Siang ini tiba-tiba saja saya teringat dengan seorang sahabat yang sudah lama sekali tidak bertukar kabar. Ya ! dia teman baik saya ketika masih di sekolah dasar. Dia seorang yang lembut, manis, memiliki kulit putih dengan rambut terurai panjang dan suara halus, juga memiliki latar belakang pendidikan cukup baik. Sosok sempurna untuk penampilan fisik seorang wanita, hanya saja rasa percaya diri yang dimilikinya seringkali menutupi kelebihan yang dianugerahkan Allah padanya. Rasa percaya diri yang membuatnya seringkali tersisih untuk mendapatkan kesempatan yang seharusnya bisa dia peroleh. Kesempatan besar yang seharusnya bisa diperoleh harus rela dilepaskan dan menjadi milik orang lain karena dia merasa tidak percaya diri.
"Percaya diri", kata ini seringkali menjadi momok yang menakutkan dan menjadi penghambat untuk mereka yang memiliki kekurangan fisik. Siapa sih yang tidak ingin memiliki fisik sempurna, menarik perhatian dan selalu dikagumi ? tapi sejatinya bukan itu yang menjadi tolok ukur seseorang untuk terlihat " cantik atau ganteng " yang lebih penting lagi adalah inner beauty. Untuk saya pribadi seorang wanita akan terlihat cantik jika dia memiliki inner beauty, dan laki-laki terlihat "sexy " jika dia smart enak diajak berdiskusi apa saja, dan belonging a sense of humor.
Kembali pada rasa percaya sendiri, ingatan saya kembali ke masa lampau yang harus diakui terkadang rasa percaya diri itu mengalami masa-masa up and down. Ada masa-masa ketika saya berada dipuncak tertinggi rasa percaya diri . Semua serba mudah dan indah, tetapi adakalanya rasa percaya diri berada dititik terendah. Merasa diri yang paling malang, tidak berharga, tidak memiliki masa depan, tidak memilki penghargaan terhadap diri sendiri. Dan berbagai stigma negatif lainnya seperti juga yang dialami oleh sahabat saya. Dan mungkin juga oleh teman-teman yang memiliki keterbatasan .
Terkadang terlihat sebagai disabilitas banyak keuntungan juga |
Ketika rasa percaya diri rendah, saya malu mengakui sebagai orang yang memiliki keterbatasan . Salah satu contoh saya tidak ingin diambil foto dengan menggunakan alat bantu, karena itu akan memperlihatkan pada dunia luar keadaan saya yang sebenarnya. Saya menghindar untuk bisa berinteraksi secara luas dengan lingkungan baru, yang memungkinkan orang lain untuk mengetahui keadaan saya yang sebenarnya. Dan untuk mengembalikan rasa percaya diri perlu proses, perlu dukungan dan cinta dari lingkungan terdekat, terutama cinta dari keluarga. Bahwa penghargaan seseorang bukan dilihat apakah dia sempurna atau tidak sempurna secara fisik, bukan dilihat pada terbatas atau tidak terbatas mobilitasnya. Tetapi dilihat pada kepribadian dan potensi yang dimilikinya.
Walaupun hingga saat ini terkadang masih ada rasa takut dalam diri, tetapi rasa takut tersebut jangan sampai mencegah untuk maju.Saya sendiri beranggapan bahwa rasa takut sebagai kompas kesuksesan. Jadi apabila saya merasa takut tentang sesuatu itu tandanya saya belum melakukan langkah yang terbaik. Rasa takut yang diakibatkan oleh kurangnya rasa percaya diri, tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki. Hingga pada akhirnya akan menghambat proses kita untuk berkembang dan maju menjadi lebih baik. Percaya diri berlebihan juga kurang baik karena akan membuat diri menjadi lupa diri dan kurang bersyukur. Terimalah diri apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya, pupuklah konsep diri positif agar tercipta aura positif untuk penerimaan hidup lebih baik.
Mengapa harus bersembunyi dari alat bantu ? |