telur yang dihasilkan indung telur belum sempurna. Indung telur milik perempuan muda juga masih belajar memproduksi sel telur berkualitas. Apabila sel telur hasil "belajar" itu dibuahi, dan menjadi bakal manusia tidak ada yang bisa menjamin kualitas embrio yang dihasilkan.
  • Rahim dan organ panggul belum kuat menampung janin. Organ reproduksi seperti rahim, mulut rahim dan otot-otot ligamen di panggul belum matang dan belum kuat, sehingga belum siap berfungsi semestinya dalam menunjang kehamilan. dan persalinan. Bahaya yang mengintai adalah : keguguran, pendarahan, persalinan prematur, prolaps organ panggul, bahkan ruptur atau melorotnya organ panggul. Remaja muda yang melahirkan juga terancam luka serius saat melahirkan 4 kali lebih tinggi.
  • Risiko tekanan darah tinggi dan pre eklampsia. Penyebabnya tubuh ibu muda belum kuat menanggung proses kehamilan sehingga metabolisme tubuh mudah terganggu. Gejala tekanan darah tinggi umumnya belum terdeteksi pada awal kehamilan. Namun ditengah masa kehamilan bisa tiba-tiba mengalami kejang, perdarahan, bahkan berkembang menjadi eklampsia yang mengancam jiwa ibu dan janin.
  • Bahaya anemia mengintai dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. Penyebabnya adalah metabolisme tubuh ibu yang belum sempurna saat mendapat tambahan volume darah akibat kehamilan. Juga akibat pola makan minim zat besi karena wanita muda cenderung sering berdiet. Ini salah satu alasan ibu muda yang hamil wajib menjalani tes darah guna mendeteksi anemia dan thalassemia.
  • Kehamilan tidak disadari. Pada banyak kasus kehamilan muda, calon ibu terlambat menyadari kehamilan, lantaran sebelum hamil siklus haid nya memang belum teratur. Sehingga diterjemahkan sebagai kondisi biasa. Karena kehamilan tidak disadari, calon ibu muda mungkin saja  masih melakoni gaya hidup kurang sehat. Seperti diet ketat, konsumsi alkohol, paparan rokok yang dapat mengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin, sehingga pemicu persalinan prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
  • Risiko kanker leher rahim dan penyakit kelamin. Wanita yang melakukan hubungan seksual secara aktif pada usia dibawah 20 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terjangkit viruspada organ reproduksi. Seperti Human Papilloma, yaitu virus penyebab kanker leher rahim. Juga serangan penyakit kelamin  seksual, diantaranya chlamydia yang dapat menyebabkan infeksi mata dan pneumonia pada bayi, atau sifilis yang bisa mengakibatkan kebutaan pada bayi. Juga kematian pada ibu serta janin.
Begitu banyaknya bahaya yang ditimbulkan akibat kehamilan di usia muda semestinya menjadi perhatian khusus tidak hanya untuk remaja tetapi juga untuk orang tua dan pendidik. Tentang pentingnya anak-anak mendapatkan pendidikan seks  sejak dini. Sehingga mereka betul-betul paham bahwa seks bukan suatu " permainan coba-coba", tetapi merupakan sesuatu yang sakral, sehat dan hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah memiliki ikatan perkawinan.

Pendidikan seks baik di rumah maupun sekolah, sekarang bukan lagi merupakan satu pelajaran tabu seperti yang banyak dianut oleh  orang tua dulu. Dimana pendidikan seks hanya diberikan pada mereka yang sudah menikah. Saat ini pendidikan seks usia dini tidak saja menjadi bekal tetapi juga pelindung bagi anak-anak dan generasi muda. Apalagi dengan perkembangan teknologi internet, setiap anak dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang mungkin saja informasi tersebut sebetulnya masih belum saatnya diketahui oleh anak seusianya. Ilmu yang diperoleh anak tanpa ada bimbingan orang dewasa akhirnya membawa anak pada pemahaman yang salah.  Tentu saja pendidikan seks yang diberikan  tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan usia  setiap anak, sehingga mereka benar-benar mengerti apa tujuan dan maksud yang ingin disampaikan..

Mengenai kasus seperti yang saya ceritakan diatas, sekali lagi  hanya bisa berkata apakah sudah sedemikian "tipisnya" moralitas, etika dan rasa malu yang berkembang di masyarakat sekarang. Sehingga dengan tanpa beban sama sekali orang masih bisa membuat sebuah acara pernikahan dan mengundang banyak orang, padahal sudah ada seorang bayi lahir sebelum ijab kabul terjadi. Walaupun "pemberitahuan" tentang suatu perkawinan kepada masyarakat adalah "wajib" hukumnya namun tetap harus mengacu pada etika dan norma agama yang berlaku. Jika sudah begini, dimana nilai agama yang selama ini menjadi benteng dan tuntunan hidup setiap manusia ? Sudah sedemikian biasakah hal-hal seperti itu  terjadi di masyarakat  sehingga mengikis habis rasa malu, dan menganggap hal tersebut sebagai suatu kewajaran ? 


Ref :

10 komentar:

  1. Sayangnya di Indonesia yang namanya "sex" itu barang yang tabu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mas Robi harus mulai merubah paradigma itu, menjadikan pendidikan seks bukan lagi sesuatu yg tabu lagi

      Hapus
  2. hadeeh ngeri banget bacanya teh. dan parahnya, di kampungku banyaaak sekali kejadian seperti ini. saking banyaknya, hal seperti ini jadi dianggap 'biasa'. astagfirulloh... ngelus dada aku mah. sadisnya lagi, karena rata2 muda-mudi disini menikah karena hamil duluan atau karena pacaran yang berlebihan, aku jadi dibilang seperti itu juga. ah, jahiliyah deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh masa sih neng sampai segitunya, gak enak ya di samaratakan dengan hal yang negatif

      Hapus
  3. Pentiiinngggg banget! Salam kenal mak :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan yang bagus mbak! Templatenya juga keren, simpel, jafi mbacanya enak. Salam kenal...

      Hapus
    2. Terima kasih Mbak, terima kasih juga kunjungannya

      Hapus
  4. Hal ini juga melanda saya, Mak. Meskipun saya belum punya anak, tetapi saya mempunyai seorang adik perempuan yang sebentar lagi memasuki bangkus SMP. Mengingat dahulu, ketika SMP ada teman yang menikah di luar nikah, saya jadi parno sendiri.

    :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kejadian itu tidak terjadi sama adiknya ya Mak, sering2 ajak komunikasi adiknya usia2 segitu memang usia rawan, kakak dan ortu harus saling menjaga.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...